Tema Cerpen Pohon Keramat – Desa Kalidosu yang terletak sepuluh kilometer dari jalan utama antara Sulu dan Purudadi ini bagaikan oase yang sangat besar. Dikelilingi perbukitan kapur yang gundul, namun pepohonan yew subur, sehingga kota ini dikelilingi hutan yew. Kota ini ibarat oase karena merupakan satu-satunya kota yang memiliki beragam hasil bumi musiman, terutama buah-buahan seperti mangga, jambu biji, nangka, belimbing wuluh dan pohon melinjo yang tumbuh subur dan menjadi bahan baku kesenian melinjo di daerah tersebut. . . Rumput dapat ditanam di kawasan ini sehingga penduduk desa dapat beternak sapi dan kambing. Berbeda dengan desa sekitar lainnya yang penduduknya merupakan pelajar muslim, desa Kalidosu memiliki penduduk yang ramah dan masih mempercayai adanya makhluk halus yang menghuni benda. Namun di antara penduduk kota ini juga ada yang beragama Islam, bahkan bisa dikatakan mereka bukan ekstremis. Namun di desa yang perkembangan keagamaannya mengalami kemunduran, tidak ada masjid atau jangkar yang dibangun. Santri Sulu yang dipublikasikan menceritakan kepada warga setempat bahwa mereka menderita TBC, singkatan dari takhayul, murtad, dan fitnah.

Ada juga kebun buah-buahan di desa ini. Di tepi pepohonan tumbuh sebatang pohon berduri besar yang sudah tua, mungkin berumur ratusan tahun, sehingga sangat hijau. Saking besarnya pohon ini, diyakini ada makhluk halus yang angker dan tinggal di dalamnya. Hanya saja tanah di bawah pohon sering kotor akibat daun-daun berguguran sehingga harus dibersihkan secara rutin. Di dekat pohon terdapat sebuah mata air yang airnya jernih dan digunakan oleh penduduk desa sebagai air minum. Pemerintah desa telah membangun waduk sederhana dan masyarakat desa bebas membangunnya. Bahkan, di samping bak air, dibangun kamar mandi tanpa atap dan toilet sederhana yang hanya terbuat dari bambu dan kayu. Namun, wanita suka mandi langsung di tepi kolam renang dengan pakaiannya, sehingga ide ini menarik bagi pria. Ia selalu sibuk memandikan orang pada pagi dan sore hari. Biasanya wanita mandi pagi-pagi saat cuaca agak gelap. Saat itu belum pukul dua belas ketika para lelaki datang untuk mandi.

Tema Cerpen Pohon Keramat

Untuk mengurus kamar mandi, laundry dan toilet, Samijo, kepala desa, menugaskan Partorkho, seorang pria paruh baya. Pak Parto karena bermanfaat, dikenal cantik, dan keluarganya juga bertanggung jawab merawat taman. Sebagai penjaga kebun, ia melarang penduduk desa memetik buahnya atas nama penduduk desa. Pada setiap akhir musim buah, pemanenan dilakukan. Hasil panennya dijual dan hasilnya masuk ke kas desa dan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk desa.

Baca Juga  Berikut Yang Tidak Termasuk Jenis Teks Diskusi Adalah

Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Smp Halaman 61 62, Simpulan Unsur Cerpen Pohon Keramat

Di usianya yang empat puluh tahun, Parto menampilkan karya-karya yang menarik perhatian seluruh masyarakat setempat. Setiap malam ia duduk atau bermeditasi, bersila di antara dua batu besar yang menonjol dari pangkal pohon, meski jauh dari batangnya. Sore harinya, setelah berkunjung dan membersihkan taman, dengan bantuan istrinya, Pak Perto melakukan pemijatan. Rupanya, ia belajar pijat dari seorang tukang pijat ternama di kawasan hutan jati antara Purudadi dan Pati yang terkenal dengan aktivitas mistis dan perdukunannya. Aktivitas pijat yang dilakukan di atas tikar pandan di bawah rindangnya pepohonan Trambisi yang rindang, sejuk dan nyaman nampaknya semakin hari semakin digemari. Istrinya juga berpartisipasi dalam pertemuan ini. Kiai Fozan Saleh berkata: Syirik adalah dosa terbesar di sisi Allah.

Acara ini didengar oleh Parto dan para pengikutnya. Mereka marah, tetapi mereka hampir tidak bisa menolak gagasan pembangunan yang disetujui oleh dehiar dan walikota.

Pertanyaan baru di B. Indonesia Motto yang benar dari proyek ini adalah …. A. Lingkungan hidup yang baik merupakan bagian dari kesehatan b. Menjalani hidup sehat dengan menyimpan ilmu dari tempat yang tidak ditunjuk secara khusus oleh pembicara disebut ilmu? Pantun berikut berisi tentang… Daun talas lebar sekali Angkat daun bo Makanya jangan malas Gosok gigi pagi dan malam Tuliskan deskripsi hiu paus ditinjau dari aspwk – ciri-ciri (ukuran badan, mulut) . , kepala, sirip, warna ekor dan warna kulit 10 kata serapan bahasa jawa 10 kata serapan bahasa indonesia 10 kata serapan bahasa indonesia bahasa inggris Apakah kamu menyukai buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda online secara gratis dalam hitungan menit!

Mengenali Cerpen “Pohon Keramat” karya Yus R. Ismail Penyusun: Irfan Arzanda Deldar (6) Kenzi Amartya Yusuf (18) Sinopsis Cerpen ini berkisah tentang seorang laki-laki yang sudah lama tinggal di desa terdekat. Sebuah gunung bernama gunung Besri dan kakeknya. Ada sebuah legenda di desa ini yang masih dipercaya oleh masyarakat desanya, yaitu legenda Amba Jayasakti dan arwahnya yang tinggal di Gunung Beser. Dipercaya bahwa siapapun yang memasuki kawasan Gunung Basri di sisi lain gunung tersebut tidak akan pernah kembali. Namun, di balik dongeng yang diyakini warga desa, kehidupan di desa tersebut sangat aman dan tenteram. Semua penduduk setempat bekerja sama dan ramah satu sama lain. Banyak orang ngobrol di masjid sehabis salat, anak-anak bermain di sawah, dan pengairan sawah selalu dilakukan tanpa ada hambatan. Namun suatu saat ketenangan kota ini terganggu ketika pemerintah membangun jalan yang menghubungkan kota antar kota. Sejak itu pembangunan besar-besaran dimulai di desa, lampu-lampu desa menyala, kini warga bisa menikmati siaran televisi dan banyak anak muda yang bersekolah di kota. Namun mereka sudah mulai merencanakan pengembangan di kawasan bawah Gunung Beser. Rencana ini membagi masyarakat desa menjadi dua bagian, ada kelompok yang menentang rencana pembangunan ini karena dianggap akan mengganggu ketentraman “Mba Jayasakti”, kelompok lain mendukung rencana pembangunan tersebut dan mengatakan bahwa mitos tersebut tidak lebih dari sekedar mitos belaka. Terakhir, Kadis Pembangunan akan melakukan pertemuan dengan Wali Kota untuk mengambil keputusan secara bulat. Kakek saya pun menerima keputusan kepala pembangunan dengan syarat dia hanya bisa berkembang di daerah pegunungan. Namun setelah kakek saya pergi, pembangunan dimulai dari bawah gunung, dan kini kawasan pegunungan Besser mulai dibuka sebagai tempat untuk membangun pabrik baru. Kini mulai banyak permasalahan yang terjadi di desa ini, warga yang jarang berbincang, sering terjadi perselisihan antar petani mengenai air, dan banyak generasi muda yang putus sekolah karena kebingungan mencari pekerjaan.

Baca Juga  10 Aktivitas Ekonomi Di Pantai

Apakah Judul Cerpen Mencerminkan Isi Cerpen Pohon Keramat Bahasa Indonesia Kelas 9

B. Elemen Interior 1. Konteks : Konteks Sosial 2. Tokoh : – Saya (tokoh utama) “Saya kadang masih ngantuk, kalau turun dari rumah selalu kaget melihat Gunung Beser berdiri kokoh.Saya merasakan pagi yang membara – wangi dedaunan dan wangi tanah – wangi Gunung Basr yang tak asing lagi. Aku selalu berharap kalau turun dari rumah, aku bisa melihat gunung-gunung yang bersinar. – Kakek (wajah mendukung) “Sejak umur 5 tahun, aku tidur di rumah kakekku, setiap pagi kakek membangunkanku dan membawaku ke musholla kecil di pinggir sawah.” – Mbah Jayasakti (gambar pendukung) “Nama orang itu Jayasakti.” – Kang Hasim ( wajah pendukung) “Awalnya kakek yang mengajar, namun kemudian digantikan oleh Kang Hasim.” – Penduduk desa (gambar pendukung) “Saat panen selesai, masing-masing petani pergi membawa sawah yang luas untuk mengucap syukur. Tetangga diundang. Mereka menangkap ikan atau menyembelih ayam. Saya selalu bahagia. Kecuali kakekku yang sering mengantarku pulang. Di pertanian, saya menikmati hari-hari di sawah. Anak-anak di desa ini mengubah tempat bermainnya menjadi sawah. Ada yang membuat belalang, main musik dengan terompet kecil dari pohon padi, atau berburu burung perawan.” 3. Sifat Karakter :- Saya (Protagonis): Penonton, kami peduli terhadap lingkungan dan penghuninya.” Beberapa kali saya pernah melihat para petani berburu ikan bass atau tikus. Mereka akan mengasapi setiap lubang yang mereka temukan. Ketika permainan keluar, orang-orang akan mengejarnya sambil berteriak. Tentu saja, pemukul mendapat reaksi dari “Dia tidak menyerah. Dalam satu kali berburu, banyak tikus atau bass dapat ditemukan.” – Kakek (tokoh utama): bijaksana, sabar, fokus dan bijaksana “Sekarang adalah masa yang sulit” Kakek malam itu ketika saya bertanya mengapa Kakek setuju untuk membuka sebagian Gunung Beser, dia berkata: “Kebutuhan dalam hidup semakin meningkat. Dan banyak orang merasa bijaksana. Namun, orang bijak tidak mengetahui tentang kebijaksanaan. Mereka tidak menyadari bahwa mayoritas orang di dunia ini berada di bawah tingkat kecerdasan.”

Baca Juga  Gerak Yang Mudah Dimengerti Oleh Penonton Disebut Gerak

Mbah Jayasakti : – – Kang Hasim : – – Penduduk Desa: Dahulu penduduk desa hidup damai, namun setelah pembangunan dan bencana alam datang, kehidupan penduduk desa menjadi penuh permasalahan. Mendapat kesan yang baik. Sawah yang luas mengucap syukur. Tetangga diundang. Mereka menangkap ikan atau menyembelih ayam. Saya selalu bahagia. Selain kakekku yang sering mengajakku ke lumbung, aku menikmati hari-hari di sawah. Anak-anak di seluruh desa mengubah taman bermain mereka menjadi sawah. Ada yang membuat kupu-kupu, bermain musik dengan terompet kecil dari pohon padi, atau berburu burung yang masih asli. “Namun mereka termasuk saya tidak melihat bahwa di desa ini semakin banyak cerita para petani yang berebut air, generasi muda yang putus sekolah bingung mencari pekerjaan karena bekerja di lahan pertanian yang tandus terasa lemah. Musim sudah habis, mereka tidak datang lagi, mereka bersahabat.” 4. Struktur: struktur berkesinambungan – pengenalan lingkungan desa dekat Gunung Beser, pengenalan tokoh “Ako” dan kakek serta legenda Amba Jayasakti – permasalahan pengenalan masalah peningkatan pembangunan di desa, permasalahan rencana pembangunan di pegunungan Kecamatan Besir – Solusi Situasi di desa semakin gelap, dikhawatirkan warga desa kebingungan dan terjebak, saya biasa tidur dengan kakek saya. Setiap pagi kakekku membangunkanku dan pergi ke masjid kecil di pinggir sawah. Menang.” Di dalam mesjid: “…kamu diajak ke mesjid kecil di pinggir sawah” Di dalam sawah: