Provinsi Yang Beribukota Ambon – Jembatan merah putih membentang di Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, diambil dari udara, Minggu (29 Januari 2017). Jembatan terpanjang di Indonesia bagian timur ini menjadi ikon kota Ambon.

Maluku telah lama dikenal dunia internasional sebagai “pulau rempah-rempah” atau the island of rempah-rempah. Kawasan ini merupakan surganya produksi pala dan cengkeh. Karena kekayaan spesiesnya inilah bangsa-bangsa Eropa datang dan menguasai Maluku, dimulai dari Portugis, Spanyol, dan terakhir Belanda.

Provinsi Yang Beribukota Ambon

Maluku merupakan salah satu provinsi tertua dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Daerah ini dinyatakan sebagai provinsi bersama tujuh daerah lainnya yaitu Kalimantan, Sunda Kecil, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera, hanya dua hari setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Tarian Dan Nyanyian Asyik Daerah Ambon

Namun pembentukan resmi Maluku sebagai provinsi baru terjadi 12 tahun kemudian berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 22 Tahun 1957 yang kemudian diganti dengan UU No. 20 Tahun 1958. Hal ini terjadi karena pada awal kemerdekaan Belanda masih berusaha menguasai wilayah Maluku.

Saat itu, roda pemerintahan Maluku belum sempat berjalan karena adanya campur tangan Belanda. Padahal, pembentukannya sebagai provinsi pada tanggal 19 Agustus 1945 akan berlangsung di Jakarta, ibu kota Negara Republik Indonesia sekaligus tempat kedudukan Pemerintahan Provinsi Maluku di bawah pimpinan Gubernur Mr. J Latuharhari.

Dalam perkembangannya, Provinsi Maluku dimekarkan menjadi dua provinsi, yaitu Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara pada era reformasi. Pada tanggal 4 Oktober 1999, Presiden BJ Habibie menandatangani perjanjian pemerintah sehubungan dengan UU No. 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Baru, dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Hari lahir provinsi Maluku diperingati setiap tanggal 19 Agustus berdasarkan peraturan daerah no. 13 Provinsi Maluku (Rugi) Tahun 2005. Dengan semboyan “Sivalima” yang berarti milik bersama, daerah ini ingin memupuk persatuan dan kesatuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Provinsi Di Indonesia Beserta Ibukotanya

Provinsi yang beribukota Ambon ini memiliki luas wilayah 54.185 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 1,84 juta jiwa menurut sensus 2020.

Secara administratif, Provinsi Maluku terbagi menjadi 9 kabupaten dan 2 kota, 118 kecamatan, 33 kelurahan, dan 1.198 desa. Pada tahun 2019, kawasan ini dipimpin oleh Gubernur Murad Ismail bersama Wakil Gubernur Barnabas Orn.

Baca Juga  Perilaku Sederhana Sangat Dianjurkan Dalam Segala Hal

Seperti daerah lain di Indonesia, Kepulauan Maluku mempunyai sejarah yang panjang dan tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indonesia secara keseluruhan.

Pulau-pulau di zona “Emas Hijau” telah dihuni sejak zaman prasejarah. Ciri fisik masyarakat adat maluku sama dengan suku asli Indonesia lainnya yang merupakan keturunan campuran masyarakat Vedoid dan Negroid. Keturunan asli kedua ras ini menjadi suku baru setelah bercampur dengan suku-suku yang datang kemudian.

Fakta Menarik Maluku Tengah, Pulau Rempah Yang Pernah Jadi Tempat Pengasingan Bung Hatta

Meski fosil kerangka manusia purba belum ditemukan di Maluku, namun anggapan bahwa masyarakat prasejarah pernah hidup di sana diperkuat dengan pengalaman suku asli dalam menggunakan alat-alat warisan budaya prasejarah.

Suku yang diketahui sebagai penghuni pertama kawasan ini adalah suku Alune dan suku Vemale. Mereka mendiami Pulau Seram, Pulau Halmahera, dan Pulau Buru, serta dianggap sebagai nenek moyang suku-suku masa kini, seperti Alifuru, Togifil, dan Furu-aru.

Wilayah Maluku cukup kaya akan peninggalan Neolitikum. Di Ambon, Amus, Saparua dan Pulau Kei antara lain ditemukan alat-alat yang digunakan pada masa itu seperti kapak persegi.

Kawasan kepulauan yang kaya akan spesies ini telah dikenal dunia sejak dahulu kala. Pada awal abad ke-7, para pelaut dari daratan Tiongkok, khususnya pada masa Dinasti Tang, sering mengunjungi Maluku untuk mencari rempah-rempah. Namun, mereka sengaja merahasiakannya untuk mencegah negara lain datang ke wilayah tersebut.

Provinsi Maluku: Bumi Seribu Pulau Yang Kaya Rempah

Pada abad ke-9, para pedagang Arab berhasil menemukan Maluku setelah berlayar melintasi Samudera Hindia. Para pedagang ini kemudian menguasai pasar Eropa melalui kota-kota pelabuhan seperti Konstantinopel. Abad ke-14 merupakan masa perdagangan rempah-rempah Timur Tengah yang juga membawa Islam ke Maluku melalui pelabuhan Aceh, Malaka, dan Gresik antara tahun 1300-an hingga 1400-an.

Pada abad ke-12, wilayah Maluku dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya, sedangkan pada awal abad ke-14, Kerajaan Majapahit menguasai seluruh wilayah maritim Asia Tenggara. Saat itu para pedagang Jawa memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Pada masa Dinasti Ming (1368-1643), spesies Maluku diperkenalkan ke berbagai karya seni dan sejarah. Dalam lukisan karya VP Groeneveldt berjudul “Gunung Dupa”, Maluku digambarkan sebagai kawasan hijau dan pegunungan yang dipenuhi pohon cengkeh, sebuah oase di tengah laut sebelah tenggara. Marco Polo juga menggambarkan perdagangan cengkeh di Maluku saat berkunjung ke Sumatera.

Bangsa Eropa yang menemukan Kepulauan Maluku adalah bangsa Portugis pada tahun 1512. Saat itu, dua armada Portugis di bawah pimpinan Anthony d’Abreu dan Francisco Serau mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Tortuga. Setelah menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja setempat, seperti Kerajaan Ternate di Pulau Ternate, Portugis mendapat izin untuk membangun benteng di Picaoli.

Baca Juga  Nama Hewan Dari Huruf D

Kppbc Tipe Madya Pabean C Ambon

Begitu pula di negeri Hitu Lama dan Mamala di Pulau Ambon. Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak bertahan lama karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus menyebarkan agama Kristen.

Salah satu pendeta misionaris Katolik yang terkenal adalah Francis Xavier. Ia tiba di Ambon pada tanggal 14 Februari 1546, kemudian melanjutkan perjalanannya ke Ternate pada tahun 1547. Ia tanpa kenal lelah mengunjungi kepulauan Maluku untuk menyebarkan agama.

Persahabatan Portugis dan Ternate putus pada tahun 1570. Perang lima tahun dengan Sultan Babulah (1570-1575) menyebabkan Portugis meninggalkan Ternate dan terdesak ke Tidor dan Ambon.

Belanda memanfaatkan perlawanan masyarakat Maluku terhadap Portugis untuk menginjak-injak Maluku. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis untuk mempercayakan pertahanannya di Ambon kepada Stephen van der Hagen dan Tidore Cornelis Sebastians. Begitu pula dengan benteng Inggris Campbell, Pulau Seram, yang dihancurkan oleh Belanda. Sejak saat itu, Belanda mampu menguasai sebagian besar wilayah Maluku.

Menjajal Kuliner Nikmat Yang Otentik Khas Maluku, Dijamin Bakal Bikin Nagih

Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya Perusahaan Dagang Hindia Timur Belanda (VOC) pada tahun 1602. Sejak itu, Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah kepemimpinan Jan Peterson Cohen, kepala operasi COV, perdagangan cengkeh di Maluku sepenuhnya berada di bawah kendali COV selama hampir 350 tahun. Untuk itu, VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya yaitu Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan, puluhan ribu masyarakat Maluku menjadi korban kebrutalan VOC.

Dan pusatnya terletak di kota Ambon di Pulau Ambon. Satuan administrasi negara yang dibentuk pada tahun 1817 diberi nama

, dan sejak saat itu timbullah kebiasaan menggunakan istilah Maluku untuk seluruh kepulauan antara Sulawesi dan Irian Jaya. Ketiga bagian masa VOC itu kemudian diciptakan

Pada awal tahun 1800-an, Inggris mulai menyerbu dan menguasai wilayah Belanda seperti Ternate dan Banda. Pada tahun 1810, Inggris menguasai Maluku dengan melantik seorang jenderal resimen bernama Bryant Martin. Namun sesuai dengan Konvensi London tahun 1814 yang memutuskan bahwa Inggris harus menyerahkan seluruh wilayah jajahan Belanda kepada pemerintah Belanda, maka mulai tahun 1817 Belanda mengatur kembali kekuasaannya di Maluku.

Teka Teki Silang 2140

Gerbang Benteng Duurstede di Pulau Saparua, Maluku Tengah, Jumat (21/06/2013). Benteng ini dibangun pada tahun 1676 oleh Arnold de Vlaming Van Duuds Hoorn. Pada masa penjajahan, benteng yang juga pernah dijadikan gudang rempah-rempah ini menjadi saksi kisah perlawanan masyarakat Sapparu yang dipimpin Kapitan Pattimura.

Baca Juga  Bagaimana Posisi Kaki Saat Melakukan Lompat Kangkang

Kembalinya kekuasaan kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari masyarakat. Hal ini disebabkan oleh hubungan politik, ekonomi, dan sosial yang buruk selama dua abad. Masyarakat Maluku akhirnya bangkit angkat senjata di bawah pimpinan Thomas Matulesi yang diberi gelar Kapitan Pattimura, mantan sersan tentara Inggris.

Pada tanggal 15 Mei 1817, terjadi penyerangan terhadap benteng Belanda “Durstede” di Pulau Saparua. Penduduk Van der Berg terbunuh. Pattimura dibantu dalam perlawanan ini oleh teman-temannya, antara lain Philip Latumakhina, Anthony Rybock dan Said Command.

Kabar kemenangan pertama ini membangkitkan semangat perlawanan rakyat di seluruh Maluku. Paulus Tiahahu dan putrinya Christina Marta Tiahahu bertempur di Pulau Nusa Laut, sedangkan Kapitan Ulupaha bertempur di Ambon. Namun perlawanan rakyat ini akhirnya ditumpas oleh pemerintahan Belanda melalui penipuan dan kelicikan. Pattimura dan kawan-kawan dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung pada 16 Desember 1817 di Benteng Nieuw Victoria, Ambon. Sedangkan Christina Marta Tiahahu tewas di kapal dalam perjalanan menuju pengasingan di Jawa dan jenazahnya dilepas ke Laut Banda.

Nama Kabupaten Dan Kota Di Kepulauan Maluku, Berjumlah 21 Kabupaten/kota

Pecahnya Perang Pasifik pada tanggal 7 Desember 1941 sebagai bagian dari Perang Dunia II menandai era baru dalam sejarah kolonialisme di Indonesia. Gubernur Jenderal Belanda AVL Tjarda van Starkenborg mengumumkan melalui radio bahwa pemerintah Hindia Belanda sedang berperang dengan Jepang.

Tidak sulit bagi militer Jepang untuk merebut kekuasaan di Indonesia. Di Maluku, pasukan Jepang masuk dari utara melalui Pulau Morotai dan dari timur melalui Pulau Misol. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah Maluku bisa dikuasai Jepang. Patut dicatat bahwa selama Perang Dunia Kedua, tentara Australia berperang melawan pasukan Jepang di desa Taviri. Untuk mengenang hal tersebut, di Desa Taviri, tak jauh dari bandara Pattimura, didirikan sebuah monumen Australia.

Dua hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Maluku dinyatakan sebagai provinsi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun pembentukan dan kedudukan provinsi Maluku saat itu harus dilakukan di Jakarta karena setelah Jepang menyerah, Belanda (NICA) segera masuk ke Maluku dan menghidupkan kembali sistem pemerintahan kolonial di Maluku. Belanda terus berusaha menguasai kawasan kaya rempah ini. Bahkan setelah mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, Belanda mensponsori pembentukan Republik Maluku Selatan (RMS).

Pembentukan resmi Maluku sebagai provinsi baru terjadi 12 tahun kemudian berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 22 Tahun 1957 yang kemudian diganti dengan UU No. 20 Tahun 1958. Hal ini terjadi karena pada awal kemerdekaan Belanda masih berusaha menguasai wilayah Maluku.

Daftar Nama Provinsi Dan Ibukotanya

Campur tangan Belanda menyebabkan roda pemerintahan daerah

Bika ambon yang enak, penginapan di ambon yang murah, ambon termasuk provinsi, provinsi bangka belitung beribukota di, provinsi ambon, yang jual bika ambon terdekat, bika ambon medan yang terkenal, negara yang beribukota di kathmandu, bika ambon adalah makanan khas dari provinsi, peta provinsi riau yang jelas, ambon ibukota provinsi, ambon terletak di provinsi