Pengasuh Pondok Pesantren Di Jawa Barat Disebut – Kota Bekasi – Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits (Ponpes) di kota Bekasi, Jawa Barat. Ia juga mengingatkan para pelajar untuk belajar dengan baik agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Puan tiba di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Pondok Gede, Bekasi, Rabu (21/08/2022), disambut ribuan santri yang melantunkan lagu Salawat Yaa Lal Wathan. Puan didampingi Pembina Pondok Pesantren Mahasina, Dr. KH Abu Bakar Rahziz dan Nyai Badriyah Fayumi menyapa para santri.

Pengasuh Pondok Pesantren Di Jawa Barat Disebut

Sekadar informasi, Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits mengusung konsep “Pendidikan Terpadu Kader Ulama, Pemimpin yang Berakhlak Al Quran dan Berwawasan Kebangsaan”. Yang dimaksud dengan pendidikan terpadu adalah pendidikan yang terpadu, terkoneksi, berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain yaitu Pondok Pesantren, MT dan MA.

Profil Pondok Pesantren Abu Manshur Cirebon

Menurut para wali pesantren, salah satu program pesantren ini adalah kepemimpinan dan karakter. Pondok Pesantren Mahasina juga menyelenggarakan pendidikan tanpa diskriminasi, sehingga santri yang bersekolah di Pondok Pesantren berasal dari latar belakang yang beragam.

“Saya senang ada pendidikan karakter dan kebangsaan di Pondok Pesantren Mahasina. Tidak ada diskriminasi juga, saya senang sekali. Kami akan bantu agar Pondok Pesantren ini bisa berkembang lebih jauh lagi,” kata Puan.

Seluruh santri di Pondok Pesantren Mahasina telah menyelesaikan pendidikan formal pada jenjang Tsnawiyah dan Aliyah (SMP/SMA). Tahun lalu, lulusan Aliyah Ponpes Mahasin 100 persen merupakan lulusan perguruan tinggi negeri (PTN).

Puan juga memberikan pujian kepada santri Pondok Pesantren Mahasina Bidang Tahfidz dan Tahfidzul Quran. Mereka juga hafal kitab kuning serta menguasai bahasa Inggris dan Arab. Setiap tahunnya jumlah santri yang belajar di Pondok Pesantren Mahasina semakin meningkat, dari hanya 17 santri pada tahun 2016 menjadi lebih dari 1000 santri.

Kemandirian Pesantren Ala Sidogiri (3)

Dalam kesempatan tersebut, salah satu siswi bernama Halimatul Syadiah menyatakan ingin seperti Puan. Ia lalu bertanya apa resep menjadi wanita sukses.

“Karena ada yang menganggap perempuan di bawah laki-laki, sehingga kurang percaya diri untuk menunjukkan kemampuannya,” kata Halimatul yang meminta buku Dalilil Falihin (inti kitab Riyadus Salihin) dari Puan.

Baca Juga  Istilah Peradilan Bebas Yaitu Peradilan Yang

Puan kemudian meminta seluruh santri di Pondok Pesantren Mahasina, khususnya putri, untuk selalu percaya diri. Ia menyebut Indonesia punya banyak perempuan hebat, bahkan punya presiden dan ketua DPR perempuan.

“Jadi seorang wanita bisa. Seorang wanita tidak boleh percaya diri. Anda harus berjuang untuk nasib Anda sendiri. Kita harus punya tekad yang kita bisa. Siapa tahu bisa menggantikan dia sebagai Ketua DĽR seperti saya, kata Puan.

Profil Pondok Pesantren Babussalam

“Karena Bu Puan adalah tokoh yang paling penting. “Presiden DLR juga anak dari Ibu Megawati dan cucu dari Bung Karn,” kata Ihsan yang bercita-cita kuliah di Kairo.

Wanita pertama yang menjabat Presiden RI ini kemudian mengatakan, negara mengakui peran santri dalam menguasai dan menjaga kemandirian bangsa Indonesia. Salah satunya, kata Puan, adalah Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menetapkan Hari Santri Nasional setiap tanggal 22 Oktober.

“Pengakuan terhadap peran santri oleh negara harus ditunjukkan dengan kerja nyata para santri, khususnya dalam menjaga negara Pancasila dari berbagai pihak yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain,” jelasnya.

“Mahasiswa juga dapat menunjukkan kecintaannya terhadap Indonesia dengan menjadi putra-putri terbaik bangsa, giat belajar dan selalu menjadi yang terbaik di berbagai bidang untuk memajukan Indonesia,” tambah Puan.

Sekolah Al Hamidiyah

Ia menambahkan, pesantren merupakan salah satu tempat lahirnya nasionalisme bahkan sebelum kemerdekaan. Puan kemudian menyinggung peran para pimpinan pesantren yang bersama Proklamator RI Soekarno turut membangun Indonesia.

Dahulu ada tradisi perjuangan bersama antara Bung Karn dan Kyai untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kata cucu Bung Karn itu.

Sementara itu, Kepala Pondok Pesantren Mahasina KH Abu Bakar Rahziz mengucapkan terima kasih atas kehadiran Puan. Apalagi Puan berasal dari keluarga Bung Karna yang semasa hidupnya dekat dengan pesantren.

“Alhamdulillah hari ini ada Nona Puan di sini. Beliau berasal dari keluarga pencetak sejarah Indonesia. Kakeknya adalah seorang penyiar dan presiden pertama,” kata KH Abu Bakar Rahziz.

Islam Adalah Way Of Life And Rahmatan Lil Alamin, Visi Pesantren Darussalam Halaman 1

“Ibunya adalah presiden dan wakil pertama. Kakeknya presiden, ibunya presiden, anaknya calon presiden. Semoga Mbak Puan panjang umur dan selalu menebar manfaat bagi bangsa. “Semoga perjalanan Ibu Puan menjadi berkah dan inspirasi,” imbuhnya. “Kami bertekad menjadikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah sebagai kader nasional saat ini yang mempunyai daya juang maksimal dan akhlak yang baik bagi Indonesia serta dapat diraih oleh seluruh lapisan masyarakat melalui keberhasilannya. Cita-cita kemerdekaan Indonesia untuk mencapai kesejahteraan dan memajukan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali.”

Baca Juga  Saat Melompat Sebaiknya Menggunakan Kaki Terkuat Sebagai Tumpuan Karena

Sejarah dan Keluarga Kiai Asep merupakan sosok Kiai yang kharismatik. Kiai Asep adalah pendiri dan pengurus Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet. Kiai Asep merupakan putra terakhir dari salah satu pendiri Jamiyah Nahdlatul Ulama yang beralamat di Leuwimunding, Jawa Barat. Kiai Asep lahir dari istri ketiga Kiai Abdul Chalim dan Kiai Abdul Chalim yaitu Nyai Qana’ah dari Plered Cirebon. Kiai Asep lahir di Leuwimunding, Jawa Barat pada tanggal 16 Juli 1955.

Pada tahun 1980, Kiai Asep menikah dengan Nyai Hj. Fadilah dan dikaruniai 9 orang putra dan putri bernama M. Albarra, Imadatussaadah, Fatimatuzzahroh, Muhammad Ilyas, Hanatussaadah, Muhammad Habiburrahman, Muhammadul Azmi Al-Mutawakkil Alallah, Siti Juwairiyah, D Muhammad Sahuyydul. Lahir dari keturunan murni NU.

Kiai Asep memang mempunyai takdir Kiai. Hal ini terlihat pada ayahnya, Kiai Abdul Chalim yang kerap disebut-sebut dan dikaitkan dengan berdirinya NU. Sebab Kiai Abdul Chalim merupakan tokoh nasionalis yang banyak membantu para pendiri NU yaitu KH. Hasyim Asy’ary dan KH. Wahab Hasbullah. Kiai Asep juga bukan pemimpin berwibawa yang hanya mendahulukan kepentingan pribadi di atas kelompok dan hanya mementingkan keputusan pribadi. Namun beliau merupakan pemimpin demokratis yang mengutamakan tujuan bersama untuk mencapai tujuan yang maksimal.

Pondok Pesantren Tebuireng

Pada awal tahun 1974, Kiai Asep berkelana ke berbagai tempat di Pulau Jawa untuk mencari pengalaman dan menimba ilmu. Kota-kota yang menjadi saksi perjuangan hidupnya antara lain Jember, Banyuwangi, Lumajang, Bandung, Jakarta, Banten, Palembang, dan terakhir Surabaya. Banyak yang telah dilakukan Kiai Asep dalam perjalanan ini, bahkan di Surabaya Kiai Asep adalah seorang kuli bangunan.

Kiai Asep juga mengenyam pendidikan di beberapa pesantren antara lain: Pesantren Cipasung Jawa Barat, Pesantren Sono Sidoarjo, Pesantren Siwalanpanji Sidoarjo, Pesantren Gempeng Bangil, Pesantren Darul Hadir Malang dan terakhir Pesantren Sidosermo. Sekolah Sekolah Surabaya.

Kiai Asep Saifuddin Chalim dibesarkan di Pondok Pesantren Al-Khozini Sidoarjo sepeninggal ayahnya. Meski Kiai Asep merupakan anak dari salah satu Kiai terkemuka saat itu, namun penampilan Kiai Asep tetap sederhana. Namun kecerdasannya terlihat sejak duduk di bangku kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah) saat masih bersekolah di desa Leuwimunding Jawa Barat, bahkan ia dikenal sebagai santri cerdas yang gemar membaca kitab-kitab salaf yang akhirnya menjadikan dirinya Kiai Asep salah satu santri. KH populer. Abbas, salah satu pengurus Pondok Pesantren AlKhozini Sidoarjo.

Semasa SMA, ia mengenyam pendidikan di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Setelah lulus SMA, Kiai Asep melanjutkan pendidikannya di SMA, namun ia baru mencapai kelas 2 SMA karena ayahnya meninggal, namun Kiai Asep tetap melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Al-Khozini.

Baca Juga  Gambarkan 2 Macam Pola Lantai Lengkung

Pondok Pesantren “gelar”cianjur, Pondok Pemersatu Umat Sejak Zaman Pra Kemerdekaan

Setelah mendapat ijazah kelulusan dari Pondok Pesantren Kiai Al-Khozini, Kiai Asep melanjutkan studi di IAIN Surabaya pada tahun 1975, mengambil jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab. Hanya sedikit orang yang mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan Kiai Asep semasa kuliah atau bahkan organisasi apa saja yang diikutsertakan Kiai Asep. Karena belum menyelesaikan gelar sarjananya, ia mendaftar program D3 Bahasa Inggris di IKIP Surabaya dengan ijazah SMA.

Ia kemudian mengajar di SMA Negeri 2 Lamongan selama 7 tahun. Kemudian Kiai Asep melanjutkan studinya di IKIP Malang. Di lain waktu, Kiai Asep menyelesaikan pendidikan magisternya pada tahun 1997 di Unisma Malang dan doktoralnya pada tahun 2004 di UNMER Malang.

Bagi banyak orang, Kiai adalah Kiai Asep Saifuddin yang gigih dan tangguh. Ia harus bolak-balik Surabaya ke Pacet setiap hari untuk menularkan ilmu kepada murid-muridnya. Sehabis subuh, jadwal rutinnya mengajar pengajian pagi di Masjid Pondok Pacet. Kemudian Kiai Asep langsung berangkat ke Surabaya untuk berbagai keperluan. Mulai dari rapat staf administrasi, rapat guru hingga menerima berbagai tamu dan menghadiri berbagai undangan. Sore harinya, Kiai Asep kembali ke Pacet dan sesekali mengajar pengajian malam (mujadi).

Ia pernah menjadi pengurus PC NU Suarabaya, Ketua MUI Surabaya, anggota DPRD Surabaya dari Partai PKB. Ia kemudian mengundurkan diri dari jabatannya setelah 4 bulan karena dianggap lebih cocok untuk pendidikan. Statusnya kemudian meningkat setelah menjadi dosen di IAIN Surabaya.

Pengasuh Pondok Pesantren Ulumul Qur’an Depok Jawa Barat Beri Motivasi Santri Putri Darul Amanah

Hingga saat ini, Kiai Asep Saifuddin Chalim menjabat sebagai Rektor Institut Al-Khozini Buduran. Pada Minggu, 30 Oktober 2016, ia dilantik menjadi Ketua PERGUNA (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) Jawa Timur. Kiai Asep Saifuddin Chalim selama ini banyak melakukan kegiatan untuk mendukung PERGUNA (Himpunan Guru Nahdlatul Ulama). Bahkan mereka yang diangkat menjadi anggota PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) patut berbangga karena mampu memajukan bangsa dalam dunia pendidikan.

Nasib baik mulai menyambutnya setelah mendirikan biro perjalanan Yayasan Hajdanumrah Amanatul Ummah (KBIH). Beliau sendirilah yang mencari calon jamaah haji untuk mendampingi mereka. Bermodalkan uang hasil pekerjaan tersebut, Kiai Asep mulai membangun Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Kiai Asep tidak menginginkan bantuan dana dari pemerintah untuk mendirikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Kiai Asep selalu optimis mewujudkan cita-citanya yakni membangun Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Ditemani istrinya, Kiai selalu optimis. Cita-citanya menjadikan Kembang Belor, bersama Pondok Pesantren Amanatul Ummah, menjadi kawasan pendidikan yang semakin diperhitungkan di Tanah Air. Bahkan, banyak yang siap mendukung keinginan Kiai Asep tersebut.

Kini IKHAC (Institut KiaiHaji Abdul Chalim) berdiri megah dan kokoh. lembaga

Pesantren Terbaik Di Bandung (rekomendid)

Pondok pesantren terbaik di jawa barat, pengasuh pondok pesantren langitan, sambutan pengasuh pondok pesantren, gus baha pengasuh pondok pesantren, pondok pesantren salafi di jawa barat, pondok pesantren tahfidz di jawa barat, pengasuh pondok pesantren lirboyo, pondok pesantren jawa barat, pondok pesantren di jawa barat, pengasuh pondok pesantren, pondok pesantren modern di jawa barat, pengasuh pondok pesantren buntet cirebon