Mengapa Pada Saat Mengambil Keputusan Harus Mendahulukan Kepentingan Bersama – Mattāsukhapariccāgā passa ce vipulam sukhaṁ. caje mattāsukhaṁ dhiro sampassṁ vipulṁ sukhaṁ. Jika kebahagiaan yang lebih besar dapat diperoleh dengan melepaskan kebahagiaan yang lebih kecil, maka orang bijak harus melepaskan kebahagiaan yang lebih kecil tersebut untuk memperoleh kebahagiaan yang lebih besar. (Dhampad: syair 290)

Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat beragam baik itu ras, suku, budaya, bahasa, agama, dan lain sebagainya. Keberagaman dan keberagaman yang ada dipersatukan oleh Pancasila sebagai identitas bangsa. Pancasila sebagai dasar negara, keberagaman dan keberagaman merupakan anugerah bagi bangsa ini.

Mengapa Pada Saat Mengambil Keputusan Harus Mendahulukan Kepentingan Bersama

Pancasila adalah warisan berharga nenek moyang kita yang beradab. Nenek moyang kita telah membuktikan keefektifan Pancasila dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman dan keberagaman. Pancasila terbukti menjadi faktor pemersatu di antara keberagaman dan keberagaman yang ada saat ini.

Tapak Jejak Menguasai Hubungan Intrapersonal Dan Interpersonal By Ditmawaipb

Di tengah gencarnya gempuran globalisasi dan tantangan kehidupan yang semakin kompleks, sangat penting bagi kita untuk menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena nilai-nilai luhur Pancasila selalu harmonis dan tak lekang oleh waktu; Dulu, sekarang dan masa depan.

Salah satunya adalah mengutamakan kepentingan umum. Ukuran pengutamaan kepentingan umum erat kaitannya dengan kepentingan bersama dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, jika mewujudkan aspirasi yang lebih bersifat bersama berkaitan dengan kepentingan bersama, maka tentunya hal ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kepentingan umum.

Kemerdekaan Indonesia merupakan bukti nyata kesungguhan para pendiri negara yang mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan. Keikhlasan para pendiri bangsa menjadi mercusuar dan teladan berharga bagi seluruh anak bangsa.

Mengutamakan kepentingan umum merupakan bagian integral dari praktik dan praktik keagamaan yang moderat. Yang digambarkan dalam empat indikator moderasi beragama:

Jadi Pengusaha Sukses Itu Susah! Makanya Hindari 3 Kebiasaan Buruk Berikut Ini

Pertama, komitmen nasional; Seperti pandangan, sikap dan praktik keagamaan yang mempengaruhi kesetiaan terhadap konsensus dasar nasional yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhanika Tunggal Eka. Seseorang yang mengikuti ajaran agama adalah orang yang menunaikan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Sebagai warga negara memenuhi tanggung jawabnya merupakan wujud ketaatan pada ajaran agama.

Baca Juga  Mengapa Nabi Muhammad Saw Disebut Rasul Terakhir Jelaskan

Kedua, toleransi; Fundamental untuk menjaga keharmonisan dan keberagaman Indonesia. Prinsip toleransi adalah semangat mengedepankan kesetaraan dan menghargai perbedaan. Perlakukan orang lain sebagai saudara yang saling mendukung dalam mempererat tali persaudaraan dan menjalin persaudaraan sejati. Dengan kata lain, memanusiakan orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya.

Ketiga, tanpa kekerasan; Dimana cara-cara kekerasan/ekstrim tidak digunakan untuk mencapai perubahan yang diinginkan, baik melalui pikiran, perkataan, atau perilaku, dan bertentangan dengan tatanan sosial yang berlaku. Namun dengan menggunakan amalan beradab yang didasari oleh pikiran, perkataan dan perilaku yang dipenuhi rasa cinta (metta) dan kasih sayang/kasih sayang terhadap sesama (karuna).

Terakhir, rangkullah budaya lokal; Dimana sikap keagamaannya ramah dalam menerima budaya dan tradisi setempat. Dengan kata lain, sesuai dengan budaya lokal dan tradisi yang ada, sepanjang tidak bertentangan dengan persoalan mendasar dan prinsip ajaran agama.

Contoh Perilaku Demokrasi Oleh Pelajar Di Lingkungan Sekolah

Mengutamakan kepentingan umum merupakan penjelasan implementasi nilai-nilai luhur Pancasila yang tertuang dalam butir-butir Pancasila sebagai pedoman bagi seluruh komponen anak bangsa.

Dalam rangka memenuhi kepentingan bersama dan cita-cita bersama yang lebih luas, maka penempatan kepentingan umum harus mampu memberikan manfaat dan kebahagiaan yang lebih luas kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam Angutara Nikaya III, 288-289, Great Master Buddha menganjurkan “enam dhamma” agar kita saling mengingat, saling mencintai, saling menghormati, saling membantu, menghindari perselisihan, yang akan menunjang keharmonisan, persatuan dan kesatuan. .

“Enam Dhamma” tersebut terdiri dari: 1.) Memancarkan cinta kasih (Metta) dalam perbuatan sehari-hari, maka akan timbul rasa damai, harmonis dan bersatu. 2.) Menggunakan cinta (meta) dalam setiap perkataan, berbicara dengan sopan santun tanpa menyebarkan rumor, gosip dan fitnah; 3.) Selalu fokuskan pikiran pada kebaikan, bukan ingin mencelakakan orang lain. 4.) Dapatkan karma baik, buah kebahagiaan, usahakan jangan serakah dan bagikan kebahagiaan itu kepada orang lain serta rasakan kepedulian sosial. 5.) Moralitas (sila) dalam pergaulan sosial, menaati moralitas dengan ketat, tidak melakukan apa pun yang menyakiti perasaan orang lain; dan 6.) mempunyai visi yang sama, yaitu membebaskan diri dari penderitaan dan menuntun seseorang bertindak sesuai dengan visi tersebut, hidup rukun, bukan memperebutkan perbedaan pendapat.

Bagaimana Cara Mengambil Keputusan Dengan Musyawarah? Kelas 5 Sd Tema 2

Mari kita utamakan kepentingan umum disertai pengamalan “Enam Dhamma” yang bersifat universal untuk mewujudkan keselarasan, persatuan, dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mereka berkepribadian sederhana, tidak membeda-bedakan orang berdasarkan statusnya, selalu teguh membela syariat Islam dan tangguh terhadap musuh-musuh Islam.

Baca Juga  Kekurangan Energi Otot Adalah Sebagai Berikut Kecuali

Seperti yang dilakukan Khalifah, pemimpin umat Islam, Umar bin Khattab. Beliau selalu memberikan perhatian penuh kepada orang-orang yang dipimpinnya, baik Muslim maupun non-Muslim. Umar berusaha belajar langsung tentang berbagai permasalahan yang dihadapi umat ISIS.

Ameerul Momineen selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sekitar lokasi dan bila perlu turun tangan dengan cepat memberikan bantuan kepada warga yang mengeluh atau menghadapi kesulitan. Umar bin Al-Khattab Radiyallahu Anhu mengikuti perkataannya: “Kalau dia sendiri tidak merasakan apa yang dirasakan orang lain, bagaimana dia bisa tahu.”

Tanggung jawab kepemimpinan yang besar berada di tangan Khalifah Umar Ibn Al-Khattab (Radi Allahu Anhu). Dikenal sebagai Khalifah yang sangat dekat dengan rakyatnya.

Apa Itu Financial Freedom? Walau Banyak Pengeluaran, Generasi Millenial Bisa Kok Mencapainya!

Di mana ada orang yang sengsara, di situ ada Khalifah Umar. Anda harus keluar dari kesengsaraan Anda. Para sahabat sangat memuji Khalifah Umar bin Khattab. Mereka.

Umar Bin Khattab Radiyallahu Anhu Perlakukanlah keluargamu dan kaummu sesuai dengan bagiannya. Tidak ada keistimewaan khusus bagi keluarga Khalifah. Suatu hari Umar bin Al-Khattab (RA) Dikunjungi putranya Abdullah bin Umar. Saya makan daging lagi. Umar Radiyallahu Anhu berkata kepada putranya, Wahai Abdullah, apakah kamu makan daging karena kamu adalah putra Ameerul Mukminin dan orang-orang sekarat kelaparan, apakah roti dan minyak tidak cukup?

Umar bin al-Khattab tidak ingin jabatannya sebagai Khalifah dijadikan peluang oleh keluarganya untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan.

Ketika Madinah mendapat bantuan dari berbagai daerah, Hafsa binti Umar bin Khattab. Ia meminta bagian sambil berkata: “Wahai Khalifah, keluargamu mempunyai hak atas harta ini, Allah telah mewariskannya kepadamu.”

Cara Dapat Keputusan Yang Baik

Umar menjawab: “Hafsha putriku, hak keluargaku atas hartaku, meskipun itu bukan milikku, tetapi hak kaum muslimin, pulanglah!”

Suatu hari datanglah seorang tamu menghadap Umar bin Khattab. Setelah duduk, Amirul Momineen menanyakan tujuan kunjungannya: “Wahai Phulan, maukah Anda menemui saya untuk berbicara sebagai Umar atau sebagai Khalifah?” Tamu itu menjawab: Saya datang untuk berbicara kepada Anda sebagai Umar. Umar kemudian segera mematikan lampu. Tentu saja tamu tersebut bingung saat melihat lampu mati dan bertanya, “Kenapa lampunya mati, bukannya gelap?”

“Minyak pada lampu ini berasal dari negara, milik rakyat, makanya saya matikan, karena saya Omar, bukan Khalifah.” jawab Amirul Mukminin.

Salah satu wali pada zaman Khalifah Umar bin Khattab. Ia pernah mengirimkan hadiah makanan kepada Khalifah. Umar melihat makanan di atas meja dan bertanya kepada utusan yang membawakan makanan itu: Makanan apakah ini? Rasulullah menjelaskan: “Ini adalah kue buatan masyarakat negeri kami yang sengaja dikirimkan kepada Tuan Utbah bin Farqad.” Umar pun mencicipi makanan tersebut dan ternyata lezat.

Baca Juga  Harmonisasi Adalah

Sikap Yang Menunjukkan Pengutamaan Terhadap Kepentingan Bangsa, Materi Ppkn

Umar radhiyallahu ‘anhu lalu bertanya, “Apakah semua orang makan ini?” Utusan itu menjawab tidak, makanan ini hanya untuk beberapa orang saja. Setelah itu, Umar menutup wadah makanan itu dan berkata kepada utusan itu, “Sekarang ambillah makanan itu, kembalikan kepada Utbah, katakan padanya, kata Umar kepadamu, bertakwalah kepada Allah, dahulu kaum muslimin di negerimu diberi benda ini.” Isilah dengan air yang akan membuatmu bahagia. !'”

Suatu sore banyak pedagang tiba di Madinah dan mendirikan tendanya di atas bukit yang tinggi. Umar ingin mengajak salah satu temannya Abd al-Rahman bin Auf untuk menemuinya. Abd al-Rahman bertanya kepada Umar, “Wahai Amirul Mukminin, mengapa kamu memaksakan diri pergi ke sana pada malam hari seperti ini? Bukankah sudah waktunya bagimu untuk beristirahat?”

Jawaban atas pertanyaan ini diberikan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Dia berkata dengan tegas: “Apa yang Anda katakan itu benar, tetapi kepercayaan orang-orang kepada saya adalah beban di pundak saya. Saya keluar untuk melihat dan mencari tahu sendiri kondisi mereka yang tenggelam dalam darah saya.”

Pergilah, Khalifah Umar bin Khattab. Dengan Abd al-Rahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu. Kunjungi mereka. Keduanya duduk di dekat tenda karavan pedagang. Khalifah Umar menyuruh Abd al-Rahman bin Auf untuk tidak tidur demi keselamatannya.

Jawaban Tema 1 Kelas 6 Sd, Contoh Sikap Yang Sesuai Pancasila Sila 1 Sampai 5

Ini fakta, bukan fiksi. Kehadiran khalifah sangat terasa di tengah masyarakat, bukan hanya kepribadiannya namun tanggung jawab dan keadilan atas keputusan pemimpin yang dapat menenteramkan masyarakat.

Seorang kepala negara yang bertakwa kepada Allah dan lebih mementingkan permasalahan rakyat dibandingkan dirinya dan keluarganya. Pemimpin seperti itu hanya ada dalam sistem kehidupan yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu Khilafah Islam. [MNews/Rgl]Artikel ini ditulis bersama Sidney Axelrod. Sydney Axelrod adalah pelatih kehidupan bersertifikat dan pemilik Sydney Axelrod LLC, sebuah perusahaan pelatihan kehidupan yang berfokus pada pengembangan pribadi dan profesional. Melalui pelatihan tatap muka, kursus digital, dan lokakarya kelompok, Sydney bekerja dengan klien untuk meningkatkan pola pikir mereka, menemukan tujuan hidup, menavigasi perubahan hidup, dan menetapkan serta mencapai tujuan. . Sydney memiliki lebih dari 1.000 jam pelatihan bersertifikat dan meraih gelar sarjana di bidang pemasaran dan keuangan dari Emory University.

Jika Anda kewalahan dan kelelahan, Anda tidak dapat membantu siapa pun. Oleh karena itu, Anda perlu mengedepankan kepentingan pribadi, misalnya menjaga diri, menetapkan batasan, dan melakukan aktivitas rekreasi. Anda sama pentingnya dengan orang lain. Jadi, terkadang mendahulukan kepentingan pribadi bukan berarti egois. Artikel wikiHow ini dapat membantu Anda mengumpulkan energi dengan mengutamakan kepentingan pribadi.

Artikel ini ditulis bersama Sidney Axelrod. Sydney Axelrod adalah pelatih kesehatan bersertifikat dan pemilik Sydney Axelrod LLC, sebuah perusahaan pelatihan kesehatan yang berfokus pada kesehatan

Kep Bskap No 9 Profil Pelajar Pancasila

Contoh keputusan bersama, keputusan bersama 3 menteri, surat keputusan bersama, cara mengambil keputusan, mengambil keputusan, langkah langkah mengambil keputusan, keputusan bersama, contoh surat keputusan bersama, cara cepat mengambil keputusan, doa mengambil keputusan, kata bijak mengambil keputusan, mengapa perusahaan harus memperhatikan para pemangku kepentingan