Gradasi Warna Yang Baik Akan Menimbulkan – Home Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Modular Drawing Untuk Kelompok Anak TK Pembina Islam Premadana Semarang

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggambar Kontekstual Bagi Kelompok Anak Di Binaan TK Islam Premadana Semarang

Gradasi Warna Yang Baik Akan Menimbulkan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK AKHIR ANAK MELALUI KEGIATAN LUKISAN KONTEKSTUAL GROUP A BAGI ANAK DI PAUD ISLAM PREMADANA SEMARANG Oleh arwiranew Rabu, 15 September 2021. Kegiatan Kelompok A di TK Premadana Islam Pembina Anak Semarang meningkatkan kemampuan anak menggambar kontekstual. kelompok pertama TK Islam Premadana Novita Sabti Estiarsi Pendidikan Guru Usia Dini, TK Pengembangan Islam Premadana, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. E-mail: novitasapti1234@gmail.com Abstrak Artikel ini memaparkan hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggambar kontekstual […]

Teknik Mewarnai Dalam Desain

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggambar Kontekstual Bagi Kelompok Anak Di Binaan TK Islam Premadana Semarang

Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggambar kontekstual untuk anak kelompok A di TK Islam Premadana Semarang. Perkembangan fisik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pertumbuhan fisik anak secara langsung akan menentukan kemampuan motorik anak, sedangkan secara tidak langsung pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi pandangan anak terhadap dirinya sendiri dan pandangan anak terhadap orang lain. Melalui penelitian tindakan di kelas, upaya guru untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dengan rumusan masalah sebagai berikut, apakah kegiatan menggambar kontekstual dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak dan bagaimana pelaksanaan kegiatan menggambar kontekstual meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Penelitian ini menggunakan desain pembelajaran yang dilaksanakan melalui dua fase atau siklus yaitu siklus satu dan siklus dua. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, unjuk kerja dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal kemampuan menggambar anak hanya 30,43%, sedangkan kemampuan mewarnai 39,13%. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 60,86% pada bidang gambar, dan pada bidang seni lukis sebesar 60,87%. Pada peningkatan terlihat adanya peningkatan namun belum mencapai target penyelesaian dan dilanjutkan pada siklus II dengan skor 86,96% pada kemampuan menggambar, sedangkan skor mewarnai sebesar 91,30% berarti optimalisasi prosedur berhasil secara optimal. Temuan bahwa kegiatan menggambar kontekstual dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak didukung dengan peningkatan lebih dari 75%. Dengan pembelajaran ini diharapkan guru selalu mencari inovasi dalam setiap pembelajaran agar proses pembelajaran berhasil secara maksimal. Dukungan dari semua pihak terutama peran orang tua juga sangat diperlukan.

Baca Juga  Berikut Yang Bukan Termasuk Perilaku Qadar Adalah

Perkembangan fisik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perkembangan fisik anak secara langsung akan menentukan kemampuan motorik anak. Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan fisik secara tidak langsung akan mempengaruhi pandangan anak terhadap dirinya sendiri dan pandangan anak terhadap orang lain, perkembangan fisik berjalan seiring dengan perkembangan motorik.

Perkembangan motorik berarti perkembangan kendali atas gerakan tubuh melalui aktivitas terkoordinasi pusat saraf, saraf dan otot. Oleh karena itu perkembangan fisik dan motorik tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling mendukung. Keterampilan motorik halus adalah kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang melibatkan koordinasi mata, tangan, dan otot-otot kecil pada jari, pergelangan tangan, dan lengan, yang digunakan dalam kegiatan seni seperti menggunting, menggambar, dan mewarnai (Gunarti Winda, 2008). . :17).

Tips Bermain Dengan Warna Krem Di Rumah Idaman Anda

Hal tersebut merupakan tuntutan masyarakat agar dunia pendidikan kita dapat menciptakan manusia-manusia yang memiliki keterampilan dalam bidang keterampilan atau seni. Keinginan ini tidak dapat diabaikan oleh dunia pendidikan kita, juga oleh lembaga resmi taman kanak-kanak. Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga formal terendah juga harus mampu menghasilkan anak-anak yang memiliki kualifikasi keterampilan yang baik serta memiliki jiwa seni yang baik. Namun, prinsip pembelajaran taman kanak-kanak yaitu “belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar” tidak dapat diabaikan dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembelajaran di taman kanak-kanak seharusnya bukan tentang hasil, tetapi tentang proses. Jika prosesnya benar dan baik, otomatis hasilnya juga akan baik.

Tergantung pada kurikulum yang menuntut pembelajaran di Taman Kanak-kanak, ada dua aspek yang perlu dikembangkan, yaitu pembentukan sikap perilaku dan pembentukan keterampilan dasar. Dari kedua aspek perkembangan tersebut peneliti melakukan observasi di TK Islam Premadana Semarang khususnya Kelompok A khususnya pada perkembangan gerak halus. Ke-23 anak di Kelompok A TK Pembina Islam Premadana Semarang memiliki kemampuan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan beberapa faktor: (1) Kemampuan anak menggambar bebas di kelas yang baik hanya sekitar 35% anak atau hanya sekitar 8 dari 23 anak yang mampu menggambar bebas. (2) hanya sekitar 25% kemampuan anak mewarnai gambar dengan bentuk sederhana atau hanya sekitar 6 anak dari 23 anak yang mampu mewarnai gambar dengan bentuk sederhana; (3) kemampuan anak memunculkan ide atau gagasan Hanya sekitar 20% anak atau sekitar 5 dari 23 anak yang mampu memunculkan ide atau gagasan; (iv) Kreativitas anak hanya sekitar 20% atau sekitar 5 dari 23 anak yang mampu berkreativitas.

Baca Juga  Daftar Pertanyaan Untuk Mengetahui Cara Merawat

Permasalahan yang muncul tidak terlepas dari kurangnya wawasan guru dalam memilih dan menerapkan metode yang tepat untuk digunakan dalam pengembangan motorik halus anak. Kondisi seperti itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena jika operasi awal diterapkan secara tidak benar, operasi berikutnya pasti akan gagal juga. Maka dalam hal ini harus ada perbaikan dalam pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti mencoba menerapkan metode menggambar kontekstual dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Islam Premadana kelompok I Semarang yang berjumlah 23 anak. Cara ini tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan anak, tetapi mampu mengenalkan anak pada dunia nyata di sekitarnya. Dengan uraian di atas maka peneliti mengambil judul “Meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggambar kontekstual untuk anak kelompok A TK Pembina Islam Premadana Semarang”.

Rekomendasi Website Penyedia Color Palette Dan Gradient Terlengkap Untuk Kebutuhan Desain Grafis

Perkembangan motorik berarti perkembangan kendali atas gerakan tubuh melalui aktivitas terkoordinasi pusat saraf, saraf dan otot. Kontrol ini berasal dari perkembangan pemikiran kelompok dan aktivitas yang ada sejak lahir. Sebelum perkembangan ini terjadi, anak akan menjadi tidak berdaya. Namun kondisi kecacatan ini berubah dengan cepat, pada 4 atau 5 tahun pertama kehidupan setelah lahir, anak dapat mengontrol gerakan yang kaku. Gerakan melibatkan sebagian besar tubuh yang digunakan untuk berjalan, berlari, melompat, berenang, dll. Setelah usia lima tahun, terdapat perkembangan yang signifikan dari kontrol koordinasi halus yang melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang digunakan untuk menggenggam, melempar, menulis, dan menggunakan alat.

Menurut Gittleman (1987), bekal yang diberikan oleh bayi baru lahir sebagai dasar perkembangan hidupnya selama di dunia adalah bekal kemampuan motorik (fisik) dan bekal kemampuan indrawi (sensoris). Menurut Muhibbin Syah, M.Ed., dalam buku ajar psikologi pendidikan dikatakan bahwa pembelajaran keterampilan fisik (motor learning) dianggap telah terjadi pada diri seseorang apabila telah memperoleh keterampilan dan kemampuan yang baik dan benar yang menyangkut penggunaan tangan (seperti menggambar) dan kaki (seperti berlari). Untuk memperoleh keterampilan keterampilan fisik tersebut, tidak hanya pelatihan dan praktik, tetapi juga kegiatan belajar perseptual (pembelajaran berbasis observasi) atau kegiatan belajar sensorimotor (belajar keterampilan fisik-indera) sudah cukup.

Baca Juga  Yang Dimaksud Dengan Segmental Menurut Emile Durkheim Adalah

Anak adalah kepribadian manusia yang belum matang dari segi usia, perkembangan mental, psikis dan fisik. Apa yang tertuang dalam gambar anak-anak sebenarnya merupakan ungkapan kesungguhan mereka dalam memahami lingkungan. Namun, seringkali guru membatasi keinginan anak ketika hendak menggambar. Perintah yang tidak sesuai dengan pikiran anak atau perintah untuk meniru dan mengoreksi gambar membuat anak menjadi tidak kreatif. Pernyataan waktu anak akan dicegah oleh perintah guru.

Melukis berarti membuat gambar dengan memiringkan benda tajam, menggoresnya, memindahkannya ke objek lain dan menambahkan warna untuk membuat gambar. Gambar kontekstual berarti metode menggambar menggunakan lingkungan nyata.

Kombinasi Warna Brilian Dan Cara Menggunakan Pada Desain

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sikap emosional dan meningkatkan rasa percaya diri sehingga berani mengungkapkan pendapat dan gagasan serta meningkatkan kreativitas anak melalui pengalaman langsung.

Manfaat menggambar bagi anak-anak adalah sebagai alat untuk mengungkapkan isi hati, pendapat dan ide-idenya, sebagai cara bermain imajinasi dan imajinasi dan sekaligus untuk menyublim dan merangsang bentuk-bentuk ketika mereka lupa atau memunculkan ide-ide baru dan sebagai instrumen. untuk menjelaskan bentuk dan situasi.

Penelitian yang akan digunakan dalam menggali masalah peningkatan keterampilan anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui metode menggambar kontekstual di Kelompok A TK Islam Anak Usia Dini Semarang adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan gaya bermain. Subyek penelitian dalam tesis ini adalah anak-anak TK Islam Premadana sebagai sampel kelompok A yang berjumlah 23 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka/dokumentasi. Sedangkan pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling.

Dalam pengamatannya, peneliti mencatat aktivitas mengungkapkan kata secara sederhana melalui gambar pada anak kelompok A TK Pembina Islam Primadana Semarang. Studi kepustakaan, menurut Nazir (2014:93) teknik pengumpulan data, dengan melakukan telaah buku, literatur, catatan dan laporan yang relevan dengan masalah yang dipecahkan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh unsur-unsur dasar dan pendapat dalam tulisan, yang dicapai dengan mempelajari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Rekomendasi Skateboard Grip Tape Terbaik (terbaru Tahun 2023)

Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai dasar perbandingan antara teori dan praktek di lapangan. Data sekunder diperoleh melalui metode ini dengan cara browsing internet, membaca berbagai literatur, hasil studi peneliti terdahulu, catatan kuliah dan sumber lain yang relevan.

Warna urine yang baik, warna urin yang baik, kombinasi warna yang baik, gradasi warna crayon yang bagus, kekurangan vitamin c akan menimbulkan penyakit, sering menahan air kencing akan menimbulkan penyakit, warna asi yang baik, gradasi warna yang bagus, perpaduan warna yang baik, doa yang baik akan kembali, buah yang kaya akan serat baik untuk, gradasi warna rambut yang bagus