Gerakan Kaki Pada Gerak Dasar Didalam Air Berpusat Pada – Pendidikan jasmani dan olah raga merupakan bagian integral dari pendidikan umum yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, kemampuan gerak, berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, kestabilan emosi, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pembiasaan. lingkungan yang bersih. . melalui kegiatan jasmani, olah raga, dan kesehatan, tujuan pendidikan nasional dipilih dan direncanakan secara sistematis.

Pendidikan merupakan proses pembangunan manusia seumur hidup. Pendidikan jasmani mempunyai tujuan pedagogi, oleh karena itu pendidikan dan pendidikan tidak lengkap tanpa pendidikan jasmani, karena gerak sebagai suatu aktivitas jasmani merupakan dasar pengenalan seseorang dengan dunia dan dirinya sendiri, yang secara alamiah berkembang seiring berjalannya waktu.

Gerakan Kaki Pada Gerak Dasar Didalam Air Berpusat Pada

Untuk menunjang pendidikan nasional, sekolah dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan yang paling penting. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD). Kedudukan SD dinilai sangat penting karena beberapa alasan, antara lain: (a). tanpa menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, secara formal tidak mungkin bersekolah di sekolah menengah; (B). Melalui sekolah dasar, anak dibekali kemampuan dan keterampilan dasar untuk mengantisipasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain keterampilan olah raga dan keterampilan hidup lainnya; (C). Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang memberikan dasar-dasar dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.

Penjasorkes3 Smp Ix Budi Sutrisno 1

Mengingat peranannya yang penting dan signifikan, maka pendidikan dasar (BEC) harus dipersiapkan semaksimal mungkin, baik secara sosial kelembagaan maupun fungsional akademis.

Belajar bergerak dan belajar melalui gerak pada anak dengan tujuan memperoleh keterampilan, kegiatan permainan merupakan alternatif utama bentuk pendekatan model pembelajaran. Karena permainan adalah sarana pertama untuk mempelajari diri sendiri dan dunia sekitar. Oleh karena itu, pemberian bahan ajar pendidikan jasmani di sekolah dasar hendaknya dikondisikan dalam bentuk permainan. Namun dari observasi lapangan dan informasi dari guru pendidikan jasmani di sekolah dasar. Penerapan model permainan dalam penyampaian bahan ajar pada kegiatan pengajaran pendidikan jasmani mempunyai beberapa kendala. Kendala yang dianggap paling krusial dan mungkin bisa dikatakan klasik adalah perlengkapan pembelajaran dan kemampuan kreatif guru dalam membuat atau mengembangkan model pembelajaran, khususnya berupa kegiatan keterampilan bermain.

Menurut Gallahue (1989), implikasi program pengembangan gerak pada anak usia 6 sampai 10 tahun meliputi beberapa kegiatan, antara lain: (1). Kegiatan peningkatan keterampilan gerak dasar bidang gerak, manipulasi dan stabilitas, (2). kegiatan gerak khusus, (3). kegiatan penemuan dan pengalaman pada objek lingkungan, (4). kegiatan adaptasi terhadap taman bermain dan lingkungan, (5). kegiatan imajinasi dan imitasi, (6). kegiatan memanjat dan menggantung, (7). kegiatan dalam kelompok kecil, (8). aktivitas ritmis untuk memperkuat koordinasi dan (9). kegiatan olahraga atau keterampilan yang berbeda.

Baca Juga  Bulan 8 Bulan Apa

Mengenai program pengembangan gerak tersebut di atas, Sugiyanto dan Sudjarwo (1991) menambahkan bahwa gerak-gerik yang dibutuhkan anak berdasarkan ciri-ciri perkembangan geraknya antara lain: (1). kegiatan yang menggunakan keterampilan, seperti pengenalan keterampilan olah raga, lomba bermain, kegiatan uji diri dan kegiatan yang menggunakan alat, latihan dalam latihan, (2). kegiatan tim atau kelompok. Seperti permainan kelompok, tari kelompok, (3). Kegiatan mencoba, seperti kegiatan pemecahan masalah sesuai metode dan kemampuan masing-masing anak, kegiatan gerak tari kreatif, kegiatan latihan gerak perkembangan, dan (4). Kegiatan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan keberanian, seperti permainan tarung, program latihan untuk pengembangan kemampuan fisik dan latihan relaksasi.

Pembelajaran Pjok Berpusat Pada Murid

Untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak siswa sekolah dasar, menurut Wall dan Murray (1994), pelatihan dapat dilakukan melalui kegiatan: (1) menari, (2) permainan dan (3) senam. Dengan demikian, Ateng (1992) menegaskan bahwa penyajian pembelajaran tentang olahraga di sekolah dasar hendaknya dilakukan melalui bermain karena bermain adalah dunianya anak-anak. Dimana menurut Monks et al. (1989) menyatakan bahwa masa sekolah dasar adalah masa masa kanak-kanak.

Dalam buku “Homo Ludens” yang ditulis oleh Huizinga (Soekidjo dan Sitoemorang, 1952), dikatakan bahwa bermain adalah suatu tindakan atas kemauan sendiri yang berlangsung dalam batas, tempat dan waktu yang telah ditentukan, disertai perasaan senang dan perluasan kesadaran. melakukan orang lain. hal-hal dalam hidup, yang biasa. Kemudian Werner (1979) menyatakan bahwa aktivitas permainan adalah kegiatan kompetitif yang dilakukan secara individu atau kelompok, dengan penerapan aturan dan penilaian obyektif terhadap kinerja keterampilan motorik yang mempunyai strategi dengan tujuan mencapai kemenangan. Demikian pula Saunders (1969) dan Stanley (1977) mengutip Wall dan Murray (1994) bahwa permainan adalah kegiatan kompetitif secara individu atau kelompok dengan tujuan untuk menang, menggunakan strategi dan keterampilan untuk mencegah lawan individu atau kelompok menang.

Permainan merupakan bagian dari bidang studi pendidikan jasmani yang mempunyai banyak kegiatan. Karena permainan dapat mengembangkan keterampilan fisik, motorik, psikis dan sosial. Dengan bermain, anak akan dikondisikan dan dipersiapkan untuk melakukan aktivitas olahraga lainnya, seperti atletik, sepak bola, bola voli, bola basket, senam, dan renang (Sutoto, Mukholid dan Aminah, 1991). Menurut Ateng (1992), dunia sekolah dasar merupakan dunia bermain, sehingga penyajian dalam pendidikan jasmani sebaiknya dalam bentuk permainan. Permainan berfungsi sebagai sarana pertama untuk belajar tentang diri Anda dan dunia di sekitar Anda. Melalui bermain, baik secara individu atau kelompok, aktif atau tenang, anak-anak mengembangkan pemahaman dasar tentang dunia di mana mereka tinggal. Bahkan orang yang melarang anak bermain pun sebenarnya melakukan kejahatan besar terhadap anak. Bermain antar manusia, dalam kehidupan bermasyarakat, merupakan latihan untuk hidup sebagai manusia. Semakin banyak kesempatan bermain maka akan semakin sempurna adaptasi anak terhadap kebutuhan hidup masyarakat di kemudian hari (Soekidjo dan Sitoemorang, 1952).

Baca Juga  Contoh Hewan Vertebrata Dan Avertebrata

Menurut Soekidjo dan Sitoemorang (1952), pertanyaan penting yang perlu kita pikirkan, karena menjadi bahan pembelajaran pengembangan pendidikan jasmani di sekolah dasar, adalah “mengapa anak suka bermain?” Anak suka bermain (1) karena melihat contoh orang memainkan permainan tersebut sesuai dengan keinginannya, (2) karena merasa bentuk-bentuk permainan tersebut selaras dengan ciri jiwa dan raganya sendiri, (3) karena mereka tertarik pada teknik yang ditampilkan dalam permainan, atau cara pemain bermain, (4) atau karena tertarik dengan suasana persaudaraan, kegembiraan, kepahlawanan, kegagahan yang terjadi dalam permainan yang bagus. Selain alasan-alasan tersebut, ada alasan lain Alasan-alasan yang dapat dijadikan landasan berpikir, antara lain: (1) keinginan untuk bersosialisasi dengan orang lain, (2) keinginan untuk mengetahui kemampuan diri sendiri dalam mencapai prestasi dibandingkan dengan keberhasilan orang lain atau orang lain. prestasinya di masa lalu, maka, (3) ia ingin mengalami peristiwa yang tidak nyata, yaitu dalam permainan fantasi dan permainan tiruan, (4) ia ingin menantang keterampilan, keberanian, dan keberuntungannya kepada orang lain.

Bab 7 Gerak Reflekss

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan jasmani dan pembelajaran olahraga di sekolah dasar hendaknya dilakukan secara menyeluruh dengan memperhatikan aspek gerak melalui bermain, karena dunia anak adalah dunia anak. permainan. Guru harus mampu merancang model pembelajaran pendidikan jasmani dasar dari sudut pandang karakter anak, karena begitu eratnya hubungan antara tingkat pertumbuhan dan perkembangan jasmani dengan keterampilan anak, maka tujuan pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar hendaknya dikembangkan berdasarkan tentang kebutuhan anak-anak.

Pendidikan jasmani di sekolah dasar mempunyai cakupan yang luas karena berkaitan langsung dengan karakteristik anak dari berbagai usia. Dilihat dari tahapan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak pada tingkat usia sekolah dasar, setidaknya ada 3 tahapan, yaitu:

Baca Juga  Tombol Office Button Pada Microsoft Powerpoint Berisi

C. tahap awal pra remaja (yang bisa dimulai pada usia 8 tahun atau rata-rata 10 tahun)

Serta dalam pengembangan keterampilan dan keterampilan motorik. Anak usia sekolah dasar mengalami periode perkembangan motorik dan perkembangan keterampilan yang berbeda-beda. Pada usia 5 – 8 tahun, anak mulai menguasai keterampilan pengelolaan tubuh dan keterampilan dasar seperti keterampilan lokomotor, gerak statis di tempat (nonmotorik) dan gerak anggota badan (manipulatif).

Teknologi Dasar Perkapalan

Pada usia ini, anak mulai matang dalam penguasaan keterampilan khusus, mulai dari keterampilan manipulatif tingkat lanjut, hingga aktivitas dan permainan ritme, senam, aktivitas air, dan aktivitas pengembangan kebugaran jasmani. Di banyak cabang olahraga, fase perolehan keterampilan tingkat tinggi dapat dilaksanakan pada tahun-tahun akhir sekolah dasar, misalnya senam, menyelam, dan berenang.

Karena eratnya hubungan antara tingkat pertumbuhan dengan perkembangan jasmani dan keterampilan anak, maka tujuan pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar hendaknya dikembangkan berdasarkan kebutuhan anak. Hal ini tidak bisa dilakukan begitu saja, karena harus ditangani dengan pertimbangan yang semaksimal mungkin. Pertimbangan tersebut meliputi (1) prinsip pengembangan program, (2) pola tumbuh kembang anak, (3) motivasi dasar anak, dan (4) karakteristik dan minat anak.

1. Kurikulum dan program pendidikan jasmani dan kesehatan harus berorientasi pada anak dan tingkat perkembangannya. Pemilihan kegiatan pendidikan jasmani harus didasarkan pada kebutuhan dan karakteristik anak serta dilengkapi dengan pertimbangan tingkat perkembangannya. Anak merupakan pusat dari kurikulum dan oleh karena itu pengalaman yang dipilih juga harus disesuaikan dengan kebutuhannya.

2. Setiap anak berbeda-beda dalam hal kebutuhan dan kemampuan belajar. Setiap anak berhak untuk mewujudkan potensi dirinya, oleh karena itu kurikulum harus memungkinkan anak memperoleh pengalaman tersebut. Anak harus berkembang dengan kecepatan yang sesuai dengan kecepatannya, dan kurikulum harus mampu memajukan perkembangannya. Perbedaan individu harus memandu implementasi kurikulum sehingga tujuan pembelajaran, kegiatan dan pengalaman memenuhi kebutuhan individu dan bukan kebutuhan dasar.

Salinan Bg Pjok Kelas 6

3. Anak hendaknya dipandang sebagai manusia seutuhnya. Kurikulum hendaknya bertanggung jawab terhadap perkembangan aspek anak secara menyeluruh, tidak hanya keterampilan jasmani dan kebugaran jasmani, tetapi juga keterampilan kognitif dan keterampilan sosial. Di bidang kognitif misalnya, pembelajaran terpadu harus konsisten dengan pengembangan kebugaran jasmani dan keterampilan. Demikian pula dalam ranah afektif, kesuksesan fisik memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan konsep diri yang positif. Anak-anak yang mencapai efisiensi motorik dan berhasil dalam keterampilannya lebih mudah beradaptasi dengan kehidupan sekolah

Gerak dasar jalan, gerak dasar, gerak dasar lompat, gerak dasar atletik, gejala susulan akibat gempa bumi yang berpusat di dasar laut, gerakan dasar senam hamil, gerakan zumba dasar, gerak dasar olahraga, gerak dasar tari kecak, teknik gerak dasar tari, gerak dasar yoga, gerak dasar manipulatif