Dasanamane Banyu Karo Ciblon Yaiku – Kami dengan bangga mengumumkan bahwa kami sedang mengembangkan desain dasbor baru untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Kami mengundang Anda untuk memeriksa dasbor baru kami dan mencobanya. Beberapa tidak akan tersedia tetapi akan ditambahkan di masa mendatang.

Dasanamane Banyu Karo Ciblon Yaiku

Jangan ragu untuk mencobanya karena mudah untuk mengubah tampilan yang biasa Anda lakukan.

F 1 Ece 558202207

Abjad Jawa Abjad Jawa A. Pengertian Abjad Jawa 1. Dasar-Dasar Abjad Jawa Abjad Jawa Huruf Hidup (caraka) Huruf mati (berpasangan)

Busana berhuruf jawa a. Busana bunyi Contoh no. Pakaian…… Ayam : 1 Bulu : (i) 2 Batang : (u) …… Beli buku : 3 Hewan Peliharaan : (ê) …… . Sepet : 4 Taling :(è, é) …… Ember : Sate : 5 Taling Tarung : (o) ….. Sup : 6 Ketel : (rê) Kebersihan : 7 Nga lelet : ( lê) Kain : B. Pakaian Panyigeg weara Tanpa pakaian Penampilan Contoh 1 Layar : (-r) …… Penghuni baru : 2 Cecak : (-ng) . ….. didorong oleh:

3 Wigyan: (-h) . …….gajah : 4 Pang :(-kons)…… Ayah : c. Busana Pembukaan kata no. Bentuk pakaian Contoh cakra 1 : (kons+r) ….. . Priyayi : 2 keret : (kons+ rê) … ….. jembatan : 3 Pengkal : (-h) …. …. kadya : Cerita dalam aksara Jawa B. Pengertian cerita dalam aksara Jawa Fakta dari wacana aksara jawa = ha = na = ca = ra = ka = la = da = ta = sa = wa = nya = nga = pa = dha = ja = ya = ka = ma = ga = ba = tha 1. Pasangan = ha = na = ca = ra

= da = ta = sa = wa = la = pa = dha = ja = ya = ya = nya = ma = ga = ba = tha = nga 2. Murda = Na = Ka = Ta = Sa = Sa = Ga = Ba = Pa = Nya 3 . Huruf Sesuai = Dza = Fa/Va = Za = Gha = Kha 4. Huruf Vokal = I = E = O = U = A 5. Angka Jawa = 1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = 7 = 8 = 9 = 0 6. Pakaian e (pepet).. e (teal) [ .. o (teal- a. Pakaian kata aduan) … = u (suku) … i (bulu)… *khusus untuk la kapepet (le) , dan ra kapepet (re ) tidak ada, karena sudah ada hurufnya sendiri untuk pepet : 2 (le), dimana rap pepet = x (re) b. Pakaian santai

Sekolah Dasar Negeri

… = …r… dari pada …. = ….re dari pada …… = …y… dari pada ra cakara dan petite c . Pakaian yang menutupi badan ……= = …ng cecak ……h = ….h (wigyan) …../ = …..r (layar ) D . Baju pangkuan (paten) = …….\ e. Karakter lain (adeg-adeg) = awal (pada = koma (pada = titik kalimat / alenia.lingsa) variabel) *bila ada kaki (…….) dari lingsa ( ) berbentuk ( .. … ) dan ganti warp (titik). F. Dan masih banyak lagi tanda-tanda lainnya. Diskusi: Ditulis dalam bahasa Latin! Tulisan Jawa Kawaosa dibawah ini mudah!

Baca Juga  Organel Sel Semiotonom Yang Memiliki Dna Dan Ribosom Adalah

UNGGAH UNGGUH Uggah-uggu dalam bahasa jawa C. Pengertian Uggah-uggu dalam bahasa jawa 1. Status Uggah-uggu dalam bahasa jawa UNGGAH-UNGGUH Uggah-uggu adalah suatu sistem bahasa menurut budaya penggunaan bahasanya (tingkat bahasanya tergantung pada bagaimana hal itu akan digunakan). Etiket adalah semacam tingkah laku, tingkah laku dan gerak tubuh dalam hubungan (komunikasi) dengan setiap orang. Agar seseorang dapat berbicara sesuai dengan kebudayaannya, ia harus memperhatikan: 1. Orang yang berbicara dengannya (dengan mempertimbangkan kepribadian orang yang diajak bicara) 2. Orang yang mengajak berbicara kepadanya. 3. Untuk siapa atau untuk apa. 4. Saat berhubungan seks 5. Tempat berhubungan seks 6. Suasana saat berhubungan intim. Bahasa Kantha pada masa itu adalah sebagai berikut: I. Bahasa Ngoko – Bahasa Ngoko Lugu – antya – Ngoko andaph – bahasa antya II. Bahasa Madya – Madya Ngogo – Madya Krama – Madyantara – Mudhakrama – Kramantara

AKU AKU AKU. Etiket berbahasa – Wredhakrama – Etiket tinggi – Etiket desa IV. Bahasa Bagonan adalah bahasa Kedaton. Saat ini banyak sekali ahli bahasa yang mempunyai kemampuan merangkum penghargaan terhadap bahasa menjadi dua bagian, yaitu: I. Basa Ngoko – Ngoko Lugu – Ngoko Alus II. Tata Krama Bahasa – Krama Lugu (rendah) – Krama Alus (tinggi) Ngoko Lugu Bahasa yang digunakan : 1. Orang tua terhadap anak, waktu, bagaimana dengan keenam anak lainnya. 2. Kepada tetangganya, sahabatnya, teladan anak dan sahabatnya. 3. Kepemimpinan bagi pendengarnya, keteladanan seorang tuan bagi hambanya. 4. Panguda rasa (bermain dengan kepribadian). Contoh dari Ngoko Lugu: Lagu Anak dan Temannya. Anjani : Mafinya, kemarin aku tidak mengajarimu matematika. Saya tidak melakukan itu kemarin. Puspa: Ya, kenapa tidak bisa? Anda tidak mendengarkan kemarin. Bahasa Ngoko Alus Bahasa ini digunakan oleh orang yang menguasai bahasa tersebut dengan baik, namun tetap menghormati lawan bicaranya, misalnya antar rekan kerja, teman sekelas, dan lain-lain. Contohnya adalah Ngoko Alus. Ini digunakan oleh satu orang dan seorang rekan di kantor. Pak Imam : Pak Panjang, mohon maaf. Apakah kamu sudah makan? Ba Panjang : Entahlah, aku belum makan. Apakah Anda membayar kue di kafe? Penggunaan bahasa polos Gineman:

Baca Juga  Apa Yang Dimaksud Gerak Maskulinitas

1. Untuk sahabat yang belum menjalin hubungan. 2. Dewasa bagi yang berusia di atas enam tahun, tetapi yang diundang makan malam, meskipun berusia enam tahun, harus dihormati. 3. Seseorang yang mempunyai kedudukan (kedudukan) lebih tinggi dari atasannya, namun atasannya lebih tinggi atau harus dihormati. 4. Yang menjadi sahabat pejabat dan yang diajak menjadi sahabat rakyat biasa yang sudah tua atau perlu dihormati. Contohnya adalah Krama Lugu. Pidato dari Bpk. Ketua RT Pemuda Persimpangan Jalan (Pertemuan Pemuda) Saudara-saudaraku, terima kasih semuanya sudah datang pada pertemuan ini. Tata Krama Unggul: Digunakan untuk berkencan: 1. Orang yang dikencani belum pernah bertemu dengan orang yang diajak berkencan, dan orang yang diajak berkencan tampaknya lebih tua atau seseorang yang kedudukannya lebih tinggi. 2. Orang yang menikah berumur enam tahun lebih tua dari orang yang diajak menikah, dan orang yang diajak menikah hendaknya dihormati. 3. Yang diundang lebih sedikit dari yang diundang, sebaliknya yang diundang hendaknya dihormati. Contoh moralitas yang tinggi. Kata kata cucu kepada kakeknya : Wisnu : Kakek sedang sakit, apa yang sudah kamu lakukan? (Karakter unggul) Kakek: Menurutku tidak. Bagaimana menurutmu, Le, agar nenekku cepat sembuh? (Ngoko Lugu) Wisnu : Betul kakek, disinilah kakek membawaku ke Puskesmas, beliau ingin diperiksa ke dokter. (Kualitas tinggi)

Lks B Jawa Kelas 9 2012 2013

MACAPAT Sebelum siswa mulai melantunkan salah satu lagu macapat, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu lagu macapat, jenis lagu macapat apa, arti lagu macapat, cara menyanyikannya, dan lain-lain. bahwa lagu dalam sastra jawa dibedakan menjadi lagu induk atau lagu pokok, lagu sedang, lagu kecil dan lagu lucu. Tembang macapat tergolong dalam Tembang Alit karena alur lagu ini lebih sederhana dibandingkan Tembang Gedhé dan Tenghan. Musik macapat mempunyai sistem meteran (hukum), yaitu adanya guru suku kata, guru bilangan, dan guru musik. Apalagi lagu macapat mempunyai bahasa yang berbeda-beda seperti bahasa yang bisa muncul dalam kata seperti kata, kata entar, wagsalan dan lain-lain. Lagu macapat sapada (sebait) tercipta dari gabungan guru suku kata, guru angka dan guru musik. Guru gatra adalah jumlah suku kata/baris/baris dalam setiap lagu. Jumlah kata (suku kata) pada setiap baris disebut guru wilangan, dan jumlah kata (vokal, bukan konsonan) pada akhir baris disebut guru lagu. Guru musik dan guru matematika mempunyai aturan tersendiri untuk setiap lagu. Angka-angka ini disebut 9, 11, 14, 15 dan seterusnya. Anda tidak perlu khawatir dalam mengucapkan jumlah kata, yang penting menggunakan dasar dan wewatan. Menurut kitab Tembang Macapat (Arintaka, 1981), lagu macapat berjumlah 11 buah, yaitu: Mijil, Kinanthi, Sinom, Asmarandana, Dhandhanggula, Gambuh, Maskumambang, Durma, Pangkur, Megatruh dan Pocung. Dalam lagu ini terdapat nama laras/lrs (Pélog/Pl dan Slendro/Sl), patet (Nem/6, Sanga/9, dan Manyura/Myr dalam laras Slendro; Lima/5, Nem/6 dan Barang/Br in Pélog laras ), sambung, laras, dsb. Bunyi adalah bunyi yang panjangnya tetap, tidak berubah-ubah, disebut juga nada, nada atau sistem suara/nada. Laras slendro mengacu pada nada yang mengikuti nada rendah, interval slendro-gamelan, dan laras pélog. Titi laras adalah notasi nada yang ditulis menurut sistem toni laras dan pathete. Patet adalah ukuran laras, sebagai batas daerah vokal. Untuk menjelaskan skalanya, berikut diagramnya : – Skala slendro : Skala keenam 6-2 (6-5-3-2, skalanya 2 3 5 6 !@), skala 2-5 (@!65) ) skala – né (t y 1 2 3 5), penyelaman 3-6 (# @! 6, y 1 2 3 5 6). – laras pélog: lima kata 1 2 4 5, enam 2

Baca Juga  Nama Nama Pantai Dan Laut Di Pulau Jawa

3 5 6 ! @, patet Tangga nadanya yu 2 3 5 6. Kalau dimainkan sendirian, saya kesulitan mengucapkannya. Apalagi bagi masyarakat yang belum pernah belajar bermain gamelan. Oleh karena itu, lebih baik belajar bermain dengan alat musik gamelan, misalnya. Dengan cara ini diharapkan dapat mengubah haluan