Serat Wedhatama Iku Yasan Pujangga Agung – Serat Wulangreh (Bahasa Jawa: ꧋갠ꦫ꧀ꦮꧤꦭꦸꦫꦃ꧉): karya sastra berupa Kanker Sri Sosuhunan Pakubuwana IV, raja Lahir pada tanggal 2 September 1768. Ia memerintah antara tanggal 29 November 18 8 Oktober hidupnya

Kata Wulang identik dengan kata pitutur yang berarti mengajar. Kata Reh berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti jalan, aturan dan amalan untuk memperoleh atau menuntut. Wulang Reh dapat diartikan sebagai pengajaran untuk mencapai sesuatu. Yang dimaksud dalam karya ini adalah perilaku menuju kehidupan yang harmonis atau sempurna. Agar lebih jelas, berikut adalah lagu dengan arti kata tersebut:

Serat Wedhatama Iku Yasan Pujangga Agung

Artinya ilmu dapat dipahami/dikuasai dengan cara, cara memperolehnya melalui uang tunai, artinya uang berusaha sekuat tenaga menguatkan budi pekerti, batin (watak) yang kuat lepas dari sifat buruk.

Blogspot Wong Edan Bagu:

Berdasarkan makna lagu tersebut, amalan adalah sebuah langkah atau cara untuk mencapai akhlak mulia, bukan ilmu dalam arti ilmu semata seperti yang sering kita alami saat ini. Lembaga pendidikan lebih fokus pada kajian ilmu pengetahuan dan mengesampingkan pengajaran moral dan budi pekerti.

Salah satu ciri khas karya ini adalah tidak banyak menggunakan bahasa Jawa Kuno sehingga memudahkan pembaca dalam memahaminya.

Namun ada hal yang harus diperhatikan karena karya ini merupakan sinkretisme Islam-Kevan, atau tidak sepenuhnya ajaran Islam, sehingga akan menimbulkan perbedaan pendapat bagi pembaca yang berbeda ideologi.

Jika dilihat dari bentuk tulisannya, Wulang Reh dapat ditemukan dalam disertasi, tesis, tesis, dokumen, dan juga dapat ditemukan di dunia maya. Tulisan-tulisan tentang Wulang Reh biasanya mengkaji kandungan atau maknanya yang kemudian mengarah pada penafsiran terhadap isi Wulang Reh, seperti nilai-nilai luhur, moralitas dan akhlak (yang ada yang menyebutnya etika), nilai-nilai agama dan ‘ajaran kepemimpinan.

Baca Juga  Siapa Yang Menanggapi

Sastri Basa 10 Pages 101 150

Melakukan penelitian kepemimpinan dalam Serat Wulang Reh. Kesimpulan: Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak mempunyai ciri-ciri lonyo, lemer, genjah, angrong pasanakan, nyumur gumiling, ambutut arit, adigang, adigung dan adiguna. Sebaliknya seorang pemimpin harus mempunyai sifat jujur, tidak mengharapkan pemberian dari orang lain, rajin beribadah, dan melayani masyarakat dengan penuh semangat.

Serat wedhatama pupuh sinom, contoh serat wedhatama, buku serat wedhatama, serat wedhatama pocung, tembang pangkur serat wedhatama, serat wedhatama, serat wedhatama pupuh pangkur, serat wedhatama dan artinya, tembang kinanthi serat wedhatama, serat wedhatama pangkur, serat wedhatama mp3, serat wedhatama yaiku