Seni Lukis Kamasan Berasal Dari – Cikal bakal seni lukis di Bali dimulai di sebuah tempat bernama Kamasan di Kabupaten Klungkung. Dari abad ke-14 hingga abad ke-18, Bali berada di bawah kekuasaan raja-raja keturunan Sri Krisna Kepakisan dari Kerajaan Majapahit. Adalah salah satu raja Kepakisan yaitu Sri Waturenggong yang pada suatu hari di abad ke-15 diberi kotak wayang oleh Kerajaan Majapahit.

Terkesan dengan keindahan wayang tersebut, raja memerintahkan para pelukis keraton untuk melukisnya dalam jumlah yang banyak agar dapat disebarluaskan ke seluruh Bali agar masyarakat dapat melihat keindahan dari sampah tersebut. Saking terpesonanya dengan lukisan wayang Kamasan, atap Gedung Kertha Gosa yang merupakan tempat kedudukan Kerajaan Gelgel di Klungkung diperintahkan untuk melukis lukisan wayang Kamasan dengan cerita mitologi, seperti perjalanan Bhima ke Swarga Loka atau cerita tentang wayang Kamasan. Ni Diah Tantri berasal dari Wayang Tantri. , wayang tradisional Bali.

Seni Lukis Kamasan Berasal Dari

Lukisan gaya Kamasan menggunakan pewarna alami, seperti coklat muda dari batu kapur, hitam dari jelaga dari lampu minyak, dan putih dari tulang babi atau tanduk rusa. Sedangkan bahan kanvas yang digunakan adalah kain yang kuat. Kain tersebut kemudian direndam dalam bubuk bubur beras dan dijemur hingga rapat dan halus. Setelah kering, permukaannya digosok agar halus, kemudian proses pengecatan dapat dimulai dengan membagi seluruh kanvas menjadi beberapa area untuk menempatkan gambar masing-masing wayang dan elemen lainnya. Karena memiliki cerita yang jelas, lukisan ini terlihat unik dan indah.

Soul Of Sanur” Pameran 60 Karya Seni Hps Di Santrian Gallery

Gaya Kamasan menemukan masa keemasannya pada abad ke-16 di bawah kekuasaan Kerajaan Gelgel. Saat itu banyak cerita lukis yang diambil dari epik tersebut

, dengan tidak meninggalkan kanvas kosong. Seringkali lukisan-lukisan itu panjangnya bisa mencapai beberapa meter karena sang seniman menggambarkan secara detail cerita dengan karakter yang berbeda-beda, sehingga melihat lukisan-lukisan Kamasan pada masa itu seperti membaca komik.

Karena lukisan wayang Kamasan sudah menyebar ke seluruh Bali, corak lukisan ini pun diadaptasi oleh seniman lokal. Di Tabanan lukisan ini terlihat panjang dengan hiasan pakaian yang sangat indah dibandingkan dengan yang diproduksi di daerah lain di Bali.

Baca Juga  Ootid Yang Mempunyai Kromosom Haploid N Yaitu Nomor

Sedikit demi sedikit gaya Kamasan berkembang dari sisi bahan hingga cara pengerjaannya, hanya saja isu-isu yang ditampilkan dalam lukisan-lukisan tersebut tidak lagi religius, namun juga sangat rendah dengan selalu mengangkat isu-isu sosial. Dalam lukisan Kamasan karya Ketut Gde pada abad ke-18, misalnya, ditampilkan wajah suku lain. Di Kabupaten Buleleng, muncul gaya Naga Sepaha (nama desa di Singaraja), dimana lukisan wayang dibuat di atas bidang kaca, bukan lagi di atas kanvas. Pada gaya ini, dimensi figur raksasa dibuat lebih besar dari figur dewa. Hal ini berbeda dengan seni lukis wayang di Bali selatan yang proporsi tokoh utamanya mirip dengan dewa.

Pdf) Film Dokumenter Seni Lukis Wayang Kamasan Klungkung Bali

Pada abad ke 18 dan 19, karya wayang yang berkembang di daerah Gianyar seperti di Ubud, Batuan dan sekitarnya berubah warna menjadi monokrom yaitu.

Dan hitam dan putih. Teks berbahasa Bali yang berisi kata-kata nasihat dan identitas tokoh berangsur-angsur menghilang, meski masih terlihat di beberapa karya. Namun, dimensi dekoratif Kamasan berlanjut dengan bentuk lanjutan. Hal ini menurut kemungkinan disebabkan oleh runtuhnya kerajaan di Bali menjadi kerajaan-kerajaan kecil setelah pemberontakan Agung Maruti yang berhasil menumbangkan Kerajaan Gelgel.

Memasuki awal abad ke-19, terjadi peperangan antara raja-raja Bali dan Belanda dengan pertempuran Badung tahun 1906, pertempuran Klungkung tahun 1908, dan sederet pertempuran di Buleleng, Karangasem, dan masih banyak lagi lainnya. Perang tersebut menghancurkan kerajaan-kerajaan Bali dan membakar istana-istana, sehingga Belanda mendapat kecaman dunia.

Untuk meredam kritik internasional, Belanda kemudian menerapkan kebijakan politik untuk mengembalikan keperawanan Bali dalam proses yang disebut Baliseering. Program ini kemudian melahirkan banyak dokumen tentang Bali dan membawa karya lukis Bali ke museum di luar negeri, sehingga semakin banyak wisatawan yang tertarik berkunjung ke Bali.

Ni Nyoman Serengkog, Perempuan Pelukis Kamasan Misterius

Baliseering ini juga mempengaruhi kedatangan pelukis Walter Spies pada tahun 1927 dan Rudolf Bonnet pada tahun 1929 yang bekerja sama dengan seniman lokal untuk menciptakan gaya lukisan Bali yang berbeda seperti sekarang ini. Kedua seniman tersebut terinspirasi untuk berkunjung ke Bali setelah melihat lukisan wayang Kamasan yang dikoleksi oleh Universitas Leiden.

Dari interaksi seniman internasional dan lokal di Bali lahirlah sebuah grup bernama Pita Maha pada tahun 1936 yang didirikan oleh Tjokorda Agung Sukawati (Raja Ubud), Rudolf Bonnet, Walter Spies, I Gusti Nyoman Lempad, dan beberapa lainnya. seniman lain. Melalui penyelenggaraan ini, ada kontrol terhadap kualitas kegiatan dan program pameran yang diselenggarakan.

Baca Juga  Rute Perjalanan Bangsa Inggris Ke Indonesia

Pita Maha juga turut serta memperkenalkan seni lukis Bali ke luar daerah bahkan mancanegara, salah satunya dalam pameran kelas dunia di Paris. Pita Maha kemudian melahirkan dua gaya lukisan, yaitu gaya Ubud dan gaya Batuan, dimana gaya Ubud lebih banyak menampilkan unsur piktorial, sedangkan gaya Batuan menggabungkan teknik Barat dengan seni lukis Kamasan. itu selalu menjadi primadona yang harus dijadikan sebagai tempat bagi wisatawan, tidak hanya wisatawan domestik, tetapi banyak wisatawan mancanegara juga telah mengunjungi Bali, karena keindahan Bali dikenal di seluruh dunia.

Bali tidak hanya kaya akan keindahan alamnya, namun ada satu hal yang membuat Bali sangat populer di kalangan wisatawan yaitu seni dan budayanya. Karena masyarakat Bali masih memegang teguh seni budaya yang diwarisi dari nenek moyangnya, dan semangat Bali sangat damai karena seni budaya Bali sangat kental dan dapat kita temukan di setiap sudut Bali dan itu adalah salah satu hal yang paling menarik. untuk pariwisata Bali bisa di seluruh dunia.

Karya Seni Rupa Daerah Worksheet

Dan kali ini saya ingin mengajak anda untuk mengunjungi desa Bali dimana seni lukis klasik dan seni luhur Bali sangat menyatu dalam harmoni kehidupan masyarakat. Desa tersebut diberi nama “Desa Wisata Kamasan”. Desa Kamasan merupakan salah satu desa tertua di Kabupaten Klungkung Bali dengan sejarah yang sangat panjang karena Desa Wisata Kamasan merupakan cikal bakal perkembangan seni lukis tradisional Bali yang masih ada hingga saat ini.

Desa Wisata Kamasan ini terletak di Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Jaraknya sekitar 45 km dari Kota Denpasar. Akses menuju Desa Wisata Kamasan sangat mudah karena dekat dengan ibu kota Kabupaten Klungkung Kota Semarapura. Jika Anda ingin datang ke sini sendirian tanpa pemandu wisata, Anda bisa menggunakan peta Google untuk menuju ke Desa Wisata Kamasan.

Nama Desa Wisata Kamasan berasal dari kata Kamasan atau “Ka-emas-an” karena dulu banyak orang disini yang memiliki pekerjaan di bidang pembuatan logam atau pekerjaan emas.

Para perajin disini sangat terkenal dan dipekerjakan oleh Raja (Ida Dalem) karena kerajaan berpusat di Gelgel (1380-1651). Produk seni ukiran logam emas atau perak berupa bejana (mangkuk, nampan, dll) digunakan sebagai perhiasan Keraton Suweca Linggaarsa Pura Gelgel.

Taman Gili Kerta Gosa Klungkung Bali

Selain pertukangan, seni lukis wayang tradisional dikembangkan untuk menghias kain berupa bendera (kober, spanduk, lelontek), kain hias (ider-ider dan parba) yang melengkapi hiasan di tempat-tempat suci (candi) atau bangunan. di daerah Kraton. Sebagai tahta kerajaan II, yaitu Dalem Waturenggong (1460-1550) kerajaan Gelgel mencapai puncak ketenaran, Kamasan emas juga dikenal sebagai desa pengrajin.

Baca Juga  Tumbuhan Bernafas Dengan

Sejarah mencatat bahwa seni lukis tradisional ini berkembang di Desa Wisata Kamasan dan tempat lain di Bali sejak zaman Kerajaan Majapahit. Pulau Bali sudah sangat lama diperintah oleh para Dalem yang merupakan keturunan raja-raja Kerajaan Majapahit, yaitu sekitar abad ke-14 hingga ke-18.

Bali sendiri mengalami kejayaan tertinggi pada masa pemerintahan Dinasti Kepakisan. Kerajaan Bali saat itu mencapai pantai Jawa Timur, Lombok, bahkan sampai Sumbawa. Dimana salah satu Dalem yang paling terkenal adalah Sri Waturenggong yang merupakan cucu dari Sri Kresna Kepakisan. Nah, pada masa pemerintahan Waturenggong seni Bali secara keseluruhan sempat mengalami pencerahan karena sang raja sendiri sangat menyukai seni budaya.

Berdasarkan gambaran desa tersebut, sejarah tertulis Desa Kamasan diketahui dari dokumen-dokumen yang ditemukan dan keterangan sesepuh atau tokoh masyarakat. Situs sejarah Desa Kamasan disebutkan dalam Prasasti Anak Wungsu tahun 994 Saka atau tahun 1072 Masehi. Dalam naskah ini dijelaskan bahwa secara etimologis kata atau kata Kamasan terdiri dari kata Kama yang berarti benih dan San yang berarti indah.

Remaja Bali Dibekali Seni Lukis Wayang Klasik Di Ajang Pkb

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diasumsikan bahwa Kamasan sebagai nama desa saat ini berarti bahwa setiap kelahiran anak manusia di Desa Kamasan diharapkan menjadi orang yang memiliki sumber daya penting dan sesuai dengan standar kecantikan yang tinggi.

Desa Wisata Kamasan sekilas seperti desa pada umumnya di Bali, arsitektur rumah dan bangunan pura juga sama pada umumnya, namun ada yang unik dan menarik di Desa Wisata Kamasan ini sehingga membuatnya sangat berbeda dengan desa lainnya di Bali yaitu banyak terdapat pengrajin seperti :

Desa Wisata Kamasan ini merupakan salah satu tempat yang paling menarik bagi wisatawan di Bali, karena desa ini adalah satu-satunya penghasil dan seniman lukisan wayang tradisional di Bali, lukisan ini masih terus berkembang hingga saat ini, dan dapat kita temukan di Desa Wisata Kamasan. . Masyarakat disini sangat ahli dalam membuat lukisan tradisional, mulai dari laki-laki, perempuan hingga anak-anak yang memiliki kemampuan menggoreskan tangan di atas kanvas untuk menciptakan warna-warna yang kaya makna dan mampu mengungkapkan keindahan dan kedamaian.

Gaya lukisan tradisional tradisional Desa Wisata Kamasan menawarkan gaya yang berbeda dari gaya lukisan yang ada di beberapa tempat di Bali. Lukisan tradisional di sini sering disebut lukisan gaya Kamasan yang bercirikan penggunaan pewarna alam

Mereka Wana Jnana

Seni lukis kamasan, contoh karya seni lukis, media seni lukis, seni lukis dinding, karya seni lukis indonesia, seni lukis tembok, seni lukis 3d, belajar seni lukis, karya seni lukis, sanggar seni lukis, maestro seni lukis indonesia, seni lukis karikatur