Raja Dari Banten Yang Gigih Menentang Voc Adalah – Sultan Ageng Thirtayasa Banten adalah pemimpin keenam Kesultanan Banten. Di bawah kepemimpinannya, Banten mencapai puncak ketenaran. Distrik ini merupakan pusat perdagangan internasional.

Dengan ini, Sultan Banten memulai pertempuran. Sayangnya, Sultan harus menghadapi pengkhianatan orang-orang terdekat. Simak kisah lengkapnya di bawah ini!

Raja Dari Banten Yang Gigih Menentang Voc Adalah

Sultan Ageng Tirthayasa lahir di Kesultanan Banten pada tahun 1631. Ayahnya bernama Sultan Abu Ma’ali Ahmed – saat itu dia adalah Sultan Banten kelima. Di pihak ayahnya, Sultan Ageng Tirthayasa adalah cucu dari Sultan Abul Mafahir Mahmud Abdulkadir atau Sultan Agung. Raja keempat Banten ini terkenal dengan keberanian dan keuletannya dalam melawan penjajah.

Berita Dan Informasi Sultan Ageng Tirtayasa Terkini Dan Terbaru Hari Ini

Dan ibunya adalah Ratu Martakusuma, putri Pangeran Jayakarta Vijayakram. Sultan Ageng Tirthayasa berasal dari ibu dan ayah yang sama dan memiliki empat saudara kandung. Nama keempat saudara laki-lakinya adalah Pangeran Kiren, Pangeran Lor, Ratukulong, dan Pangeran Arya.

Selain itu, Sultan Arang juga memiliki saudara tiri. Keempat saudara tiri tersebut adalah Pangeran Kidur, Pangeran Wetan, Ratu Timpruk dan Ratu Intan.

Ketika Sultan Argentir Tayasa masih kecil, ia diberi gelar Pangeran Surya. Sepeninggal ayahnya, Sultan Ajan dinobatkan sebagai Sultan muda di Banten. Memiliki gelar Pangeran Dipati.

Sepeninggal kakeknya, Sultan Argentir Tayasa menggantikan ayahnya sebagai raja keenam dengan gelar Sultan Abdul Fattah al-Fazih. Tak lama kemudian, Sultan Abdul Fattah Al-Mafakih membangun istana baru di Dusun Tirtayas. Maka ia mengganti gelarnya menjadi Sultan Argentir Tayasa.

Kunci Jawaban Ips Kelas 7 Smp Halaman 160 Kurikulum Merdeka, Sultan Ageng Tirtayasa Dan Sultan Haji

Sultan Ageng Thirtayasa Banten menikah tiga kali. Namun, dia menikah lagi hanya setelah kematian istri pertamanya. Istri kedua Sultan bernama Nyi Ayu Ratu Gede. Dan istri ketiganya bernama Ratu Nenga. Di antara ketiga istrinya, sultan memberikan 18 orang anak.

Sebagai kepala daerah Banten, Sultan Argentir Tayasa merumuskan beberapa kebijakan dan strategi untuk mendorong pembangunan daerah. Di bawah ini adalah beberapa kebijakan dan strategi Sudan.

Baca Juga  Pasangan Aksara Jawa

Keinginan VOC untuk menguasai Banten membuat Sultan Argentir Tayasa melawannya dengan berbagai cara. Selain itu, East India Company sering mencegat kapal dagang dari Tiongkok yang menuju Banten.

Ketika konflik semakin rumit, Sultan Argentir Tayasa memerintahkan salah seorang putranya, Sultan Haji, untuk mengambil alih urusan rumah tangga. Sultan Ajan sendiri menangani urusan luar negeri.

Twk 2 Bimbel

Rupanya, East India Company memanfaatkan posisi Sultan Haji sebagai CEO negara. Dia sering dihasut untuk merebut kekuasaan dari Banten. Dengan dukungan VOC yang kuat, Sultan Haji berhasil menguasai Banten. Selain itu, ia juga menjadi raja Solo Sovan pada tahun 1681. Sayangnya, dukungan VOC ada harganya. VOC meminta Sultan Haji menyerahkan Cirebon kepada VOC. Selain itu, East India Company mendesak Sultan Haji untuk mengizinkan mereka memonopoli lada di Banten. Ironisnya, Sultan Haji harus menarik pasukan Banten dari Pantai Priyangan.

Sultan Haji terpaksa menandatangani perjanjian itu. Jika di tengah kesepakatan, Sultan Haji melanggar kesepakatan, dia harus memberi VOC 600.000 ringgit.

Tingkah laku Sultan Haji yang angkuh mendorong rakyat Banten melakukan pemberontakan. Di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirthayasa, mereka ingin merebut kembali Kesultanan Banten dan mengusir East India Company. Upaya mereka membuahkan hasil pada tahun 1682; Sultan Haji mendapat tekanan dari serangan rakyat dan Sultan Ajan.

Dalam keadaan terdesak, pasukan VOC datang membantu Sultan Haji. Akibatnya pasukan Sultan Argenta Tirthayasa terpaksa mundur dari medan perang. Sedangkan Sultan Ajan berstatus buron.

Th Ppt Download

Sultan Ageng Thirtayasa dan pengikutnya mengungsi ke Rangkasbitung. Meski melarikan diri, dia tetap melawan Belanda. Sayangnya, pada tahun 1693 Sultan Ajan ditangkap dan dipenjarakan di Batavia.

Berikut sekilas sejarah pertempuran tanpa ampun Sultan Ageng Tirthayasa Banten melawan penjajah. Atas semua jasa dan peran tersebut, Sultan Ageng Tirthayasa layak menjadi salah satu panutan bagi masyarakat Indonesia.

Nama Ageng Tirtayasa merupakan pemberian dari rakyat karena beliau adalah seorang sultan (ageng) besar yang menjadikan ibu kota Negara Banten sebagai kota air (Tirtayasa). Pada masa pemerintahannya, Banten menjelma menjadi kota yang dikelilingi oleh kanal-kanal penghubung untuk memudahkan akses ke pelabuhan, dan konon kota Banten saat ini bisa disamakan dengan Venesia Eropa.

Menurut sumber Cirebon, Sultan Argentir Tayasa adalah Sultan Kesultanan Banten keenam dan menjabat sebagai Sultan Banten selama 21 tahun dari tahun 1651 hingga 1672.

Jejak Sejarah Perjuangan Di Makasar

Kepopuleran Sultan Ageng Tirthayasa dalam cerita dan dongeng Cirebon karena Sultan ini adalah Sultan yang menentang Belanda dan Kesultanan Mataram. Selain itu, pada masa perang sengit antara Belanda dan Banten, banyak pengikut Sultan Ajan yang mengungsi dan terus melawan Belanda di Cirebon, termasuk Syekh Yusuf Makasari Baan Thani.

Baca Juga  Menggunakan Air Secukupnya Untuk Mandi Adalah Salah Satu Sikap

Pada masa pemerintahannya, Banten berada di puncak kejayaannya. Banten telah menjadi kota air, sedikit mirip Venesia. Ibukota Banten dikelilingi oleh Grand Canal dan jembatan gantung. Perkembangan inilah yang kemudian membuatnya disebut Ageng Tirtayasa.

Pada masa pemerintahan Ajan Tirthayasa, Kesultanan Mataram yang berambisi menaklukan Banten tidak bisa bergerak sedikitpun.Mataram berkali-kali mencoba menaklukkan Banten, namun semuanya berakhir dengan kegagalan. Juga pada masa pemerintahan sultan ini, VOC Belanda berada dalam kesulitan, karena campur tangan Banten dengan kapal-kapal Belanda menyebabkan kerusakan VOC yang signifikan.

Dalam pengelolaan negara, Sultan Argent Tirta Yasa nyaris tanpa cela, kekuatan militer Banten saat itu bisa disebut luar biasa, dan dalam rencana agama, Syekh Yusuf diangkat sebagai mufti.

Cakrawala Sejarah (ips) By Mambaulhuda

Seorang ulama besar pada masanya, Syekh Yusuf adalah mantan Mufti Kerajaan Makassar di Goa yang mengungsi ke Banten setelah negerinya ditaklukkan Belanda.

Namun demikian, nasib Sultan Argentir Taasa tidak berjalan dengan baik, karena meskipun mampu memimpin Banten menuju kejayaan, pada akhir hayatnya ia menjadi tawanan Belanda. Bahkan, ia meninggal di penjara Belanda yang ditawan oleh anaknya sendiri, Sultan Haji.

Belanda selalu membenci Sultan Ageng Tirtayasa. Pada mulanya Belanda tidak dapat menghancurkan Banten secara paksa. Mengingat kekuatan militer Belanda sebanding dengan Banten pada saat itu, Belanda juga menghadapi serangan beruntun dari Kesultanan Mataram, sehingga pada saat itu Belanda memutuskan untuk fokus pada pertahanan Batavia daripada menyerang lebih jauh.

Kekesalan Belanda terhadap Banten baru bisa teratasi ketika konflik keluarga muncul di Kesultanan Banten. Sultan Argentir Tayasa memiliki 2 putra mahkota. Yakni, Sultan Haji dan Pangeran Pubaya.

Soal & Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 4 Subtema 3 Halaman 136, 137, 138, Contoh Penerapan Sifat Cahaya

Sultan Ageng Tirthayasa mewariskan tahta Banten kepada kedua anaknya: Sultan Haji sebagai Sultan muda dan Pangeran Purbai sebagai Sultan. Melihat hal tersebut, Sultan Haji jelas tidak menyukainya, dan ia menentang ayahnya yang kemudian menimbulkan konflik di antara mereka.

Kemudian Sultan Haji memberontak. Dalam masa pemberontakan ini, Belanda memanfaatkan situasi. Sultan Haji menerima pinjaman keuangan dan dukungan militer dari Belanda. Dengan uang dari pinjaman Belanda, Sultan Haji mengirim para pejabatnya ke London untuk membeli persenjataan modern terbesar Jam Operasi Pemerintah Inggris.

Berbekal senjata modern dan bantuan dari Belanda, Sultan Haji saat itu berperang melawan ayahnya sendiri, sedangkan Pangeran Pubaya, sebaliknya, tetap setia kepada ayahnya. Pertempuran berlangsung sengit dan awalnya berimbang, tetapi Haji Sultan yang dipersenjatai dengan senjata terbaru dan didukung oleh Belanda muncul sebagai pemenang. Belakangan Sultan Argentir Tayasa ditangkap Belanda dan dipenjarakan di Batavia.

Baca Juga  Dampak Negatif Bioteknologi Haruslah Tetap Diwaspadai Sebab

Sementara itu, Pangeran Pubaya dan Syekh Yusuf mundur dari Banten untuk melanjutkan perang gerilya melawan Belanda. Namun Pangeran Purbai kemudian menyerah kepada Belanda ketika ditangkap oleh Untung Surapati, seorang letnan pasukan Orang Asli VOC, yang kemudian juga memberontak melawan Belanda, karena mereka percaya bahwa Belanda telah bertindak angkuh terhadap Pangeran Purbai.

Aulia Ramadina Xi Ips 1 Ppt Kerajaan Banten

Sultan Argentir Tayasa meninggal di penjara sebagai tawanan perang dan meninggal di gunung pada tahun 1672 Masehi. Inilah kisah Agneg Tirtayasa, Sultan Banten yang digulingkan oleh putranya sendiri.

Sepeninggal Agneg Tirtayasa, tahta Kesultanan Banten jatuh ke tangan Sultan Haji. Setelah kejadian tersebut, Banten yang selalu menjadi lawan Belanda di Batavia kemudian menjadi sekutu, dan Banten akhirnya dikuasai oleh Belanda.

Meskipun demikian, Banten tetap menjadi kesultanan di Jawa Barat sampai raja ke-18 dikandung. Baru pada tanggal 22 November 1808, Banten akhirnya runtuh, ketika dihancurkan oleh de Anders. Setelah peristiwa itu, Banten masuk dalam wilayah Belanda dan statusnya menjadi kabupaten.

Untuk mengetahui sejarah Kesultanan Banten secara umum, baca artikel kami yang berjudul Sejarah, Landasan, Kejayaan dan Kejatuhan Kerajaan Banten. Sultan Argentir Tayasa adalah salah satu pahlawan nasional Banten. Namanya diabadikan sebagai nama Universitas Sultan Ageng Tirthayasa (Untirta) di Provinsi Banten.

Politik Yang Dilakukan Voc Untuk Memecah Belah Pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa Yaitu? Ini Kunci Jawaban

Sosok Sultan Argentir Tayas tidak terlepas dari perjuangan melawan penjajahan Belanda. Ia juga berjasa atas pesatnya perkembangan Kesultanan Banten di berbagai bidang antara lain politik, ekonomi dan budaya.

Di bawah ini adalah pengenalan singkat tentang Sultan Argentir Tayasa yang dikutip dari buku “Kisah Kepahlawanan Pahlawan Nasional Terpopuler” karangan Emil Hedaza dan dari situs resmi Pemerintah Provinsi Banten:

Sepeninggal kakeknya, ia menjadi Sultan pada usia 20 tahun dengan gelar Sultan Abdul Fati Abdul Fattah.

Nama Sultan Ageng Tirtayasa digunakan setelah ia membangun istana barunya di Dusun Tirtayasa (di Kabupaten Serang).

Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Ageng Tirthayasa memerintah pada tahun 1651-1683. Ia dikenal sangat tegas dengan pemain asal Belanda itu. Ia memerintahkan rakyat Banten untuk menolak bekerja sama dengan VOC (Belanda), yang bukan pertanda baik bagi Kesultanan Banten saat itu. Bahkan banyak kapal VOC dan perkebunan teh yang direbut dan dihancurkan oleh masyarakat Banten.

Selain itu, pemberontakan Sultan Argentir Tayasa diwujudkan dalam penolakan perjanjian monopoli VOC dan pencabutan blokade laut Belanda. Sultan Ageng Tirthayasa lebih memilih berdagang dengan negara Eropa lain seperti Denmark dan Inggris.

Tekad Sultan Ageng Tirthayasa untuk menjadikan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar di Nusantara sangat kuat. Ia berusaha meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah baru dan mengembangkan irigasi.

Sultan Ageng Tirthayasa sangat keras kepala melawan Belanda. Tetapi

Soal Sejarah Semester 2 Kls X 19 20

Raja banten, voc adalah singkatan dari, perlawanan banten terhadap voc, nabi yahya konsisten menentang pernikahan raja hirodus dengan, perlawanan rakyat banten terhadap voc, gubernur jenderal voc yang pertama adalah, banten melawan voc, raja kerajaan banten, silsilah raja kerajaan banten, raja bone yang membantu voc, perang banten melawan voc, raja kesultanan banten