Perundingan Apakah Yang Paling Merugikan Bagi Pihak Indonesia Jelaskan Alasanmu – Reporter : Akhmad Muawal Hasan, – 17 Januari 2018 00:00 WIB | Diperbarui 17/05/2018 14:00 WIB

Pertama, pelanggaran perundingan Linggajati, seperti yang dituduhkan oleh Republik Indonesia. Sedangkan Belanda menganggap dirinya tidak terikat lagi dengan perjanjian yang telah disahkan pada tanggal 25 Maret 1947. Invasi militer yang saya lakukan selanjutnya melumpuhkan beberapa posisi penting di Pulau Jawa, Madura dan Sumatera.

Perundingan Apakah Yang Paling Merugikan Bagi Pihak Indonesia Jelaskan Alasanmu

Dalam Nationalism and Revolution in Indonesia (1995), George McTurnan Kahin menyatakan bahwa invasi pertama ini bukan sekadar masalah harga diri bangsa. Kegagalan utama Indonesia pada serangan pertama adalah karena Belanda telah merebut banyak daerah penghasil sumber daya alam terbaik (hal. 298).

Jokowi: Negosiasi Indonesia Eu Cepa Diharapkan Selesai 2024

Konon, Amerika Serikat (AS) adalah salah satu anggota Komisi Tiga Negara (KTN) yang berhasil mendamaikan Belanda-Indonesia dalam Perjanjian Renville. Namun, Kahin menemukan banyak hal aneh dalam manuver Amerika tersebut.

Posisi Amerika Serikat sebagai pembawa damai yang ideal adalah netralitas dan perlakuan yang sama terhadap semua pihak yang terlibat. Sayangnya, tindakan mereka menimbulkan frustrasi yang mendalam di kalangan elite politik Indonesia dan turut melemahkan posisi Indonesia dalam proses pembuatan kesepakatan.

Pertama-tama, Amerika Serikat secara efektif adalah mobil dengan Inggris sebagai pihak yang tidak setuju dengan agresi Belanda. Keduanya juga mengakui kemerdekaan de facto Indonesia. Namun, dukungan tersebut tidak cukup untuk menjadi solusi konflik Indonesia-Belanda.

Sebagai dua raksasa Barat, Amerika Serikat dan Inggris Raya memilih untuk tidak bertindak secara efektif untuk menghalangi agresi Belanda. Saat ini, kecurigaan meluas di kalangan elite politik Indonesia. Mereka mengklaim bahwa AS licik dan sebenarnya berpihak pada Belanda.

Pendidikan Dan Pembelajaran: February 2017

Di sisi lain, India dan Australia mengambil sikap lebih tegas dengan menyerahkan konflik antara india dan Belanda ke Dewan Keamanan PBB (DK PBB).

Dalam laporan New York Times (25 Juli 1947), Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru menyatakan: “Apa yang terjadi dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa? Semangat baru Asia tidak akan mentolerir hal-hal seperti itu. Tidak ada negara Eropa yang berhak menggunakan militernya melawan negara-negara Asia. Jika itu terjadi, Asia tidak akan menerimanya.”

Australia menegaskan bahwa Belanda telah melanggar Pasal 39 Piagam PBB. Mereka meminta PBB untuk mengeluarkan resolusi kepada Belanda dan Indonesia untuk mengakhiri kontak senjata dan memberikan perjanjian damai kepada pihak ketiga sebagaimana dituangkan dalam perundingan Linggajati.

Baca Juga  Bentuk Paling Sederhana Dari Pecahan 5 Per 15 Yaitu

Amerika Serikat menolak proposal ini. Pihak Indonesia kecewa. Cara AS berkompromi membawa negara adikuasa yang memenangkan Perang Dunia II lebih dekat ke penjajah. Sementara Rusia, musuh ideologis Amerika, telah mendukung Indonesia dengan menyetujui usulan Australia.

Sutan Syahrir Dan Perjuangan Diplomasi Mempertahankan Kemerdekaan Halaman 2

Proposal penting lainnya antara Rusia dan Polandia adalah agar Belanda menarik diri dari wilayah yang direbut setelah invasi. Bagi Rusia, penerapan proposal ini akan menempatkan Belanda dan Indonesia pada posisi yang setara dalam kemajuan menuju perdamaian. Sayangnya, usulan ini juga ditolak oleh Dewan Keamanan PBB.

Setelah kebuntuan tidak tahu bagaimana menyelesaikan konflik, pada 24 Agustus 1947, Amerika Serikat mengusulkan pembentukan Dewan Tripartit untuk memfasilitasi negosiasi. Dalam catatan Charles Wolf dalam bukunya, The Story of Indonesia – The Birth, Growth, and Structure of the Republic of Indonesia (1948), Amerika Serikat menyebut usulan tersebut sebagai “good merit” (p. 142).

“Pelayanan yang baik” AS berarti bahwa negosiasi khusus akan melibatkan satu negara yang dipilih oleh Indonesia, satu negara yang dipilih oleh Belanda, sisanya dipilih oleh kedua pihak yang netral. Para peserta konflik setuju. Pada 18 September, Belanda memilih Belgia, Indonesia memilih Australia dan kedua negara memilih Amerika Serikat. Maka dibentuklah Panitia Tiga Kerajaan (KTN).

Belanda tidak menghormati Dewan Keamanan PBB dan meremehkan Indonesia Selama negosiasi, Belanda sangat tidak menghormati Indonesia dan para koordinator. Misalnya, pada tanggal 29 Agustus mereka mengklaim wilayah baru di Indonesia yang berbatasan dengan “Garis van Mook”. Penciptanya adalah gubernur de facto Hindia Belanda terakhir, Hubertus Johannes van Mook.

Berita Manajemen Hutan

Di Jawa, misalnya, menurut van Mook, wilayah Indonesia menyusut kurang dari sepertiganya. Di Sumatera, Belanda menaklukkan daerah pertanian yang paling subur. Menurut Memorandum PBB No. S/649 tentang keadaan ekonomi di Indonesia, pemerintah negara ini kekurangan produksi beras hingga puluhan kwintal (hal. 37). Dalam pidatonya di Belanda, van Mook menyatakan dengan tegas bahwa tujuan klaim teritorial adalah untuk menghancurkan Republik Indonesia.

Keputusan Dewan Keamanan PBB itu seperti dikencingi Belanda yang terus mendesak di berbagai wilayah Indonesia. Permintaan Indonesia kepada Belanda untuk menarik pasukannya didukung oleh Rusia dan Australia. Tapi sekali lagi Amerika Serikat menentang proposal ini.

Pada tanggal 9 Oktober, Amerika Serikat mengirim perwakilan ke Dewan Keamanan PBB untuk mendukung penolakan Belanda untuk menarik pasukannya dengan alasan bahwa hal itu akan “melanggar Piagam PBB karena dapat mempertanyakan hak setiap negara.” perselisihan”. menurut arsip Dewan DK PBB yang dikutip oleh Kahin.

Pada tanggal 31 Oktober, Rusia menyetujui resolusi bahwa Belanda harus menarik pasukannya ke posisi sebelum agresi militer. Resolusi ini mendapat dukungan dari Australia, Kolombia dan Polandia, tetapi ditentang oleh Amerika Serikat. Inggris, Prancis, dan Belgia kemudian memberikan suara dengan Amerika Serikat, sementara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya memilih abstain.

Baca Juga  Apakah Yang Dimaksud Dengan Penjernihan Sistem Absorbsi

Strategi Bangsa Indonesia Dalam Menghadapi Sekutu Dan Belanda

Indonesia menyadari bahwa kekuatan tawar-menawarnya semakin berkurang terhadap Belanda. Perwakilan Indonesia menduga bahwa Menteri Luar Negeri AS George Marshall sebenarnya telah bernegosiasi dengan van Mook ketika dia berkuasa penuh

Dia mengunjungi Washington pada bulan September 1947. Pada saat itu, Marshall dikatakan menentang rencana van Mook untuk memusnahkan orang Indonesia yang tersisa. Namun, melihat posisi AS selama negosiasi di Dewan Keamanan PBB, perwakilan Indonesia menyadari bahwa AS sebenarnya menerapkan kebijakan untuk mendukung Belanda.

“Selain itu, masyarakat Indonesia pada umumnya merasa bahwa serangan militer Belanda terhadap Republik (Indonesia) tidak dapat dilakukan tanpa peralatan militer dari Amerika Serikat dan Inggris Raya,” kata Kahin.

“Di kalangan terpelajar, banyak yang percaya bahwa ketergantungan Belanda pada pinjaman Amerika untuk meningkatkan ekonominya sendiri telah menempatkan Amerika Serikat pada posisi untuk memaksa Belanda menghentikan operasi militernya di Indonesia kapan pun Amerika mau. Sentimen ini juga diakui oleh perwakilan kelompok politik dengan pandangan sayap kanan dan sayap kiri,” lanjutnya (hal.

Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Lewat Diplomasi, Dimulai Dari Perjanjian Linggarjati

(2008). Pemerintah Belanda pada saat itu melakukan beberapa upaya diplomasi terpadu dengan Amerika Serikat karena keuangan pemerintah Hindia Belanda sangat sulit. Situasi ini mempengaruhi keuangan pemerintah Belanda, yang harus mengalihkan banyak sumber keuangan kepada tentara di Hindia Belanda dan pinjaman kepada pemerintah di Jakarta (hal. 246).

Dalam sebuah siaran radio pada tanggal 17 Oktober 1947, Organisasi Pusat Perburuhan Indonesia (SOBSI) menyatakan bahwa Belanda telah menolak gencatan senjata Dewan Keamanan PBB karena “beberapa Kekuatan Barat” diam-diam telah “menyediakan kepada Belanda bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membayar gaji mereka. upah”. perang kolonial di Indonesia.”

Seperti dilansir kantor berita nasional Antara (1950), pada tanggal 12 November 1947, Wakil Menteri Perekonomian dan Ketua Partai Katolik Indonesia, Mr. Kasimo, berbicara kepada anggota DPR RI. Dia menyatakan, “Amerika Serikat yang jelas-jelas menunjukkan favoritisme” kepada Belanda.

Orang Indonesia, katanya, tidak mengerti mengapa “beberapa negara kuat secara terbuka memihak Belanda” dan “tidak mau mengakui hak rakyat Indonesia atas kemerdekaan, kebebasan dan penentuan nasib sendiri sebagaimana diatur dalam Piagam Atlantik dan Piagam Atlantik”. Perjanjian Persatuan Nasional.”

Saksi Bisu Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Di Kuningan

Proposal terakhir penuh dengan ancaman dari perwakilan Amerika di KTN. Saat itu, KTN menghadapi situasi yang sulit karena tidak memiliki kekuatan sendiri dan tidak mendapat dukungan yang cukup dari Dewan Keamanan PBB. Kepercayaan di antara pihak yang bertikai juga menurun. Setelah banyak drama penyangkalan dan ketidaksepakatan, KTN akhirnya dapat melakukan tes resmi pertamanya pada 8 Desember 1947 di atas kapal USS Renville.

Usulan pertama diterima oleh delegasi Indonesia, tetapi sebagian ditolak oleh Belanda. Kondisi yang sama terjadi pada proposisi kedua. KTN kemudian membuat proposal lagi. Salah satunya adalah Garis van Mook, yang akan bertindak sebagai demarkasi militer antara kedua negara. Belanda menerima sebagian, sambil mengajukan 12 tawaran lainnya. Isinya antara lain tentang kemerdekaan Indonesia dalam bentuk koalisi untuk isu pemilihan umum, namun tidak ada informasi tentang penarikan pasukan Belanda dari Indonesia.

Baca Juga  Jumlah Lilitan Sekunder Trafo Adalah

Dalam proses yang berat itu, Belanda sempat mendirikan negara Sumatera Timur pada akhir Desember 1947. Sumatera Timur merupakan daerah paling kaya sumber daya alam di Indonesia saat itu. Statusnya ditengarai sebagai negara boneka yang nantinya akan berdampingan dengan Indonesia. Belanda tampaknya masih mencoba strategi

Pertukaran proposal yang terjadi selama kelanjutan negosiasi masih diwarnai dengan berbagai penolakan dan penerimaan. Meski Indonesia berkali-kali menolak, Belanda menang.

Evaluasi Pelayanan Migrasi Ketenagakerjaan Antara Aturan Dan Pelaksana By Jaringan Buruh Migran

Selain itu, pada akhir proses negosiasi, Dr. Frank Graham, perwakilan KTN Amerika, dengan serius berargumen: Indonesia harus menerima syarat yang ditetapkan oleh Belanda. Jika mau, pemerintah AS kemungkinan besar akan meyakinkan Belanda untuk benar-benar mematuhi ketentuan kesepakatan akhir. Jika mereka menolak, pemerintah Amerika tidak akan berusaha meyakinkan Belanda untuk tidak mengakhiri perundingan dengan mengangkat senjata.

Indonesia akhirnya menyetujui gencatan senjata berdasarkan Garis van Mook dan tuntutan Belanda yang “kabur dan sulit dieja”. Situasi tersebut dijelaskan Kahin melalui pernyataan salah satu delegasi Indonesia, Dr. Johannes Leimena. Dalam bukunya, The Dutch-Indonesian Conflict (1949), Leimena menilai bahwa pemerintah Indonesia menerima tuntutan Belanda “di bawah tekanan nyata dari Amerika Serikat” (hal. 7).

Sjahrir, pimpinan Masyumi dan Partai Nasional Indonesia (PNI) menentang pendekatan represif Graham. Perdana Menteri Amir Sjarifuddin, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta juga memiliki pandangan yang sama.

Segera setelah itu, para pemimpin militer Indonesia melaporkan bahwa amunisi mereka dalam kondisi kritis. Indonesia berhak memilih perang habis-habisan jika negosiasi gagal, namun akan menelan korban jiwa rakyat Indonesia. Belanda juga akan lebih unggul karena kekuatan militernya jauh melebihi Indonesia.

Rakyat Merdeka 4 Juli 2022

Berdasarkan kondisi tersebut, pada tanggal 17 Januari 1948, pemerintah Indonesia akhirnya menandatangani Perjanjian Renville. Isinya termasuk gencatan senjata militer berdasarkan Jalur van Mook, menerima 12 tawaran dari Belanda dan enam tawaran tambahan yang diajukan oleh KTN.

Menurut isinya, Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia. TNI juga harus mundur dari tanah yang diduduki Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur. Situasi ini berujung pada “Long March of Siliwangi” – perjalanan panjang dan melelahkan prajurit Divisi Siliwangi dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Dampak Perjanjian Renville sangat kompleks bagi Indonesia. Ekonomi menjadi serius karena blokade Belanda. Kabinet Sjahrir mengalami krisis dan kemudian dibubarkan. Pemberontakan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo pun lahir

Jelaskan pengertian akuntansi ditinjau dari pihak yang berkepentingan, bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia, jelaskan manfaat omega 3 bagi manusia yang kamu ketahui, jelaskan pihak pihak yang membutuhkan informasi akuntansi, jelaskan zat gizi yang dianjurkan menjadi dasar pola makan gizi seimbang dan berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, jelaskan arti penting pandangan hidup bagi bangsa indonesia, mengapa perjanjian renville sangat merugikan pihak indonesia, jelaskan kedudukan pancasila bagi bangsa indonesia, 10 bakteri yang merugikan bagi manusia, jelaskan pihak pihak yang terkait dengan pengelolaan dana kas kecil, jelaskan 3 makna sumpah pemuda bagi bangsa indonesia, jelaskan makna kemerdekaan beragama bagi bangsa indonesia