Perbedaan Bumi Dari Seluruh Planet Anggota Tata Surya Adalah – Tinjauan Tata Surya (ukuran planet ditunjukkan menurut skala, sedangkan jarak tidak): Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Haumea, Mekmac, dan Eris.

File audio ini dibuat berdasarkan revisi artikel ini tertanggal 10 September 2010 (10-09-2010), sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terbaru.

Perbedaan Bumi Dari Seluruh Planet Anggota Tata Surya Adalah

Kumpulan benda langit yang terdiri dari bintang yang disebut Matahari dan semua benda yang terikat oleh gravitasi. Objek-objek ini termasuk delapan planet yang dikenal dengan orbit elips, lima planet kecil/minor, 173 satelit alami yang teridentifikasi,

Planet Yang Termasuk Planet Dalam Dan Planet Luar

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet dalam, Sabuk Aster, empat planet luar, dan Sabuk Kuiper luar serta piringan tersebar. Awan Oort dianggap paling jauh, sekitar seribu kali lipat dari lapisan terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, delapan planet Tata Surya adalah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Jupiter (779 juta km) . . . , Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Empat planet terdalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars adalah planet terestrial dengan batu dan logam. Sedangkan empat planet terluar merupakan planet yang jauh lebih besar dari Bumi. Dua planet raksasa, Jupiter dan Saturnus, adalah planet raksasa yang tersusun dari hidrogen dan helium. Dua planet lainnya, Uranus dan Neptunus, adalah raksasa es yang terdiri dari campuran titik leleh tinggi hidrogen dan helium, yang dikenal sebagai senyawa volatil seperti air, amonia, dan metana.

Pada pertengahan 2008, lima benda angkasa telah diklasifikasikan sebagai planet minor. Kecuali Ceres, orbit planet minor jauh dari Neptunus. Lima planet minor itu adalah Ceres (415 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari delapan planet dan tiga dari lima planet minor diorbit oleh Bulan. Setiap exoplanet dikelilingi oleh cincin planet yang terbuat dari debu dan partikel lainnya.

Baca Juga  Tuliskan Teks

Sistem Tata Surya: Definisi, Teori, Dan Sistem Penyusunnya

Pada 1734 dan direvisi oleh Immanuel Kant (1724–1804) pada 1775. Hipotesis serupa dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace

Mandiri pada tahun 1796. Teori ini, yang dikenal sebagai Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyatakan bahwa pada tahap awalnya, Tata Surya adalah awan raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan sebagian besar komponen gasnya adalah hidrogen. Gravitasinya menyebabkan nebula menyusut dan agak berotasi, suhu nebula memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (Matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar lebih cepat, dan cincin gas dan es terlontar dari matahari. Karena gravitasi, gas-gas ini mengembun saat suhunya menurun dan planet dalam dan luar terbentuk. Laplace berpendapat bahwa gerakan planet yang hampir melingkar adalah hasil dari pembentukannya.

Pada tahun 1900, Thomas C. Chamberlin dan Forrest R. Konsep planet pertama kali dikemukakan oleh Moulton. Hipotesis planet menyatakan bahwa pada masa-masa awal Matahari, tata surya kita terbentuk sebagai akibat dari bintang lain yang melintas terlalu dekat dengan Matahari. pembentukan Kedekatan ini menciptakan daya apung di permukaan Matahari, yang seiring dengan proses internal Matahari, berulang kali menarik benda ke Matahari. Dua lengan spiral terbentuk dari Matahari akibat efek gravitasi bintang. Sementara sebagian besar objek dikeluarkan, beberapa akan tetap berada di orbit, mendingin dan mengeras, dan menjadi benda yang lebih kecil yang mereka sebut planet dan yang lebih besar seperti protoplanet. Benda-benda ini bertabrakan seiring waktu dan menjadi planet dan bulan, sementara benda lain menjadi komet dan asteroid.

Hipotesis gelombang logis pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Diperkirakan bahwa planet terbentuk karena kedekatan Matahari dengan bintang lain. Tabrakan jarak dekat menarik material dalam jumlah besar dari Matahari dan bintang-bintang lain dengan kekuatan gabungan mereka, yang kemudian memadat menjadi planet.

Ilmuwan Temukan Planet Baru Mengorbit Matahari

Hipotesis kondensasi awalnya dikemukakan oleh seorang astronom Belanda bernama GP. Kuyper (1905–1973) pada tahun 1949. Hipotesis kondensasi menyatakan bahwa Tata Surya membentuk awan besar yang berputar-putar membentuk piringan besar.

Hipotesis bintang kembar awalnya diajukan pada tahun 1956 oleh Fred Hoyle (1915–2001). Hipotesis menyatakan bahwa tata surya kita terdiri dari dua bintang yang berukuran hampir sama dan berdekatan, salah satunya meledak meninggalkan pecahan kecil. Puing-puing ini terperangkap dalam tarikan gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengorbit.

Ide ini dikembangkan oleh Carl van Weizsacker, G.P. Kuiper dan Subrahmanian Chandrasekhar. Menurut teori protoplanet, Matahari dikelilingi oleh awan gas yang membentuk gumpalan yang lambat laun berubah menjadi gumpalan padat. Awan gas ini disebut protoplanet.

Baca Juga  Cerita Bergambar Atau Cergam Dapat Ditemukan Dalam

Selain Bumi, lima planet yang paling dekat dengan Matahari (Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus) sudah dikenal sejak zaman dahulu karena semuanya terlihat dengan mata telanjang. Banyak orang di dunia ini memiliki nama sendiri untuk setiap planet.

Rangkuman Materi Modul Ipa Smp Kelas 7 Ruang Angkasa Tata Surya

Perkembangan sains dan teknologi eksperimental dalam lima abad terakhir telah memungkinkan manusia untuk memahami alam semesta tanpa selubung mitos. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu “mempertajam” mata manusia untuk melihat benda-benda angkasa yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Karena teleskop Galileo dapat melihat lebih jelas, ia dapat mengamati berbagai perubahan kenampakan Venus, seperti Venus bulan sabit atau Venus penuh akibat perubahan posisi Venus relatif terhadap Matahari. Gagasan bahwa Venus mengorbit Matahari juga memperkuat teori bahwa Matahari, bukan Bumi, adalah pusat alam semesta, yang pertama kali dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus (1473–1543). Susunan heliosentris adalah Matahari yang mengorbit dari Merkurius ke Saturnus.

Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629–1695), yang menemukan Titan, satelit Saturnus, sekitar 2 kali jarak orbit Bumi-Jupiter.

Perkembangan teleskop juga dibarengi dengan perkembangan hukum Kepler oleh Johannes Kepler (1571-1630) tentang persamaan gerak benda langit dan hubungannya satu sama lain. dan atas, Sir Isaac Newton (1642-1727) tentang hukum gravitasi. Melalui dua persamaan teoretis inilah dimungkinkan untuk menemukan dan menghitung benda langit lainnya.

Sistem Tata Surya Dan Karakteristik Anggota Tata Surya

Perhitungan yang dilakukan pada orbit Uranus menemukan bahwa orbit planet tersebut dipengaruhi oleh benda langit lain yang tidak diketahui pada saat itu. Menggunakan perhitungan serupa, para astronom menemukan Neptunus pada tahun 1846.

Kehadiran Neptunus rupanya tidak cukup untuk menjelaskan gangguan di orbit Uranus. Fenomena ini menimbulkan spekulasi planet lain, “Planet X”, yang belum ditemukan. Penemuan tersebut menyebabkan penemuan Pluto pada tahun 1930 oleh Clyde Tombaugh.

Pada saat Pluto ditemukan, itu adalah satu-satunya benda langit yang diketahui berada di luar orbit Neptunus. Pada tahun 1978, Charon, bulan terbesar Pluto, ditemukan. Charon ditemukan melalui analisis cakram gambar yang menunjukkan “benjolan” di sisi Pluto.

Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek lain yang lebih kecil di luar Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengorbit Matahari.

Buku Murid Ipa

Ada sekitar 100.000 objek yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari Gugus Trans-Neptunus).

Baca Juga  Gambar Tersebut Menunjukkan

Objek Sabuk Kuiper meliputi beberapa benda langit antara lain Quar (1.250 km pada Juni 2002), Hua (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygeia, Varuna. are , dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan EL61 tahun 2003 merupakan kejutan karena objek Sabuk Kuiper ini juga diketahui memiliki satelit pada Januari 2005, meski ukurannya lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada bulan Oktober 2003) yang dinamai menurut pendirinya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini memiliki bulan.

Perbandingan massa relatif planet-planet. Jupiter adalah 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang berbagi hanya kurang dari 0,1% dari total, tidak ditampilkan dalam diagram di atas.

Ada Planet Dalam Dan Planet Luar, Apa Perbedaan Beserta Ciri Cirinya?

Inti Tata Surya adalah Matahari, bintang deret utama kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa sistem dan mendominasi segalanya dengan tarikan gravitasinya.

Hampir semua benda besar yang mengorbit Matahari terletak di orbit Bumi yang sering disebut ekliptika. Semua planet sangat dekat dengan ekliptika, sedangkan komet dan objek di Sabuk Kuiper biasanya memiliki sudut ekliptika yang sangat besar.

Kecuali Komet Halley, planet dan objek di Tata Surya berputar berlawanan arah jarum jam mengelilingi Matahari.

Hukum gerak planet Kepler menyatakan bahwa orbit Tata Surya mengelilingi Matahari berbentuk elips, dengan Matahari sebagai salah satu pusatnya. Objek yang lebih dekat ke Matahari (sumbu semi-mayor) memiliki masa hidup yang lebih pendek. Dalam orbit elips, jarak objek dari Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat antara suatu benda dengan Matahari disebut perihelion, dan jarak terjauh dari Matahari disebut aphelion. Semua benda di tata surya bergerak paling cepat di perihelion dan paling lambat di aphelion. Planet memiliki orbit yang hampir melingkar, sedangkan komet, bintang, dan objek Sabuk Kuiper memiliki orbit elips.

Materi Susunan Tata Surya: Pengertian, Teori, Urutan, Gambar

Untuk kemudahan representasi, sebagian besar diagram Tata Surya menunjukkan jarak yang sama antara orbit satu sama lain. Faktanya, dengan sedikit pengecualian, semakin jauh sebuah planet atau sabuk dari Matahari, semakin jauh jarak antara objek tersebut dan orbit sebelumnya. Misalnya, Venus terletak sekitar 0,33 satuan bintang (AU) di luar Merkurius.

, sedangkan Saturnus berjarak 4,3 AU dari Jupiter, dan Neptunus berjarak 10,5 AU dari Uranus. Beberapa upaya telah dilakukan untuk menentukan hubungan jarak antara jalur-jalur ini (hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini belum ada teori yang diterima.

Hampir semua planet di tata surya juga memiliki sistem sekunder. Sebagian besar adalah benda yang berputar secara alami

Mainan planet tata surya, planet sebagai anggota tata surya, urutan planet tata surya, planet luar tata surya, warna planet tata surya, planet bumi dan tata surya, tata surya planet bumi, susunan planet tata surya, planet terbesar tata surya, planet anggota tata surya, planet tata surya, 9 planet tata surya