Paman Nabi Muhamad – Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam adalah panutan kita. Tapi bagaimana kita bisa meniru Dia jika kita tidak tahu siapa Dia? Pepatah Indonesia mengatakan “Kamu tidak tahu apa yang kamu tidak tahu”, maka kami ingin sedikit bercerita tentang nama dan silsilah keluarganya melalui tulisan ringan ini.

Pernahkah kita mengetahui bahwa Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam memiliki julukan yaitu seorang manusia keturunan dua orang yang hampir terbunuh. Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam bersabda:

Paman Nabi Muhamad

. Silsilah keluarganya adalah Nabi Muhammad ﷺ bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Ayah Abdul Muthalib hampir terbunuh karena kakeknya bersumpah jika dia memiliki 10 anak, dia akan membunuh salah satunya.

Mengenal Keluarga Nabi Muhammad Worksheet

Tuhan memberkati Anda dan Tuhan memberkati Anda

Abdul Muthalib telah berjanji di masa lalu bahwa jika dia memiliki 10 anak laki-laki, dia akan membunuh salah satunya. Ketika Abdul Mutalib memiliki 10 anak laki-laki, dia menarik undian untuk melihat siapa di antara anak laki-lakinya yang akan dibunuh. Nama Abdullah keluar. Abdullah adalah anak yang sangat dia sayangi. Kemudian Abdul Muthalib berkata “Ya Allah, Abdullah atau 100 unta”. Dia menarik undian untuk Abdullah dan 100 unta. Lalu keluarlah 100 ekor unta.[2]

Akan tetapi, ayahnya jatuh sakit dan meninggal dunia ketika hendak berdagang di Sam, dan ketika hendak kembali ke Mekkah, ayah Nabi meninggal dunia dan dimakamkan di An Nabeegha, padahal ayahnya Abdullah sedang menunggu kedatangannya. anak Tapi takdir Tuhan sudah diputuskan,

Nama ibunya adalah Amina binti Wahab bin Abdu Manaf. Ibu Nabi belum terlalu tua ketika mengikuti suaminya.

Kisah Heroik Ja’far Bin Abi Thalib, Bapak Orang Orang Miskin

Pamannya adalah Abbas, Abdullah, Hamzah, Abu Thalib, Az-Zubayr, Al-Harith, Hajl, Al-Muqawwim, Dhirar dan Abu Lahab. Di antara nama-nama tersebut, empat orang mengalami kenabian yaitu Hamzah, Abu Lahab, Abu Thalib dan Abbas. Hanya Hamzah dan Abbas yang beriman kepada Nabi

Bibinya ﷺ adalah Shafia Umm az-Zubayr bin al-Awwam, ‘Atika, Barra, Arwa, Umayma, Ummu Hakim al-Baida’. Syafi’a adalah satu-satunya yang percaya pada Nabi (saw). Banyak yang perlu kita ketahui dari keluarga dan kerabat Nabi, namun kisah ini akan kita akhiri di sini insya Allah akan berlanjut pada edisi-edisi yang akan datang. – Salah satu kekhawatiran yang dimiliki Nabi sallallahu alayhi wasallam adalah tidak pernah mengubah agama pamannya Abu Thalib bin Abdul Muthalib ke Islam. Abu Thalib adalah seorang pelindung dan pendukung perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam, namun beliau tidak mau masuk Islam hingga akhir hayatnya.

Baca Juga  Apa Saja Unsur-unsur Pencak Silat Adalah

Istikoma bisa memproduksi artikel islami dengan jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Anda bisa bergabung dengan Literasi Dakwah Islami ini dengan membagikan artikel ini di kanal media sosial Anda atau Anda juga bisa berdonasi.

Nama aslinya adalah Imran bin Abdul Muthalib, namun ia lebih dikenal dengan nama panggilan Abu Thalib yang berarti ayahnya Thalib. Ia lahir di Mekah 539 M – meninggal 619M.

Nama Paman Nabi Muhammad Dan Riwayat Singkatnya

Sebagai pemimpin Bani Hasyim setelah kematian ayahnya Abdul-Muttalib, ia menjadi wali keponakannya Nabi Muhammad dan kemudian menjadi pendukung utama dakwah. Ia menikah dengan Fatima Bint Asad dan memiliki 6 orang anak, salah satunya adalah Ali Bin Abu Thalib.

Saat itu kaum Quraisy merasa terancam ketika Nabi Muhammad mendakwahkan ajaran Islam dan berharap Abu Thalib menghentikan ajaran keponakannya itu. Meski terus mendapat tekanan dan teror dari suku Quraisy, Abu Thalib mendukung keponakannya itu dalam menyebarkan pesan Islam.

Sayangnya, hingga akhir hayatnya, Abu Thalib tidak mau masuk Islam dan meyakini ajaran keponakannya sendiri, meski posisinya sebagai paman Nabi Muhammad yang mengasuh dan menjunjung tinggi ajaran Nabi. Nabi Muhammad juga pernah berdoa:

“Syafaatku akan bermanfaat baginya di hari kiamat. Karena itu dia ditempatkan di Neraka dangkal, otaknya mendidih sehingga api Neraka mencapai pergelangan kakinya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Mas Kawin Nabi Yakub

Namun, Allah SWT tidak memberikan hidayah kepada pamannya. Karena kepemimpinan adalah hak prerogatif Tuhan, hanya diberikan kepada orang-orang yang Dia kehendaki.

“Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada siapa yang kamu suka, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk”. (QS al-Kashshash: 56).

Meskipun kita hidup jauh dari zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan para sahabatnya, kita sebagai umat akhir zaman patut bersyukur karena telah diberi nikmat hidayah untuk beriman kepada Allah dan Utusan-Nya. Bukankah itu sebuah anugerah dan anugerah yang tak ternilai harganya?

Baca Juga  Gerakan Mengambil Napas Dalam Renang Gaya Dada Adalah Proses Menghirup

Sebagai Ibra kita bisa melihat perjuangan Nabi Nuh AS yang sejak lama berdakwah menyeru umatnya untuk beriman kepada Allah. Namun, hingga usianya sekitar seribu tahun (950 tahun), hanya sedikit kaumnya yang beriman kepada Allah SWT. Bahkan, anak dan istrinya yang sangat mencintainya tidak mau mengikuti ajakan Nabi Nuh untuk beriman kepada Allah SWT.

Paman Rasulullah Dan Masjidnya Di China

Ayah Tauhid Nabi Ibrahim juga mengalami kisah serupa. Meskipun Nabi Ibrahim AS adalah seorang yang sangat beriman kepada Allah SWT, namun ia tidak dapat meyakinkan kedua orang tuanya untuk mengikuti ajaran yang dibawanya.

“Maka Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda yang besar di langit dan di bumi agar dia termasuk orang-orang yang beriman.” (QS al-Anam: 75).

Oleh karena itu, kita yang bukan apa-apa harus tahu bahwa kita dibimbing oleh Allah untuk mengetahui kemuliaan-Nya.

Maka dari itu kita harus sangat bersyukur dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala yang dilarangnya karena nikmat iman tidak lepas dari jasad.

Ziarah Makam Paman Nabi Muhammad Saw Di China

Betapa menyedihkan dan menyedihkan jika Allah mengambil hidayah kita sebagaimana Allah mencabut hidayah-Nya dari orang-orang yang durhaka dan suka menyalahgunakan. Bimbingan sangat berharga karena membuat seseorang mencintai Allah dan Surga-Nya. Wallahua Lam Bishwab. Saat ini customer support online 0813-7730-1977 info@assalamualaikum. apa yang bisa kami lakukan untuk membantu? Ketik untuk mengirim pesan…

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Nabi Muhammad adalah sosok yang paling kita teladani dan menjadi panutan sejati bagi seluruh umat Islam di muka bumi ini. Tentunya sebagai umat Islam kita pun memiliki kewajiban untuk mencintainya. Meski Nabi sendiri telah lama wafat, namun masih banyak amalan yang bisa kita lakukan sebagai ungkapan rasa cinta kita kepada beliau. Wujud yang paling terlihat adalah mengamalkan semua ajarannya, menaati segala perintah dan nasehat yang diberikannya, berusaha menjaga segala bentuk warisan dan peraturannya serta selalu memuliakan beliau dengan sering memberkati dan bersujud kepadanya. Namun terlepas dari bentuk-bentuk tersebut, tidak ada salahnya mencoba mengetahui silsilahnya dan juga beberapa leluhurnya. Dengan mengetahui nenek moyangnya, maka dapat menambah pengetahuan kita dan juga kecintaan kita kepadanya. Berikut adalah nenek moyang Nabi Muhammad:

Abdullah adalah ayah dari Nabi Muhammad. Ia adalah saudara kandung Abu Thalib, paman Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Nabi Muhammad tidak merasakan sedikitpun rasa cinta kepada ayahnya bahkan ketika melihat wajahnya secara langsung. Karena kita semua tahu bahwa Abdullah meninggal saat masih dalam kandungan Nabi Muhammad dan belum lahir di dunia ini. Namun ada satu kisah menarik yang patut kita ketahui dari Abdullah. Salah satunya terkenal ketika berjalan-jalan di siang hari, kemudian tubuhnya berbau musk, parfum yang disukai Nabi, dan ambergris yang membuat tubuhnya sangat harum. Dan ketika dia berjalan di malam hari, dari wajahnya muncul cahaya terang seperti lampu. Itulah sebabnya orang Mekah memanggilnya Misbahul Harom.

Baca Juga  Guru Wilangan Yaiku

Nama aslinya Saibatul Hamdi yang artinya sehelai uban. Dia mendapat nama itu karena dia lahir dengan sehelai uban di kepalanya. Ketika pamannya Muthalib pulang bersamanya dari kota Madinah, dia diberi gelar Abdul Muthalib. Dan ketika dia memasuki kota Makkah, penduduk melihat di wajahnya cahaya memancar ke segala arah.

Materi Ski 4a

Akhirnya mereka mendekati Syed Mutalib dan menanyakan identitas anak yang dikandungnya. Dan Sayyid Muttholib menjawab: “Hadjah ‘Abdi” (ini hambaku, keponakan hamba yang dimaksud di sini). Dan mereka berkata, “Betapa cahaya dari Abdul Muthalib, betapa cantiknya Abdul Muthalib.” Abdul, keponakan yang disebutkan di sini, adalah kata kepemilikan bagi sebagian orang. Dan keponakan yang dibawa oleh Mutalib bernama Abdul Mutalib. Makanya, kakek Nabi Muhammad SAW yang bernama asli Saibatul Hamdi ini lebih dikenal dengan gelar Abdul Mutalib. Dia meninggal di Burman dan dimakamkan di Hajun dekat wilayah Yaman pada usia 140 tahun menurut Mutamad. Namun ada perbedaan pendapat lain yang mengatakan bahwa Abdul Muthalib meninggal pada usia 110 tahun.

Dia adalah kakek buyut dari nabi Islam Muhammad dan leluhur dari klan Bani Hasyim dari suku Quraisy Mekah. Nama lahirnya adalah ‘Amr al-Ula (Arab: عمر العلا). Pada suatu saat dalam hidupnya sebelum kematian ayahnya, ‘Amr memilih nama Hasyim karena itu adalah nama yang digunakan Tuhan untuk Ibrahim (Amr Hanif menurut ‘Agama Ibrahim’). Namun interpretasi lain tentang asal usul nama Hasyim dari sejarawan Islam berbeda. Menurut tafsir lain, ‘Amr disebut Hasyim, karena Hasyim diterjemahkan sebagai orang yang terkenal dermawan. Sejarawan juga berbeda pendapat tentang usianya. Ada yang bilang 20 tahun, ada yang bilang 25 tahun.

Nama aslinya Mugiro. Menjadi pria tertinggi di dunia, dia diberi gelar Abdul Manaf, artinya pria jangkung

Nabi muhamad dalam injil, tentang nabi muhamad, salawat nabi muhamad, sunah nabi muhamad, sifat nabi muhamad, sejara nabi muhamad, kisa nabi muhamad saw, kisa nabi muhamad, perjalanan hidup nabi muhamad, paman nabi, mukzizat nabi muhamad, sejarah nabi muhamad saw