Mengapa Ada Beberapa Khalifah Bani Umayyah 1 Yang Terkenal – Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Bani Umayyah (Bahasa Arab: و ن ب ة ي م أ, Bani Umayyah) atau Kekhalifahan Bani Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah Rashidun Khulafour, yang memerintah Jazirah Arab dari tahun 661 hingga 750. Dinasti ini dinamai Umayya bin Abd Asi-Shams, kakek buyut dari khalifah Umayyah pertama, juga dikenal sebagai Muawiyah bin Abu Sufyan atau terkadang Muawiyah I. Kekhalifahan Umayyah berusia 90 tahun ketika dimulai. Pada masa pemerintahan Muawiyah. Pemerintahan demokratis di sana menjadi monarkihereditis (kerajaan turun-temurun) setelah Hasan bin Ali memberikan kekhalifahan kepada Muawiyah untuk mendamaikan umat Islam yang membangkang. Muawiyah bin Abi Sufyan berhasil meletakkan dasar pemerintahan Bani Umayyah. Dan pada masa pemerintahan Umayyah, 14 khalifah memerintah.

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Kekhalifahan Umayyah (Arab: , Bani Umayyah) atau Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama di Jazirah Arab (Damaskus) setelah Rashidun Khulafour yang memerintah dari tahun 661 sampai 750. Dinasti ini dinamai Umayya bin Abd Asi-Shams, kakek buyut dari khalifah Umayyah pertama, juga dikenal sebagai Muawiyah bin Abu Sufyan atau terkadang Muawiyah I. Kekhalifahan Umayyah berusia 90 tahun ketika dimulai. Pada masa pemerintahan Muawiyah. Pemerintahan demokratis di sana menjadi monarkihereditis (kerajaan turun-temurun) setelah Hasan bin Ali memberikan kekhalifahan kepada Muawiyah untuk mendamaikan umat Islam yang membangkang. Muawiyah bin Abi Sufyan berhasil meletakkan dasar pemerintahan Bani Umayyah. Dan pada masa pemerintahan Umayyah, 14 khalifah memerintah.

Mengapa Ada Beberapa Khalifah Bani Umayyah 1 Yang Terkenal

Bab II Pembahasan Bani Umayyah I A. Situasi Politik Umat Islam Pasca Wafatnya Ali Bin Abi Thalib Ketika Ali Bin Abi Thalib menjadi Khalifah banyak terjadi pemberontakan. Mereka didukung oleh Muawiya bin Abu Sufyan (yang saat itu menjabat sebagai gubernur di Damaskus, Suriah) dan beberapa mantan pejabat tinggi yang diberhentikan oleh Ali bin Abi Thalib. Di sini indikasi fitnah atau perang saudara muncul karena Muawiyah berusaha membalas dendam atas kebijakan Utsman (keponakannya) dan Ali. Ketika Ali dan pasukannya meninggalkan Kufah menuju Suriah, mereka bertemu dengan pasukan Muawiya di tepi hulu Efrat, Shifin. Ada perang yang disebut Perang Shiffin. Pertempuran itu tidak meyakinkan, menyebabkan jalan buntu yang akhirnya berujung pada tahakim atau arbitrase. Ada dua arbiter atau arbiter dalam Tahkim ini. Mediator di pihak Ali adalah Abu Musa al-Asyari (gubernur Kufah), sedangkan mediator di pihak Muawiyah adalah Amr ibn al-Ash. Namun, Tahkim tetap tidak menyelesaikan masalah. Menurut Ibnu Khaldun, pasca fitnah antara Ali Muawiyah, jalan yang ditempuh adalah jalan kebenaran dan ijtihad. Mereka berperang bukan untuk menyebarkan kejahatan atau menimbulkan permusuhan, melainkan sebatas perbedaan ijtihad dan saling menyalahkan untuk berperang. Meskipun Ali benar, Muawiya tidak bertindak berdasarkan kejahatan, dia berkomitmen pada kebenaran. Partai Ali terpecah menjadi dua faksi, Khawarij (orang-orang yang meninggalkan barisan Ali sekaligus menentang Tahkim) dan Syiah (pengikut setia Ali). Sedangkan Muawiyah mengambil strategi dengan menaklukkan Mesir dan mengangkat Amr ibn al-Ash sebagai khalifah di sana. Dengan demikian, pada akhir pemerintahan Ali, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik; Muawiyah, Syiah dan Khawarij. Kemunculan Khawarij semakin melemahkan partai Ali, sementara Muawiyah justru semakin kuat. Muawiyah

Baca Juga  Tuliskan Tiga Manfaat Melakukan Salat

Kemajuan Pada Masa Dinasti Umayyah

Dideklarasikan Khalifah di Yerusalem (660). Ali kemudian meninggal karena dibunuh oleh Ibnu Mulzam, seorang anggota Khawarij (661). B. Pengangkatan Hasan bin Ali sebagai Khalifah Setelah kematian Ali, jabatan khalifah dialihkan kepada anaknya Hasan bin Ali. Hasan diangkat oleh para pengikutnya (Syiah) yang masih setia kepada Kufah. Namun penunjukan ini hanyalah sebuah eksperimen tanpa dukungan yang kuat. Hasan menjabat sebagai khalifah hanya beberapa bulan. C. Peralihan Kekuasaan dari Hasan kepada Muawiya Pada tahun 661 M (41 H) terjadi perpindahan kekuasaan dari Hasan bin Ali kepada Muawiya bin Abi Sufyan. Namun dengan sangat bijak dia berkata: Aku tidak tega kamu dibunuh karena perebutan kekuasaan, inti kekuatan bangsa Arab ada di tanganku. Kalau saya mau damai mereka siap damai dan kalau saya mau berperang mereka siap perang. Tetapi saya tidak menginginkan perang, karena saya menginginkan perdamaian. Penyerahan dilakukan di kota Kufah, kota pelabuhan yang makmur di Teluk Persia. Peristiwa ini dikenal dengan Amul Jamaah dalam sejarah Islam. Dengan demikian, Muawiyah menjadi khalifah yang sah dan mendirikan pemerintahan Daulah Umayyah sebagai dinasti Islam pertama yang berkuasa. D. Kewenangan Muawiyah dan Penunjukan Yazid bin Muawiyah Muawiyah mengawali suksesi kepemimpinan anaknya Yazid bin Muawiyah dari generasi ke generasi ketika ia mewajibkan seluruh rakyat untuk beriman. Mereka bermaksud meniru monarki Persia dan Bizantium. Ia tetap menggunakan kata khalifah, namun ia memberikan definisi baru untuk memuliakan jabatan. Dia memanggilnya Khalifah Allah, yang berarti seorang penguasa yang ditunjuk oleh Allah. Ekspansi

Dinasti ini terus berlanjut setelah berhenti pada masa pemerintahan Khalifah Usman dan Ali. Hal ini karena Muawiyah dianggap tidak taat pada ketentuan perjanjian dengan Hasan bin Ali saat naik tahta, yang menyebutkan bahwa masalah pergantian pemimpin setelah Muawiya diserahkan kepada pemilihan kaum muslimin. Pengumuman pengangkatan putranya sebagai Putra Mahkota menyebabkan munculnya gerakan oposisi di kalangan masyarakat, yang mengakibatkan beberapa perang saudara yang terus menerus. Ketika Yazid naik tahta, beberapa tokoh terkemuka di Madinah menolak untuk menyatakan kesetiaan mereka kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat kepada gubernur Madinah, mendesak penduduk untuk berjanji setia kepadanya. Dengan cara ini semua kecuali Hussain bin Ali dan Abdullah bin Zubair terpaksa menyerah. Pada saat yang sama, kaum Syiah sedang berkumpul kembali. Husain memulai perang melawan Bani Umayyah pada tahun 680 M. Dia pindah dari Makkah ke Kufah karena penipuan Syiah di Irak. Kaum Muslim di wilayah itu tidak mengakui Yazid, yang mempermalukan Husain dalam pertempuran yang tidak setara di Karbala dekat Kufah dan mengangkatnya sebagai khalifah. Tentara Husain dan seluruh keluarga dikalahkan dan Husain sendiri terbunuh. e. Pemerintahan Abdul Malik, Al-Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz, Yazid bin Abdul Malik, Hisyam bin Abdul Malik Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus melambangkan era baru kekaisaran dengan selamanya mengubah pusat Arab , yaitu Madinah yang merupakan pusat agama dan politik kota kosmopolitan. Dari kota inilah Kerajaan Bani Umayyah terus memperluas kekuasaan Islam dan membangun pemerintahan pusat yang kuat serupa dengan Kerajaan Arab. Ekspansi yang berhasil pada masa Muawiya: Tunisia, Khurasan hingga Sungai Oxus, Afghanistan hingga Kabul, penggerebekan di ibu kota Bizantium (Konstantinopel). Kemudian ekspansi

Baca Juga  Nama Dataran Rendah Di Kalimantan

Di timur dilanjutkan oleh Khalifah Abdul Malik yang mampu menaklukkan Balkh, Sindh, Khawarizm, Ferghana, Samarkand dan India. Ekspansi barat dilanjutkan pada masa al-Walid ibn Abdul Malik dengan melakukan ekspedisi militer dari Afrika Utara ke barat daya benua Eropa. Wilayah lain yang berhasil ditaklukkan adalah Al-Jazir, Maroko, ibu kota Spanyol (Cordova), Seville, Elvira, dan Toledo. Perancis diserang pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Selain itu, wilayah Islam meliputi Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Palestina, Jazirah Arab, Irak, dan sebagian Asia Tengah. Bani Umayyah melakukan banyak layanan pembangunan di berbagai bidang. Muawiya mendirikan layanan pos, mengorganisir angkatan bersenjata, mencetak uang, dan posisi qadi (hakim) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Abdul Malik bin Marwan adalah khalifah yang pertama kali menciptakan mata uang dinar dan menorehkan ayat-ayat Alquran di atasnya. Ia melakukan reformasi dalam administrasi pemerintahan dan menerapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, panti asuhan untuk penyandang cacat, jalan raya, pabrik, gedung pemerintah dan masjid yang indah dibangun. Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengutamakan pembangunan dalam negeri, prestasinya antara lain menjalin hubungan baik dengan kelompok Syiah, memberikan kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai keyakinannya, menurunkan pajak, dan mengangkat status mawali (non-Arab) di kalangan Muslim Arab. . Karena kesuksesan dan keteladanannya, Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai Khalifah kelima setelah Ali Bin Abi Thalib. Dalam bidang ilmu atau pendidikan, ruang lingkup ilmunya tentang teologi dan agama, seperti kompilasi Al-Qur’an pada masa Utsman yang disusun oleh Abu Bakar melegitimasinya. Di bidang sastra, muncul penyair-penyair terkenal seperti Umar bin Abi Rabi’ah, Tuwais, Ibnu Surah dan Al-Garid. Sepeninggal Umar bin Abdul Aziz, Khalifah Bani Umayyah memerintah di bawah Yazid bin Abdul Malik (720-724 M). Sayangnya, penguasa ini menyukai kemewahan dan tidak terlalu memperhatikannya

Baca Juga  Jawa Bugis Batak Betawi Merupakan Keberagaman Yang Dilihat Dari

Nyawa orang. Masa ini begitu bergejolak sehingga rakyat menyatakan konflik terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul Malik. Masalah berlanjut hingga kekhalifahan Hisham bin Abdul Malik. Pada saat itu juga muncul kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan ini datang dari Bani Hasim, didukung oleh faksi Mawali, dan merupakan ancaman yang paling serius. Memang Hisham bin Abdul Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Namun, gerakan oposisi begitu kuat sehingga para khalifah tidak dapat mematahkannya. Setelah kematian Hisyam, Khalifah Bani Umayyah yang baru muncul menjadi lemah tetapi korup secara moral. Hal ini semakin memperkuat kelompok oposisi, hingga akhirnya pada tahun 750 M. Daulah Umayyah digulingkan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani, Marwan bin M. al-Himar, khalifah terakhir Bani Umayyah, mengungsi ke Mesir. ditangkap

Perkembangan Pemikiran Hukum Islam Masa Bani Umayyah

Khalifah pertama bani umayyah adalah, biografi bani umayyah, sejarah bani umayyah lengkap pdf, nama nama khalifah bani umayyah, khalifah dinasti umayyah, 14 khalifah bani umayyah, sejarah tentang bani umayyah, khalifah bani abbasiyah yang terkenal, khalifah bani umayyah yang terkenal, bani umayyah 1, 5 khalifah bani umayyah yang terkenal, khalifah bani umayyah