Hewan Yang Tidak Bertulang Belakang Dinamakan – Kukang Kayan (Nycticebus kayan Munds, Nekaris & Ford, 2013) merupakan primata strepsirrhine dan salah satu spesies kukang yang hidup di dataran tinggi Kalimantan bagian utara dan tengah. Spesies ini awalnya dianggap sebagai bagian dari populasi kukang Kalimantan (N. menagensis) hingga tahun 2013, namun penelitian yang dilakukan terhadap spesimen museum menunjukkan bahwa wajah kedua spesies tersebut berbeda, sehingga membantu membedakan kedua spesies kukang tersebut. Perbedaan tersebut antara lain terlihat pada tingginya kontras warna gelap dan terang pada wajah serta bentuk dan lebar garis wajah.

Nama spesies ini diambil dari Sungai Cayan yang mengalir melalui habitat aslinya di Kalimantan. Seperti burung lainnya, spesies nokturnal dan herbivora umumnya memakan serangga, pohon, nektar, dan buah-buahan, serta memiliki gigitan berbisa, kemampuan khusus yang membedakan mereka dari karnivora lainnya. Meski belum dievaluasi oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), namun spesies tersebut diperkirakan tergolong spesies dengan status rentan, atau mungkin masuk dalam kategori risiko lebih tinggi ketika status konservasinya dinilai. Kelangsungan hidup spesies ini sangat terancam oleh kepunahan dan perdagangan satwa liar ilegal.

Hewan Yang Tidak Bertulang Belakang Dinamakan

N. Kayan merupakan salah satu spesies primata strepsirrhine dan spesies kukang (genus Nycticebus) dalam famili Lorisae. Spesimen museum ini sebelumnya diklasifikasikan sebagai kukang Kalimantan (Nycticebus menagensis), pertama kali diidentifikasi oleh naturalis Inggris Richard Lydekker pada tahun 1893 dengan nama Lemur menagensis.

Warta Maret 2017 By Perhimpunan Herpetologi Indonesia

Pada tahun 1939, Reginald Innes Pocock menulis review spesies Nycticebus yang telah dipublikasikan, dan menyimpulkan bahwa semua kukang hanya satu spesies saja, yaitu N. Coucang.

Pendapat ini bertahan selama lebih dari 30 tahun, hingga tahun 1971 ketika Colin Groves percaya bahwa N. pygmaeus adalah spesies yang sama sekali berbeda, dan bahwa N. Coucang terdiri dari empat subspesies terpisah; Salah satunya adalah N.C. Menagensis.

Pada tahun 2006, kukang Kalimantan dipulihkan sebagai spesies terpisah dengan nama N. Menagensis, setelah analisis molekuler menunjukkan bahwa kukang tersebut berbeda secara genetik dengan N. Coucang.

Baru-baru ini, penelitian yang dilakukan terhadap berbagai spesimen museum dan foto N. menagensis menemukan bahwa dua taksa yang dulunya merupakan subspesies kini telah dikembalikan ke tingkat spesies, yaitu N. bancanus dan N. borneanus. Selain itu, diketahui adanya spesies baru yaitu N. Kayan yang dinilai berbeda dengan subspesies bernama N. Menagensis dan dua taksa sebelumnya.

Baca Juga  Jelaskan Mengapa Kita Harus Menghormati Dan Mematuhi Kepada Orang Tua

Perbedaan Hewan Vertebrata Dan Invertebrata

Analisis yang dilakukan terhadap pola warna wajah menunjukkan bahwa secara genetik, N. Kayan berbeda dengan N. Menagensis dan N. Borneanus melalui spesiasi simpatrik (perbedaan evolusi organisme dalam wilayah geografis yang sama), sedangkan batasan geografis menyebabkan perbedaan dengan N. Bancanus ( alopatrik.spesialisasi).

Nama N. kayan diambil dari nama Sungai Kayan yang mengalir melalui habitat alami dekat Peleben, di mana terdapat spesimen kukang.

Holotipe spesies ini adalah nomor spesimen AMNH 106.012 yang awalnya dikoleksi oleh Baron V. von Plessen dekat Peleben di Provinsi Kalimantan Timur dan disimpan di American Museum of Natural History (AMNH) di New York. Holotipe terdiri dari kulit dan tengkorak laki-laki dengan panjang kepala-ke-tubuh 257,3 mm (10,1 in).

Hewan ini juga memiliki rhinarium (permukaan telanjang dan lembab di sekitar lubang hidung) dan wajah datar lebar dengan mata besar.

Simbiosis, Hubungan Yang Unik Di Ekosistem

Seperti N. menagensis dan semua spesies kukang Kalimantan, N. cayan tidak memiliki gigi seri atas, yang berbeda dengan spesies kukang lainnya.

Pada tungkai depan, jari kaki kedua lebih kecil dari jari lainnya; Sedangkan jempol kaki belakangnya mengarah ke arah yang berlawanan dengan kaki lainnya, sehingga menambah kekuatannya dalam menggenggam dahan pohon. Jari kaki kedua pada kaki belakang mempunyai kuku melengkung yang berfungsi untuk menggaruk dan menyisir badan, sedangkan kuku lainnya lurus.

N. Kayan juga memiliki seperangkat gigi depan bawah yang disebut gigi sisir, juga digunakan untuk menyisir bulu, sama seperti primata lemur lainnya.

Di sisi siku terdapat pembengkakan kecil yang disebut kelenjar brakialis; Kelenjar ini mengeluarkan racun bening, tajam, dan berminyak yang digunakan untuk pertahanan diri. Racun atau racun ini dioleskan pada gigi sisir, sebelum kukang menggigit musuhnya.

Birds Watching #2

Ciri-ciri wajah N. Kayan berbeda dengan kadal Kalimantan lainnya, dan digunakan untuk identifikasi. Pertama, pola lingkaran hitam di sekitar mata biasanya berbentuk bulat atau meruncing di bagian atas (tidak buram atau tepinya buram); Meskipun bagian bawah melampaui lengkungan zygomatik (lengkungan tulang pipi), terkadang pola ini juga meluas hingga rahang bawah. Kedua, pita pucat di antara mata umumnya berbentuk seperti bola lampu, berbeda dengan spesies terkait yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Selain itu, pita pucat di depan telinganya biasanya berukuran sedang, sedangkan spesies kukang Kalimantan lainnya memiliki pita pucat yang sempit atau sebaliknya lebar. Dibandingkan dengan N. Menagensis, corak wajah N. Kayan lebih kontras antara hitam dan putih, telinga ditumbuhi rambut panjang, sedangkan telinga N. Menagensis tidak. Secara keseluruhan, bulu-bulu pada tubuh N. cayenne lebih panjang dan halus dibandingkan dengan bulu-bulu pada N. menageensis.

Baca Juga  Sinonim Klasifikasi

Dari beberapa spesimen diketahui bahwa N. Kayan memiliki panjang sekitar 273,4 mm (10,8 in) dan berat sekitar 410,5 g (0,9 lb).

N. Kayan banyak ditemukan di Kalimantan bagian utara dan tengah. Jangkauannya meluas ke selatan hingga Mahakam di Kalimantan Timur dan Sungai Rajang di barat di Sarawak, utara hingga selatan Gunung Kinabalu di Sabah, Malaysia. Meski jenis ini tidak ditemukan di sepanjang pantai, namun sebarannya meluas dari timur hingga barat di tengah Kalimantan. Daerah sebarannya tumpang tindih dengan sebaran N. menagensis di Kalimantan Timur dan Sabah,

Selain itu, spesies ini memiliki gigitan yang beracun, ciri khas yang membedakannya dengan kukang lainnya. Racun ini dihasilkan dengan menjilati kelenjar brakialis di siku, dan mencampurkan sekresi kelenjar dengan air liur akan mengaktifkan racun tersebut. Gigitan racun ini digunakan untuk melindungi diri dari ancaman predator, dan racun tersebut juga disebarkan pada rambut pada saat kukang menyisir tubuh anak-anaknya sebagai bentuk perlindungan terhadap anak-anaknya. Saat terancam, burung nasar akan menjilat kelenjar brakialis dan menggigit penyerangnya, menyebarkan racun ke dalam luka gigitan. Kukang terkadang menolak gigitannya, sehingga racunnya bisa menembus dengan baik.

Pengertian Hewan Avertebrata: Ciri, Klasifikasi Jenis Dan Contohnya

Pola wajah membantu burung nasar mengenali lawan jenisnya, dan juga berfungsi sebagai taktik untuk menakuti pemangsa dengan membuat mata mereka lebih besar dari ukuran sebenarnya.

Status Nycticebus cayan belum dievaluasi oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), sedangkan N. menagensis ditetapkan sebagai spesies dengan status “rentan” pada tahun 2008.

Karena N. menagensis telah terpecah menjadi empat spesies berbeda, setiap spesies baru berisiko tinggi mengalami kepunahan. Oleh karena itu, masing-masing spesies tersebut diharapkan setidaknya mendapat status “rentan”, meskipun ada kemungkinan beberapa spesies dapat digolongkan berisiko tinggi.

Antara tahun 1987 dan 2012, 1/3 hutan di Kalimantan hancur, sehingga kelangsungan hidup suku N. Kayan semakin terancam. Perdagangan satwa liar ilegal juga merupakan ancaman besar terhadap habitat spesies satwa liar ini;

Aqiqah Murah Di Kota Semarang

Bagian tubuh kukang biasanya dijual untuk dijadikan obat tradisional. Selain itu, beberapa video viral di YouTube juga membantu mempromosikan perdagangan hewan peliharaan eksotik.

Baca Juga  Kegiatan Apa Yang Dilakukan Oleh Orang-orang Pada Kedua Gambar Tersebut

Namun Tumbuhan dan Satwa Liar Dalam Bahaya Kepunahan (CITES) 1.1. Protozoa 2. Porifera 3. Coelenterata 4. Plathelminthes 5. Nemathelminthes 6. Anlida 7. Mollusca 8. Arthropoda 9. Echinodermata

Secara garis besar hewan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu vertebrata dan invertebrata. Vertebrata merupakan kelompok hewan yang mempunyai hewan bertulang belakang, sedangkan invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki hewan bertulang belakang.

Pada artikel kali ini kita akan fokus membahas invertebrata mulai dari klasifikasi, file, dan sistem pencernaannya. Untuk informasi selengkapnya mengenai kelompok invertebrata, simak pembahasannya di bawah ini!

In Vertebra Ta

Invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak mempunyai tulang punggung. Menurut modul kajian Taksonomi Invertebrata Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, populasi hewan invertebrata mencapai 95% dari hewan yang diketahui.

Invertebrata adalah kelompok hewan yang sangat besar dan terdapat sekitar 12 juta spesies yang hidup. Kupu-kupu, semut, laba-laba, lebah, bintang laut, dan siput adalah beberapa contoh hewan invertebrata.

Ciri-ciri invertebrata yang paling penting dan membedakannya dengan kelompok lain adalah tidak memiliki duri. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri hewan invertebrata:

Klasifikasi hewan adalah pengelompokan hewan berdasarkan kesamaan ciri-ciri yang dimilikinya. Tujuan pengelompokan adalah untuk mempermudah objek penelitian, membandingkan dan memudahkan dalam mempelajari makhluk hidup.

Sering Disangka Keturunan Dinosaurus, Ini Fakta Unik Hewan Komodo

Menurut laman Universitas Medan Area, sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan sistem peredaran darah pada hewan invertebrata lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Selain itu, sistem morfologi invertebrata lebih sederhana.

Dalam taksonomi makhluk hidup, invertebrata termasuk dalam kingdom animalia. Setelah kingdom, terdapat filum atau divisi yang terdiri dari 9 kelompok seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Plathelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, invertebrata dibagi menjadi 9 filum atau divisi. Dilansir dari modul pembelajaran berjudul Taksonomi Invertebrata, berikut pembahasan mengenai filum invertebrata.

Protozoa adalah organisme bersel tunggal yang hidup di avi dan bereproduksi secara aseksual atau vegetatif melalui pembelahan. Filum Protozoa terbagi menjadi 4 kelas, yaitu:

Kd 3.9 Animalia

Porifera merupakan hewan pembentuk pori-pori yang hidup di laut yang bentuknya seperti tumbuhan berpori atau tabung yang menempel di dasar laut. Filum porifera terbagi menjadi 3 kelas, antara lain:

Plathelminthes adalah cacing yang merupakan hewan berbentuk cacing dengan tubuh pipih, beruas-ruas, dan umumnya hidup di sungai, laut, danau atau sebagai parasit dalam tubuh organisme lain. Berikut beberapa kelas dalam filum Plathelminthes:

Filum Anlida merupakan cacing gelang, yaitu cacing yang tubuhnya terdiri atas sistem organ mirip gelang dengan sistem peredaran darah tertutup. Filum Annelida

Hewan bertulang belakang, hewan tidak bertulang belakang, hewan yang tidak bertulang belakang, hewan yang tidak bertulang, ciri hewan bertulang belakang, hewan yang bertulang, gambar hewan tidak bertulang belakang, contoh hewan yang tidak bertulang belakang, gambar hewan yang bertulang belakang, gambar hewan bertulang belakang, hewan bertulang, contoh hewan tidak bertulang belakang