Berikut Tari Yang Bukan Berasal Dari Sulawesi Tengah Adalah – Artikel ini membahas tentang tari Paduppa sebagai salah satu tradisi lokal Bugis-Makassar yang sering ditampilkan untuk menyambut pengunjung. Pembahasan terfokus pada sejarah tari Paduppa, hakikatnya, relevansinya dengan kehidupan, serta nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal tari Paduppa. Konon dulunya tarian ini ditarikan oleh para raja pada acara resepsi adat dan pernikahan. Namun dalam perkembangannya, tari Paduppa dapat dibawakan pada acara apa saja dan bebas bagi siapapun (wanita) untuk menarikannya. Tarian Paduppa diiringi musik yang berbeda-beda, dibawakan oleh para wanita yang mengenakan pakaian bodo, serta tindakan menabur padi untuk menunjukkan rasa hormat kepada para tamu.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang didasarkan pada studi literatur, dengan cara mengkaji buku-buku dan artikel ilmiah yang ada sebagai informasi untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai masalah yang akan diteliti.

Berikut Tari Yang Bukan Berasal Dari Sulawesi Tengah Adalah

Warna-warni budaya dan tradisi Indonesia karena keberagaman dan keunikannya membuktikan bahwa negara Indonesia adalah negara yang majemuk. Berbagai macam kebudayaan yang dimiliki suatu negara, baik tradisi, nilai budaya maupun adat istiadatnya mempunyai identitas dan keunikan tersendiri. Kebudayaan tentunya sangat erat hubungannya dengan masyarakat, karena masyarakatlah yang menciptakan dan mewarisi kebudayaannya sendiri.

Asal Usul Tari Jaipong, Tarian Khas Jawa Barat Yang Sarat Makna

Sulawesi Selatan merupakan sebuah wilayah di bagian timur Indonesia. Secara geografis berbatasan dengan Selat Makassar di barat, Laut Kembang di selatan, Teluk Bone di tenggara, dan Provinsi Sulawesi Tengah di utara.Pegunungan dengan ketinggian berbeda-beda membentuk dataran Bone, Maros, Enrekang. dan wilayah Toraja. Kondisi topografi alam wilayah Sulawesi Selatan mempengaruhi berbagai budaya dan suku yang ada.

Sulawesi Selatan dengan kekayaan budayanya berasal dari empat suku asli yaitu Bugis, Makassar, Toraja, dan Mamasa. Setiap rumpun suku yang tinggal di Sulawesi Selatan tentunya mempunyai perbedaan budayanya masing-masing. Suku Bugis merupakan suku terbesar di Sulawesi Selatan yang bermukim di Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Sinjai, Sidenreng Rappang, Barru, Pinrang dan Pare-Pare. Sedangkan Kepulauan Pangkajene dan Bulukumba merupakan daerah peralihan yang juga dihuni oleh marga Makassar.[2] Sulit memisahkan kedua keluarga ini sehingga sering disebut Bugis-Makassar.

Baca Juga  Bahasa Inggris Nama Hari Senin Sampai Minggu

Kebudayaan adalah ciptaan ciptaan manusia. Kebudayaan lahir dan tumbuh subur di tengah komunitas pendukungnya. Pada umumnya kebudayaan lahir dari kesenian lokal beberapa masyarakat. Tak terkecuali Sulawesi Selatan, masih banyak jenis kesenian daerah yang masih bisa dinikmati hingga saat ini, antara lain Mappadendang Ogi, Ma’badong, Tari Pagellu, Genrang Ogi, Gandrang Bulo, Upacara Mappande Banua, Seruling Bulatta, Upacara Adat Gaukang, dan masih banyak lagi. . . upacara, tarian dan permainan. Dari seluruh kearifan lokal yang ada, justru yang memperkaya khazanah tradisi, sehingga memunculkan nilai-nilai dan kepercayaan sosial yang menarik. Salah satu tradisi lokal yang sering disaksikan pada pembukaan suatu acara adalah tari Paduppa. Tari Paduppa sebagai tarian tradisional suku Bugis-Makassar yang identik dengan penyambutan tamu mempunyai sejarah, nilai-nilai kearifan lokal serta arti pentingnya bagi kehidupan yang akan dibahas lebih lanjut pada artikel kali ini.

Tari merupakan suatu bentuk gerak selain senam, pencak silat, akrobat, atau pantomim. Sebagai suatu seni, tari mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan seni lainnya. Tarian pada umumnya mempunyai aspek gerak, irama, keindahan dan ekspresi. Selain itu, tari mempunyai unsur ruang, tenaga dan waktu. Ruang mengacu pada posisi, level, dan jangkauan.[3] Posisi mengacu pada arah menghadap dan arah bergerak. Arah menghadap, misalnya depan ke depan, ke belakang, siku kanan, dan miring ke kiri, arah gerakan misalnya ke depan, ke belakang, berbelok, atau zigzag. Tingkatan berkaitan dengan tinggi rendahnya posisi duduk dan tinggi rendahnya dengan posisi kaki berjinjit atau dengan melompat-lompat. Rentang mengacu pada gerakan panjang atau pendek, gerakan besar atau kecil.[4] Tenaga dalam seni tari sangat diperlukan karena dengan tenaga maka tari yang ditampilkan akan lebih kreatif, sedangkan penghayatan dan pemaknaan juga sangat diperlukan.

Rumah Adat Sulawesi Tengah (gambar, Nama, Penjelasan)

Tari merupakan salah satu bentuk ekspresi pertunjukan yang sudah ada sejak lama atau sudah ada sejak zaman dahulu dan berkembang hingga saat ini. Pada masa lampau seni tari telah menjadi bagian terpenting dalam berbagai ritual dalam kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan siklus hidup manusia dalam melestarikan kehidupan manusia. Suatu hubungan yang etis khususnya terhadap individu, serta sebagai ungkapan rasa syukur, penolakan terhadap ancaman bahaya supranatural, dari luar dan lingkungan sekitar, serta sebagai pengakuan bahwa yang bersangkutan telah menjadi warga negara baru di lingkungannya. lingkungan sosial, misalnya menari dalam upacara kelahiran, khitanan, perkawinan, dan kematian.[5] Penjelasan di atas sesuai dengan pendapat Soedarsono yang mengungkapkan bahwa dalam lingkungan sosial Indonesia yang masih kental nilai-nilai kehidupan agraris, sebagian besar pertunjukan tari mempunyai fungsi ritual. Fungsi ritual tidak hanya berkaitan dengan peristiwa dan kehidupan yang dianggap penting, misalnya kelahiran, potong gigi, potong rambut pertama kali, turun ke dunia, khitanan, perkawinan dan kematian, berbagai kegiatan yang dianggap penting juga memerlukan seni pertunjukan, seperti seperti berburu, menanam padi, memanen, bahkan hingga persiapan perang.

Baca Juga  Energi Hasil Dari Katabolisme Selalu Disimpan Dalam Bentuk

Oleh karena itu, fungsi, peran dan jenisnya juga berkaitan dengan masyarakat dan budaya setempat. Bahkan dalam perkembangannya seni tari dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Fungsi dan peranan tari sebagai suatu kegiatan, tari mempunyai beberapa fungsi yaitu tari sebagai sarana upacara, tari sebagai hiburan, tari sebagai media sosial, tari sebagai saluran terapi, tari sebagai media edukasi. , menari sebagai pertunjukan. , dan seni tari sebagai sarana penyucian spiritual.

Sebagaimana disebutkan dalam kitab karya Cristian Pelras, bahwa pada zaman dahulu masyarakat zaman dahulu menghibur diri dengan menyanyi dan menari, walaupun kadang-kadang menarikan tarian sere di Maloku, namun, belum ada teks pasti tentang bagaimana tarian tradisi tersebut dilakukan, khususnya mengenai naskah bacaan berirama. seperti tradisi Masurian di Galia. Hal ini menjadi bukti bahwa tarian tersebut telah ada sejak berabad-abad sebelum abad ke-20.[6] Bagi masyarakat Bugis-Makssar khususnya, terdapat berbagai jenis tarian seperti tari Gandrang Bulo, tari Pakarena, tari Ma’badong, tari Pa’gellu, tari kipas dan tari Paduppa.[7] Jenis tari yang disebut terakhir ini merupakan tari asli Bugis Makassar yang ditampilkan untuk penyambutan seseorang, dalam pesta adat atau acara formal dan informal. Tarian paduppa biasanya dibawakan oleh banyak orang dengan diiringi musik tradisional Bugis-Makassar.[8] Pertunjukan tari paduppa yang dulunya bersifat sakral, namun seiring perkembangan zaman mulai diadakan, mulai dari acara kecil hingga acara nasional bahkan ditampilkan dalam pertunjukan internasional.

Tarian Paduppa merupakan salah satu tarian yang sangat indah dipandang dan mempunyai banyak makna, namun tidak semua orang mengetahuinya karena pengertian dari tari Paduppa berbeda-beda disetiap tempat. Selain itu tarian ini juga menggunakan bossara, [10 ] sebagai alat pelengkap yang digunakan untuk menampilkan tarian ini dengan cara menabur padi. ​​Pengetahuan masyarakat tentang tari Paduppa masih kurang terutama dikalangan remaja masa kini. Era modern dengan kecanggihan teknologi menjadikan tari tradisional mulai ditinggalkan oleh tarinya. Kita sebagai pewaris atau pelestari identitas budaya dari tarian itu sendiri harus melestarikan tarian tradisional tersebut sebagai bagian dari kearifan lokal.

Berikan Penampilan Kesenian Dan Suara Anak, Anak Binaan Di Lpka Palu Sukseskan Perayaan Hari Anak Tingkat Kota Palu

Tarian Paduppa pada mulanya digunakan untuk melayani tamu istimewa raja dan tamu agung hanya pada pesta adat dan perkawinan. Bahkan tarian ini hanya boleh dibawakan oleh wanita keturunan bangsawan. Namun seiring berjalannya waktu, tarian ini juga ditampilkan dalam acara apa pun, baik penyambutan tamu, khitanan, pernikahan, dan acara lainnya. Apalagi tarian ini bisa dinikmati dan dibawakan oleh siapa saja (perempuan). Tarian ini dibawakan dengan menggunakan pakaian bodo [11] dan segala aksesoris khas pakaian adat Bugis seperti kalung, anting, gelang dan selendang. , karena sebenarnya tari Paduppa berasal dari lagu tersebut. Lagu Onkona Sidendreng merupakan makna dari tari Paduppa,[12] namun pada saat memainkan atau mementaskan tari Paduppa hanya diiringi dengan alat musik saja, tidak di nyanyikan lagu tersebut.

Baca Juga  Selisih Nada Jika Dari Minor Ke Mayor Dinaikkan Adalah

“Kalau di gunung turun hujan, lalu hujan, muaranya banjir, hasilnya kotor, yang kamu simpan itu yang kamu simpan, tidak akan rusak, tidak kotor, dan tidak kusut, tidak sobek. .kainnya lalu dijahit sampai bagus kembali, supaya kelihatan bagus dan tidak sama seperti tampilan pertama”

Kalau kita lihat dari makna lagunya memang tidak ada hubungannya, tapi kita bisa melihatnya dari makna lagunya. Lagu Ongkona Sidenreng mempunyai irama yang ceria, adapun kaitannya dengan kepribadian penari yang membawakan tari Paduppa sambil tersenyum, harapannya agar para tamu yang diterimanya meninggalkan sikap buruk dan kebaikan yang akan datang atau datang dalam kehidupannya. tamu Mengenai kapan tari Paduppa pertama kali diciptakan dan dipentaskan, belum ada sumber yang pasti. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tari Paduppa merupakan tari khas Bugis-Makassar yang sudah berkembang dan dikenal.

Kearifan lokal menurut kamus terbagi menjadi dua kata, yaitu sagu (kebijaksanaan) yang berarti kearifan dan loka (loka) yang berarti lokal, sehingga kearifan lokal dapat diartikan sebagai gagasan lokal yang bijaksana, sarat nilai. yang diyakini dan diikuti oleh masyarakat. . Sartini dalam meneliti kearifan lokal melalui kajian filsafat menganalisis local genius sebagai kearifan lokal.[13] Jadi local genius harus mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:

Permainan Tradisional Sulawesi Selatan Yang Seru Untuk Dimainkan

Setiap daerah tentunya mempunyai budaya yang berbeda-beda dan mempunyai cara tersendiri dalam menjaga keutuhan budayanya agar tetap menjadi local genius, agar menjadi budaya dengan kearifan lokal yang lebih berpengaruh pada masyarakat daerah tersebut. Di masyarakat Bugis-Makassar sendiri banyak terdapat tradisi yang dapat dikaji nilai-nilai kearifan lokalnya, dari upacara adat, musik, permainan tradisional dan berbagai seni tari.

Tari Paduppa merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya dan masyarakat Bugis-Makassar pada khususnya yang tidak dapat dipisahkan dan diwariskan dari generasi ke generasi melalui pengajaran dan pemahaman tentang tari Paduppa. Dalam

Berikut bukan pemanfaatan energi alternatif yang berasal dari energi matahari, berikut ini yang bukan merupakan fungsi dari planetary gear adalah, tari berasal dari jawa tengah, organisasi pemuda yang berasal dari sulawesi, tari yang berasal dari aceh, berikut ini yang bukan penerapan dari sebuah database adalah, berikut yang bukan bahan penjernih air dari bahan alami adalah, tari yang berasal dari bali, tari yang berasal dari jawa tengah, berikut yang bukan kelebihan dari kabel serat optik adalah, tari yang berasal dari timur tengah adalah, tarian yang berasal dari sulawesi selatan