Akibat Ingkar Janji – Janji mudah dibuat tetapi sulit untuk ditepati. Berapa banyak orang tua yang dengan mudah memberikan janji kepada anaknya namun tidak pernah menepatinya? Berapa banyak orang yang dengan enteng berjanji untuk berkencan tetapi tidak pernah menepatinya? Dan berapa banyak orang yang terlilit hutang, namun mengingkari janjinya. Bahkan tidak meminta maaf. Bahkan, Nabi banyak memberikan contoh dalam hal ini, termasuk larangan tegas terhadap ingkar janji kepada orang kafir.

Manusia pasti mempunyai keterikatan dan pergaulan dengan orang lain dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, bila seseorang berakhlak mulia dalam berurusan dengan manusia dan amanah dalam berinteraksi dengan mereka, maka dia akan mendapat derajat yang tinggi dan akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sementara itu, seseorang tidak akan bisa mendapatkan gelar orang yang baik dan jujur, sebelum ia dihiasi dengan akhlak yang terpuji. Dan menepati janji adalah salah satu prinsip moral yang paling terpuji.

Akibat Ingkar Janji

Faktanya, Al-Qur’an telah membahas masalah janji ini dan mendorong serta memerintahkan pemenuhannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Alternatif Judul Skpsi

Inilah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk selalu menepati, menepati dan menepati janji-janji-Nya. Diantaranya adalah janji hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji hamba kepada hambanya, dan janji kepada diri sendiri seperti Nadzar. Ini juga mencakup apa yang digunakan sebagai persyaratan dalam kontrak pernikahan, kontrak penjualan, perdamaian, gencatan senjata, dll.

Seperti yang sudah dijelaskan, menepati janji adalah akhlak yang paling terpuji. Oleh karena itu, tidak heran jika para Rasul yang menjadi teladan umat dan penyampai risalah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada umat dihiasi dengan akhlak mulia tersebut. Inilah Ibrahim Aleihissalam, bapak para nabi dan imam tauhid. Allah Subhanahu wa Ta’ala menggambarkannya sebagai orang yang menepati janjinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Artinya Nabi Ibrahim alaihissalam melakukan segala sesuatu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala uji dan perintahkan kepadanya dari syariat, prinsip-prinsip agama dan cabang-cabangnya.

Dengan kata lain, dia tidak menjanjikan apa pun sampai dia memenuhinya. Termasuk janji-janji yang diucapkannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan manusia. Oleh karena itu, ketika ia berjanji pada dirinya sendiri untuk dengan sabar disembelih oleh ayahnya karena perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia melakukannya karena menaati perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 822 dan 496)

Baca Juga  Apa Saja Yang Termasuk

Wanprestasi: Pengertian, Dasar Hukum Dan Penyebab Hingga Sanksi Dari Gagal Bayar Pinjaman Online

Adapun Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mempunyai andil yang besar dalam hal ini. Sebelum diutus oleh Allah, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikenal sebagai orang yang jujur ​​dan amanah. Maka ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi rasul, akhlak mulia tersebut semakin sempurna dalam dirinya. Sehingga orang-orang kafir pun akan mengaguminya, terutama orang-orang yang mengikutinya dan beriman kepadanya.

Pada tahun keenam Hijrah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan Madinah menuju Makkah untuk menunaikan umrah bersama para sahabatnya. Saat itu Mekkah masih dikuasai oleh kaum musyrik Quraisy. Ketika sampai di Al-Hudaybiyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin dihadang oleh kaum musyrik. Terjadi perundingan antara Nabi dan kaum musyrik. Butir-butir kesepakatan yang disepakati antara lain gencatan senjata selama sepuluh tahun, tidak boleh saling serang, bahwa umat Islam tidak boleh menunaikan umrah tahun ini melainkan tahun depan, yang mana umat Islam merasa sangat keras karena harus membatalkan umrahnya. , dan jika seseorang masuk Islam dari Makkah lalu pergi ke Madinah, maka umat Islam harus mengirimnya kembali ke Makkah.

Pada saat yang sama ketika perjanjian akan ditandatangani, putra Suhail, Quraisy, sang perunding, memeluk Islam dan ingin pergi ke Madinah bersama para sahabat Nabi, sallallaahu alaihi wa sallam. Suhail juga bersabda kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa jika putranya tidak dipulangkan maka ia tidak akan menandatangani akad. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akhirnya menandatangani perjanjian dan memenuhi janjinya. Putra Suhail dikembalikan dan umat Islam harus membatalkan umrahnya. Namun di balik kejadian tersebut sebenarnya ada kebaikan terhadap umat Islam dimana dakwah menyebar dan ada nafas untuk berkumpul kembali. Namun, sebelum perjanjian itu berlaku, orang-orang kafir berkhianat. Akibat pengkhianatan tersebut, mereka harus menghadapi pasukan Islam pada pembukaan kota Makkah (Fathu Makkah) untuk sujud dan menyerah kepada umat Islam. Dengan demikian, markas besar komando Musyrikin jatuh ke tangan kaum Muslimin. Orang-orang juga masuk Islam secara massal. Inilah salah satu buah pemenuhan janji, datangnya pertolongan dan kemenangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Zadul Maad, 3/262)

Baca Juga  Tombol Digunakan Ketika Komputer Mengalami Hang Atau Crash

Alkisah ada seorang sahabat Nabi yang bernama Anas bin An-Nadhr radiyallahu anhu. Ia sangat menyayangkan karena tidak ikut serta dalam Perang Badar bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berjanji jika Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan kepadanya medan perang bersama Nabi, pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melihat pengorbanan yang dilakukannya.

Perbedaan Wanprestasi (ingkar Janji) Dan Perbuatan Melawan Hukum (pmh)

Ketika perang Uhud dimulai, dia berangkat bersama Nabi. Dalam perang ini kaum Muslim berhasil dipukul mundur dan sebagian lagi melarikan diri dari medan perang. Di sinilah janji Anas terbukti. Dia terus maju melewati garis musuh sampai dia terbunuh. Ketika perang usai dan kaum muslimin mencari para syuhada Uhud, jasad Anas bin An-Nadr ditemukan dengan lebih dari 80 luka tusukan, tombak dan anak panah, sehingga tidak ada yang bisa mengenalinya kecuali adiknya. Lalu muncullah ayat Al-Quran.

“Di antara orang-orang beriman ada yang menepati janjinya kepada Allah; kemudian beberapa di antaranya terjatuh. Dan di antara mereka (juga) ada orang-orang yang menunggu dan tidak mengingkari (janjinya) sedikit pun.”

“Dulu kami berumur tujuh, delapan atau sembilan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Lalu dia berkata: “Apakah kamu tidak bersumpah demi Rasulullah?” Lalu kita membuka tangan kita. Lalu seseorang berkata, “Kami berjanji setia kepadamu ya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mengapa kami berjanji setia kepadamu?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Kamu menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, mengerjakan shalat lima waktu, kamu mendengarkan dan menaati (penguasa) – dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan pernyataan yang samar-samar (kemudian berkata), dan kamu tidak melakukannya. menanyakan sesuatu pada orang-orang.”

Burung Unta Dan Singa

Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya sebenarnya melihat cambuk beberapa orang jatuh, tapi mereka tidak meminta siapa pun untuk mengambilnya.” (Shahih Sunan Ibnu Majah #2334)

Begitulah besarnya tugas menepati janji di mata generasi terbaik bangsa ini. Karena mereka yakin akan dipertanggungjawabkan janjinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak ada sepatah kata pun yang terucap kecuali ada malaikat perekam di sisinya. Pada hakikatnya, keimanan yang sejati itulah yang akan mewariskan segala perilaku dan perangai terpuji.

Berbeda sekali dengan orang yang hanya bisa memberikan janji-janji manis yang tak kunjung terwujud. Apakah mereka tidak takut akan azab Allah Subhanahu wa Ta’ala karena mengingkari janjinya? Tahukah mereka bahwa ingkar janji adalah kelakuan setan dan orang munafik? Ya, tangisan ini memang terdengar, tapi bagaimana bisa seseorang yang hatinya sudah mati dan dikendalikan oleh iblisnya.

Baca Juga  Fungsi Iringan Tari

Sejak Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam Alayhissalam dan mengagungkannya di hadapan para malaikat, timbullah kebencian dan timbullah api permusuhan dalam diri setan. Apalagi ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknatnya dan mengusirnya dari surga. Setan berjanji untuk menipu manusia dengan menyerang mereka dari berbagai sisi agar dia mempunyai banyak teman di neraka. Setan menggunakan beberapa metode licik. Termasuk membisikkan janji palsu dan mimpi kosong ke dalam hati manusia.

Catatan Ingkar Janji

Pada saat Perang Badar, Setan datang bersama pasukan setannya sambil membawa panji. Dia muncul sebagai seorang laki-laki dari Bani Mudlaj dalam wujud yang bernama Suraqah bin Malik bin Jusyum. Dia berkata kepada orang-orang musyrik:

“Tidak ada orang yang bisa mengalahkanmu hari ini. Dan aku benar-benar pelindungmu.” Ketika kedua pasukan sudah siap berperang, Rasulullah sallallahu alayhi wa sallam mengambil segenggam debu dan memercikkannya ke wajah kaum musyrikin agar mereka lari kembali. Lalu datanglah malaikat Jibril Setan. Ketika iblis melihat Jibril dan saat itu tangannya berada di tangan seorang laki-laki, dia berusaha membebaskannya lalu melarikan diri bersama pasukannya. Pria itu berkata: Setan berkata: “Aku mengerti apa yang tidak kamu lihat.”

“Dan ketika setan membuat mereka memandang baik urusan mereka, dan berkata, “Tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkanmu hari ini, dan sesungguhnya aku adalah pelindungmu.” Kemudian ketika kedua pasukan itu dapat saling bertatap muka (tatap muka), setan berbalik dan berkata: Dan Allah sangat keras hukumannya.”

Menepati janji adalah bagian dari iman. Barangsiapa tidak menepati perjanjiannya, maka tidak ada agama baginya. Demikian pula halnya dengan janji-janji yang nyata, termasuk tanda kemunafikan dan bukti konspirasi yang mengerikan dan patah hati.

Mengenal Cek Kosong: Salah Satu Permasalahan Dalam Penggunaan Surat Berharga

Orang beriman berbeda dengan orang munafik. Saat dia berbicara, dia jujur. Jika dia berjanji, maka dia menepatinya, dan jika dia dipercayakan untuk menjaga perkataan, harta benda, dan haknya, maka dia memenuhinya. Padahal, menepati janji merupakan barometer yang membedakan antara baik dan buruk, mulia dan rendah hati. (Lihat Khutab Mukhtarah, hal. 382-383)

Orang yang membaca sirah (kisah) Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan keturunan Salafush Shalih akan melihat bahwa pemenuhan janji dan perjanjian tidak terbatas pada umat Islam saja. Bahkan melawan lawan. Banyak sekali perjanjian-perjanjian yang dilakukan antara Rasulullah dengan ahli kitab kafir dan musyrik, beliau tetap sallallaahu.

Master ingkar janji, audy janji diatas ingkar, kata ingkar janji, ingkar janji kepada allah, kata bijak ingkar janji, menu kopi ingkar janji, janji diatas ingkar lirik, chord janji diatas ingkar, ingkar janji, lagu janji diatas ingkar, rajawali ingkar janji, janji diatas ingkar